Menghijaunya Daratan Es di Antartika karena Pemanasan Global
Ilustrasi penguin di Benua Antartika (Photo by Danielle Barnes on Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Jika biasanya Benua Antartika terselimuti salju, namun kini daratan es itu dihiasi warna hijau. Ini bukanlah aksi vandalisme, melainkan kemunculan tumbuhan hijau berjenis algae di sejumlah permukaan eh yang mencair.

"Banyak orang berpikir Antartika hanyalah salju dan penguin. Faktanya ketika Anda melihat-lihat pinggiran ada banyak kehidupan tanaman," ungkap peneliti utama dari Universitas Cambridge, Dr. Matt Davey seperti dikutip dari CNN Internasional, Jumat 22 Mei.

Antartika adalah rumah bagi beberapa jenis ganggang yang tumbuh di area salju yang lembab dan menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Para ilmuwan dari Universitas Cambridge dan Survei Antartika Inggris telah membuat peta skala besar pertama tumbuhan ganggang mikroskopis di semenanjung Antartika, yang diterbitkan pada 20 Mei di jurnal Nature Communications.

Sebagai informasi, tumbuhan ganggang menyediakan tempat penyimpanan karbon terestrial yang penting, kemungkinan akan menyebar ke seluruh benua karena suhu global yang terus meningkat. Para peneliti menggunakan data satelit European Space Agency (ESA) dengan pengukuran dari Ryder Bay, Pulau Adelaide, Semenanjung Fildes, dan Pulau King George di Antartika. 

Diketahui Ganggang yang mekar mengubah permukaan salju berwarna hijau terang di bagian Antartika, yang luar biasa, dapat dilihat dari luar angkasa. Peta baru akan memberikan dasar untuk menilai seberapa cepat Antartika berubah hijau sebagai akibat dari perubahan iklim.

"Ketika Antartika menghangat, kami memperkirakan massa keseluruhan ganggang salju akan meningkat, karena penyebaran ke dataran yang lebih tinggi akan secara signifikan lebih besar daripada hilangnya petak-petak kecil ganggang pulau," terang penulis utama makalah itu, dan seorang peneliti di Universitas Cambridge, Dr Andrew Gray.

Sejatinya ganggang jenis ini biasa ditemukan di pulau-pulau kecil di sekitar Antartika. Munculnya tumbuhan ganggang juga sangat dipengaruhi oleh burung dan mamalia lokal, yang kotorannya berguna sebagai pupuk alami yang bergizi tinggi untuk mempercepat pertumbuhan.

 

Tim peneliti juga menemukan bahwa 60 persen kawasan ganggang hijau ini ditemukan tak jauh dari sarang kawanan penguin. Para peneliti juga telah mengidentifikasi lebih dari 1.600 ganggang hijau, dengan luas area penyebarannya mencapai dua kilometer persegi. 

Ini sama dengan penyerap karbon sekitar 479 ton per tahun, atau setara dengan emisi sekitar 875.000 perjalanan mobil. Tak hanya ganggang berwarna hijau yang ditemukan oleh tim peneliti, beberapa sample alga berwarna merah dan oranye juga telah diambil untuk diteliti lebih lanjut. 

"Tumbuhan ganggang adalah komponen kunci dari kemampuan benua untuk menangkap karbon dioksida dari atmosfer melalui fotosintesis," kata Davey. 

Para peneliti percaya pemanasan global akan semakin meningkatkan pertumbuhan ganggang yang bisa berdampak signifikan pada jumlah karbon karena lebih banyak tumbuhan tersebut menyerap lebih banyak karbon. Lainnya, ternyata ganggang juga berinteraksi dengan spora yaitu jamur dan bakteri, yang menurut Davey bisa menjadi awal dari ekosistem baru.