Akuisisi Newcastle United oleh Pangeran Salman Tersandung Tunangan Jamal Khashoggi
Muhammad bin Salman (Instagram @muhammadbinsalman)

Bagikan:

JAKARTA - Hatice Cengiz, tunangan almarhum jurnalis dan penulis Saudi, Jamal Khashoggi, menyerukan agar Liga Premier Inggris tidak mengizinkan penyelesaian penjualan klub Newcastle United kepada Saudi Public Fund Investment (PIF), yang dibekingi Putra Mahkota Mohammad bin Salman (MbS), karena tangannya ternoda darah tunangannya.

Berita ini datang dalam sebuah artikel yang diterbitkan surat kabar Inggris The Guardian, berjudul: “Rezim Saudi membunuh tunangan saya. Tidak diizinkan membeli Newcastle United."

MbS berusaha memulihkan citra dirinya yang tercemar setelah keterlibatannya dalam pembunuhan Khashoggi di konsulat negaranya di Istanbul. Menurut Cengiz, jika Liga Premier mengizinkan proses tersebut, reputasi mereka akan ternoda selamanya.

Dia menambahkan, kelompok-kelompok hak asasi manusia telah mengutuk upaya sinis kerajaan untuk "mencuci olahraga" dengan pelanggaran hak asasi manusianya.

Dia menunjukkan bahwa selama beberapa tahun terakhir, MbS  telah menghabiskan banyak uang dengan memosisikan dirinya di dunia sebagai modernisator dan reformis. Tetapi penahanan, penyiksaan, dan pembunuhan telah menjadi latar belakang dari semua ini.

"Di antara pelanggaran yang dilakukan rezim ini antara lain adalah yang dilakukan selama perang di Yaman - yang telah menyebabkan PBB membuat tuduhan kejahatan perang yang kredibel. Dan tunangan saya, jurnalis Jamal Khashoggi, menjadi korban rezim pada Oktober 2018," lanjutnya.

Meskipun pemerintah Saudi belum mengonfirmasi minat dan laporan tentang rencana kesepakatan tentang Newcastle United, kelompok-kelompok hak asasi manusia juga memprotes tuduhan yang banyak beredar.

Direktur Amnesty International Britania, Kate Allen berpendapat bahwa ada "pertanyaan serius bagi Liga Premier untuk diatasi" ketika menyangkut kemungkinan MbS, melalui kontrol dana kekayaan negara, menjadi "pemilik manfaat" Newcastle United.

"Apakah kesepakatan ini berjalan atau tidak, kami meminta staf dan penggemar Newcastle United untuk membiasakan diri dengan situasi hak asasi manusia yang mengerikan di Arab Saudi dan bersiap untuk membicarakannya," kata Allen dalam rilis berita 21 April dari Amnesty Britania.

Dia menambahkan, Liga Premier harus menyampaikan penilaian mereka atas catatan hak asasi manusia Arab Saudi jika perjanjian yang dilaporkan itu membuahkan hasil.

Penggemar Newcastle Sambut MbS dengan Meme

Bulan lalu, para penggemar Newcastle United menambahkan bendera Arab Saudi ke Twitter mereka, berbagi meme MbS dan, dalam beberapa kasus, membuat lelucon tentang pelanggaran hak asasi manusia. Hal ini tentunya dilakukan untuk mengantisipasi konsorsium pimpinan Saudi membeli klub kesayangan mereka.

Saudi Public Fund Investment yang dipimpin MbS berada di ambang menyelesaikan kesepakatan pengambilalihan The Maggpies sekitar 368 juta dolar AS atau akan mengontrol 80 persen kepemilikan klub yang bermarkas di St James' Park.

Penggemar Newcastle United semakin tidak sabar dengan pemilik saat ini Mike Ashley, secara teratur meneriakan protes "Ashley Out". Taipan ritel itu kerap dikritik karena kurangnya investasi dan minat pada klub.

Puluhan penggemar merayakan berita pengambilalihan yang direncanakan dengan mengubah profil Twitter mereka untuk menyertakan bendera Saudi dan gambar MBS.

Hari ini, Jumat, 22 Mei, media pemerintah Saudi El Ekhbariya melaporkan, Liga Premier kabarnya mengambil keputusan untuk mengizinkan proses penjualan Newcastle kepada MbS. Namun, baik pihak Liga Premier maupun klub belum mengonfrmasi kabar tersebut.

Saat ini kompetisi Liga Premier masih ditangguhkan di tengah serangan pandemi COVID-19 yang belum mereda. Newcastle berada di posisi ke-13 dari 29 pertandingan yang telah dimainkan.