Mendag Sebut Tren Penjualan Daring Indonesia Meningkat Selama Pandemi COVID-19
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto (Twitter @Kemendag)

Bagikan:

JAKARTA - Pandemi virus corona atau COVID-19 yang terus meningkat kasus positifnya, mengharuskan masyarakat untuk tetap berada di rumah. Karena keterbatasan gerak ini, masyarakat memilih untuk berbelanja kebutuhan melalui e-commerce. Sehingga, penjualan daring meningkat.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, peningkatan transaksi penjualan daring di Indonesia terjadi sejak 2019 dengan nilai 21 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Menurut dia, hal ini adalah peluang yang harus di manfaatkan.

"Ini adalah salah satu peluang. Dengan peningkatan ini, akan meningkatkan perekonomian kita memang beberapa program yang untuk pengutamaan produk dalam negeri. Bergotong-royong ini kuncinya dan peduli," tuturnya, dalam diskusi virtual, Kamis, 21 Mei.

Menurut Agus, Kementerian Perdagangan juga memiliki program kemitraan usaha untuk pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Salah satunya dengan peningkatan akses pasar bagi pelaku usaha dengan forum dagang dan misi dagang lokal.

Agus menilai, dengan berbagai macam kebudayaan yang ada di Indonesia salah satunya produk makanan, bisa dimanfaatkan untuk menjadi komoditas ekspor. Apalagi, jika mengingat ada jutaan warga negara Indonesia yang tersebar di seluruh dunia.

"Kementerian Perdagangan ini punya misi untuk ekspor ke luar negeri. Kenapa? di luar itu banyak sekitar potensi. Sekitar 5 juta orang Indonesia berdiam di luar negeri, bahkan ada potensi juga penjualan e-commerce ini keluar (negeri)," tuturnya.

Lebih lanjut, Agus mengatakan, WNI yang menetap di berbagai negara tersebut pasti akan mengalami homesick atau kerinduan terhadap rumah dan Tanah Airnya. Termasuk produk olahan makanan khas Indonesia.

"Paling tidak dalam setahun dia akan kangen dengan buatan produk Indonesia. Tradisi tahunan tiap tahun misalnya, Lebaran atau hal-hal lainnya. Ini mereka akan kangen dengan produk Indonesia, terutama juga misalnya makanan kan dia juga tidak mudah didapatkan di luar negeri. Semuanya adalah peluang," katanya.

Perlu Fasilitas Internet

Manager Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Indonesia E-commerce Association (IdEA), Rofi Uddarojat mengatakan, peluang untuk membuat produk Indonesia dikenal hingga mancanegara dengan memanfaatkan kemajuan teknologi seperti e-commerce, tidak akan tercapai jika tidak ada dukungan fasilitas infrastruktur yang memadai dari pemerintah.

"Kalau kita berpikir digital tentu harus ada infrastruktur, dalam hal ini internet. Di pelosok-pelosok kita berharap juga," tuturnya.

Rofi menjelaskan, internet adalah penunjang UMKM untuk bisa berjualan daring dan bisa memasarkan produknya. Karena itu, akses internet yang merata di seluruh daerah di Indonesia sangat diperlukan. Sebab, saat ini masih ada ketimpangan antar daerah soal internet.

"Kalau kita berbicara Jawa tidak ada masalah untuk infrastruktur dan logistik. Tetapi kalau berbicara luar Jawa, seperti Kalimantan, Sulawesi dan Papua kita secara logistik masih sangat mahal," jelasnya.

Perilaku Masyarakat Mulai Berubah

Chief Marketing Officer Lazada Indonesia, Monika Rudijono mengakui, adanya peningkatan penjualan pada platform Lazada yang dimulai pada akhir Maret. Hal ini didukung oleh kebijakan pemerintah untuk stay at home dan social distansing.

Lebih lanjut, Monika mengatakan, di beberapa negara yang sekarang sudah tidak menerapkan lockdown, namun perilaku konsumen di negara-negara tersebut justru mengalami perubahan. Hal ini juga yang mungkin terjadi di Indonesia.

"Jadi dari yang tadinya mereka lebih memilih untuk pergi ke toko ritel. Sekarang mereka belanja online karena selain sudah menikmati praktisnya berbelanja online dan juga mereka itu masih ada ketakutan sebenarnya," tuturnya.

Monika menjelaskan, peningkatan penjualan daring saat ini adalah bentuk dari pola perilaku masyarakat Indonesia yang mulai berubah. Seperti di negara-negara lain. Selain karena harus mematuhi anjuran pemerintah untuk tidak keluar rumah, masyarakat sudah mulai nyaman dengan kemudahan berbelanja daring.

"Perubahan ini akan menjadi new normal. Namun tidak semua dalam kapasitas online. Karena kan anak-anak akan kembali ke sekolah, orang-orang juga akan kembali ke kantor dan sebagainya. Tetapi pola belanja online kita melihat memang bisa menjadi sesuatu yang baru bagi masyarakat Indonesia," ucapnya.