Munas Partai Golkar yang Tak Menarik
Logo Partai Golkar saat pelaksanaan Munas X di Hotel Ritz Carlton, Jakarta (Mery Handayani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Mundurnya Bambang Soesatyo dari bursa pencalonan ketua umum Partai Golkar mmembuat gelaran Musyawarah Nasional X Partai Golkar jadi tak menarik. Padahal, Bambang diharapkan bisa membuat perlawanan sengit bagi calon petahana Airlangga Hartarto.

"Sudah tinggal aklamasi saja. Sudah tidak ada yang menarik. Karena kan hanya tinggal membahas formalitas acara yang sudah disiapkan," ujar pengamat politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin saat berdiskusi dengan VOI, Rabu, 4 Desember.

Dengan kondisi seperti ini, aklamasi Airlangga makin tinggi. Malahan, Ujang menilai ini Munas Partai Golkar kali ini dirancang untuk tidak voting dan diciptakanlah aklamasi. Sehingga, gelaran munas ini bisa lebih cepat prosesnya.

Namun, Ujang menilai, mundurnya Bambang menyiratkan adanya kesepakatan di dalamnya. Dia yakin ada kompromi antara Airlangga dan Bambang. Analisisnya, mundurnya Bambang adalah untuk mengamankan jabatannya sebagai Ketua MPR.

"Misalnya dengan mundurnya Bamsoet tidak akan dicopot dari posisinya sebagai Ketua MPR. Namun, perlu diperhatikan, jika kubu Bamsoet tidak diakomodir bisa saja terjadi gejolak dimasa yang akan datang," kata Ujang.

Saat pendaftaran calon ketua umum, ada sembilan orang yang mendaftar. Keesembilan nama itu adalah, Ridwan Hisjam, Ali Yahya, Achamad Annama, Indra Bambang Utoyo, Agun Gunandjar Sudarso, Bambang Soesatyo, Derek Lopatty, Airlangga Hartarto dan Aris Mandji.

Pelaksanaan Munas X Partai Golkar di Hotel Ritz Carlton, Jakarta (Mery Handayani/VOI)

Selain Bambang, Agun Gunandjar Sudarso dan Indra Bambang Utoyo juga ikutan mundur. Sementara calon yang lain, bukan sepadan melawan Airlangga. Kondisi seperti ini membuat juga langkah Airlangga makin mulus melanjutkan kepemimpinannya di partai berlambang beringin ini.

Proses mundurnya Bambang terjadi beberapa jam saat munas akan dibuka pada pukul 19.30 WIB. Bambang mundur sekitar pukul 16.20 WIB didampingi ketua umum Golkar petahana, Airlangga Hartarto serta petinggi Golkar seperti Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dan eks ketum Golkar Aburizal Bakrie (Ical).

Bamsoet dengan tegas menyatakan mundur secara resmi dari kontestasi pemilihan ketua umum. Ia menjelaskan, hal ini demi menjaga keutuhan Partai Golkar. Katanya, alasan pembatalan pencalonannya berkaitan dengan keinginannya menjaga stabilitas politik Partai Golkar.

"Demi menjaga keutuhan dan solidaritas partai Golkar, saya menyatakan tidak meneruskan pencalonan saya sebagai kandidat ketua umum Golkar," ucap Bambang kepada wartawan saat ditemui di Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Selasa, 3 Desember.

Beberapa jam setelah Bambang menyatakan hal ini, Munas pun digelar di Hotel Ritz Carlton. Dia datang ke gelaran munas dengan legawa. Bambang duduk diapit Airlangga dan Azis Syamsudin. 

Pembukaan munas ini dihadiri dan dibuka Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam pidato sambutannya, Presiden Jokowi meminta kader Golkar tidak berprasangka buruk tentang dirinya dalam acara munas ini. Dia menyinggung mengenai isu Istana yang diduga melakukan intervensi terhadap beberapa kader untuk memilih calon ketua umum tertentu. Dengan tegas, Jokowi membantah hal tersebut.

"Tidak ada. Saya berikan jaminan tidak ada. Kalau ada yang menyampaikan, Pak Mensesneg saya berikan jaminan tidak. Tidak ada. Memang betul-betul tidak ada. Katanya mengumpulkan DPD. DPD mana yang dikumpulkan?" tuturnya.

Jokowi mempersilakan jika ada anggota DPD peserta Munas X yang dikumpulkan Mensesneg Partikno untuk maju ke depan panggung. Ia juga menawarkan sebuah hadiah sepeda untuk kader yang memberanikan diri maju.

"Silakan kalau ada, maju ke depan. Saya beri sepeda. Begitu ada suara itu langsung saya tanyakan lagusng ke Mensesneg benar? Enggak pak. Betul? Tidak pak. Betul enggak ada," ujarnya disambut gelak tawa kader Golkar.

Presiden Joko Widodo saat pidato pembukaan Munas X Partai Golkar (Mery Handayani/VOI)

Jokowi menambahkan, kalau ada menteri yang memanggil DPD itu seharusnya adalah menteri yang juga kader Golkar di dalam kabinet Indonesia maju.

"Bisa saja Pak Agus atau Pak Zainudin Amali. Pak Jerry bisa saja atau Pak Luhut. Ini kan memang Kader Golkar semuanya. Tapi kalau di luar itu kalau ada yang manggil-manggil silakan ke sini. Maju ke depan benar saya beri sepeda," ucap Jokowi.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, dengan mundurnya Bambang, dinamika munas akan menjadi berbeda. Tapi, langkah Bambang ini akan jadi bahan dalam memberikan pandangan umum pada munas ini.

"Tentunya ini akan menjadi bahan dalam pemandangan umum dalam sidang besok. Jadi kita tunggu sampai padangan umum besok. Saya dengar ada beberapa juga yang mundur. Jadi kita monitor," tuturnya.