Alat Kesehatan dan Obat COVID-19 Produksi Dalam Negeri Masuk Tahap Uji Klinis
Ilustrasi (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brojonegoro menjelaskan, perkembangan pengadaan alat kesehatan serta pengobatan COVID-19 di Indonesia, baik produksi dalam negeri maupun didatangkan dari luar negeri. 

Kata Bambang, Kementerian Kesehatan telah melakukan uji validasi dan registrasi terhadap pembuatan alat rapid test yang diproduksi di dalam negeri. Jika telah mendapat izin, industri rapid test ini bisa diproduksi mulai 50 ribu hingga 100 ribu per bulan.

"Selain rapid test yang sudah dalam tahap validasi, sebenarnya ada 3 lagi jenis rapid test yang sedang dikembangkan, tapi mungkin masih butuh waktu 1-2 bulan ke depan. Hal ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan untuk tes yang bersifat masif," kata Bambang dalam konferensi pers yang ditayangkan akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 11 Mei.

Kemudian, pemerintah juga tengah memvalidasi produksi alat pemeriksaan COVID-19 berbasis polymerase chain reaction (PCR) di dalam negeri. Diharapkan, industri bisa mulai memproduksi test kit PCR 50 ribu unit mulai akhir bulan Mei.

Selanjutnya, Bambang menyebut pemerintah sudah menguji 4 prototype ventilator yang dibuat di dalam negeri dan salah satu alat sudah masuk tahap uji klinis. Pengujian alat bantu pernapasan ini dilakukan oleh Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan.

"Kapasitas produksi kira-kira 100 unit ventilator per pabrik per minggu. Jadi, diharapkan ini bisa mengejar kebutuhan ventilator kita yang memang masih cukup besar di berbagai tempat di Indonesia," kata Bambang.

Selain alat kesehatan, pemerintah juga melakukan uji klinis terhadap berbagai jenis obat yang saat ini banyak dipakai di berbagai negara untuk membantu penyemnbuhan pasien COVID-19. Selain itu, uji klinis juga dilakukan kepada pil kina sebagai komponen obat modern asli Indonesia. 

Lalu, Rumah Sakit Wisma Atlet juga sedang melakukan uji klinis pembuatan suplemen dari berbagai bahan herbal indonesia. Fungsinya, diharapkan bisa meningkatkan daya tahan tubuh terhadap COVID-19. 

Bambang melanjutkan, upaya konvalensen plasma atau pengurutan keseluruhan genom atau kromosom rangkaian DNA dan RNA (whole genome sequencing) juga sudah dikembangkan di beberapa rumah sakit.

"Saat ini sudah ada protokol nasional untuk melakukan clinical trial terhadap konvalensen di lebih banyak rumah sakit di indonesia, sehingga diharapkan bisa meningkatkan tingkat kesembuhan dari para pasien COVID-19," jelas dia. 

Sementara, Bambang mengakui upaya pembuatan vaksin untuk COVID-19 masih membutuhkan waktu. "Tapi, paling tidak dengan sudah dimulainya whole genome sequencing, maka kita bisa mendeteksi jenis virus covid apa yang saat ini beredar atau yang mewabah di Indonesia," tuturnya.