Kata Pengamat, Hanafi Mundur dari PAN karena Kecewa Bapaknya Disingkirkan Zulkifli
Hanafi Rais (Foto: @Official_PAN)

Bagikan:

JAKARTA - Adik kandung Hanafi Rais, Mumtaz Rais menganggap ada tiga hal yang membuat sang kakak mundur kepengurusan Partai Amanat Nasional (PAN) dan jabatannya sebagai Ketua Fraksi PAN DPR RI.

Pertama karena terbawa perasaan atau baper dengan hasil Kongres V PAN di Kendari, Sulawesi Tenggara. Kedua karena menghadapi Pilkada, dan ketiga karena ingin fokus pada kegiatan akademisnya. 

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, faktor pertama bukan jadi penyebab utama mundur Hanafi.

Kata Ujang, Hanafi bukannya baper, tapi tidak nyaman tetap berada dalam partai besutan Zulkifli Hasan. Sebab, ayahnya, Amien Rais, disingkirkan Zulkifli.

"Hanafi Rais tak kerasan di PAN dan tak mungkin dia PAN, sementara ayahnya Amien Rais disingkirkan oleh Zulhas," kata Ujang saat dihubungi VOI.

Mundurnya Hanafi, kata dia, lebih kepada dukungan moral, solidaritas, dan bakti anak pada orang tuanya.

Dia menilai, keputusan yang diambil Hanafi merupakan hal yang rasional ketika dia sudah tak nyaman di suatu tempat termasuk di dalam organisasi partai dan mengalami kekecewaan.

"Saya melihatnya Hanafi kecewa dengan PAN karena bukannya bersatu pascakongres, saat ini mereka saling menyingkirkan," ungkapnya.

Dalam pernyatannya, Mumtaz Rais yang juga menantu Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menghormati mundurnya Hanafi dari kepengurusan partai dan jabatannya sebagai anggota DPR RI.

Berikut pernyataan Mumtaz Rais secara lengkap:

Untuk menyikapi perkembangan berita mengenai mundurnya Hanafi Rais sebagai anggota DPR dan mundurnya beliau dari kepengurusan PAN maka akan ada 3 kemungkinan. (Karena terus terang saya juga baru mengetahui info Hanafi Rais mundur juga dari berita yang dikirim melalui grup-grup WA).

Yang pertama,

Kami institusi PAN menghormati keputusan beliau yang mundur, karena tentu sudah dipikirkan dengan baik. Akan tetapi, sebagai rekan berpartai sungguh kami sangat menyayangkan keputusan tersebut karena kedewasaan dalam berpolitik tidak ditunjukkan oleh Saudaraku Hanafi Rais.

Sudah seharusnya kita semua dapat arif dan bijaksana menyikapi kontestasi politik, khususnya terkait hasil Kongres PAN V 2020 di Kendari yang telah dimenangkan oleh Saudaraku Zulkifli Hasan secara sah dan legitimate, bahkan dengan selisih suara yang sangat telak yakni selisih 106 suara. Itu adalah kemenangan yang mutlak!

Apalagi dalam masa pandemi COVID-19 ini dimana rakyat Indonesia sedang mengalami kewalahan dan kesulitan, alangkah sungguh egois apabila kita masih memikirkan kepentingan pribadi atau golongan tertentu di atas kepentingan rakyat dan bangsa.

Kita melihat dalam Rakernas I PAN yang dilaksanakan pada hari ini tgl 5 Mei 2020 (yang baru saja mendapatkan penghargaan dari MURI), bagaimana seluruh tokoh PAN dapat bersatu dan berupaya memberikan kontribusi terbaik untuk negara. Ada Saudaraku Hatta Rajasa, Soetrisno Bachir, Drajad Wibowo, Asman Abnur dll, yang mengesampingkan perbedaan untuk bersama-sama memajukan partai yang kita cintai ini. Belum lagi DPW dan DPD PAN seluruh Indonesia yang turut serta memberikan bantuan kepada konstituen di daerah masing-masing.

Saya juga ingin menggarisbawahi, bahwa sikap "baper politik" yang dipertontonkan oleh Hanafi Rais serta adik-adiknya yakni Hanum Rais dan Tasniem Rais, tidak akan berpengaruh sama sekali kepada saya Mumtaz Rais, sebab memang jalan yang diambil sudah berbeda sejak insiden Pandean, yakni kejadian pengusiran serta penganiayaan kepada saya pada Februari 2020 (disebabkan karena perbedaan pilihan politik di Kongres PAN).

Saya memang masih cukup muda dalam berpolitik, namun saya paham tata krama. Saya tidak menganut mental mutungan, cengeng, dan melodramatik dalam berjuang untuk kebaikan. Kami optimis, "mati satu tumbuh seribu". InsyaAllah, kedepan akan lebih banyak bermunculan kader PAN yang lebih gahar dan potensial.

Yang kedua,

Mundurnya Hanafi ini bisa jadi juga adalah bentuk strategi untuk ancang-ancang menghadapi kontestasi Pilkada. Sebagaimana yang kita ketahui Hanafi sudah menjadi anggota Legislatif, maka ada kemungkinan ingin menjajal peruntungannya di jalur Eksekutif dengan menjadi Kepala Daerah, supaya bisa melayani rakyat secara langsung. Menjadi kepala daerah adalah cita-cita yang baik dan sah-sah saja, kami DPP PAN siap mendukung sepenuhnya jika itu adalah pilihan politik yang terbaik.

(Karena isu yang bergulir dari kawan-kawan di Jogja adalah seperti itu, antara Hanafi mau menuju Sleman 1 atau Gunkid 1).

Yang ketiga,

Kemungkinan Hanafi mundur ini disebabkan karena Hanafi ingin lebih berkhidmat dalam menjalani hari-hari sebagai akademisi, bisa lebih mendekatkan diri dengan biduk keluarganya. Mengambil dan menyelesaikan program doktoral di luar negeri adalah sebuah keniscayaan. Wallahu A'lam Bishawab.