Mentan Jamin Stok Beras Aman Hingga Akhir Lebaran
Ilustrasi beras (Image by ImageParty from Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, menyiapkan tiga skenario terkait ketersediaan beras hingga akhir bulan Mei 2020. Jika perhitungannya tepat, stok beras dipastikan aman sampai Hari Raya Idulfitri atau Lebaran.

Syahrul mengungkapkan, berdasarkan data yang diklaim sudah divalidasi sampai ke daerah, stok beras akan surplus dalam skenario optimis. Hal ini dilihat dari ketersediaan beras pada bulan Februari lalu yang mencapai 3,5 juta ton. Sementara perkiraan produksi dari Februari hingga Mei mencapai 12,4 juta ton.

"Kalau begitu ada produksi 12,4 juta, ada stok yang ada di Bulog dan di penggilingan kurang lebih menjadi 15 juta ton. Sementara, kebutuhan beras dari Februari ke Mei disebutkan hanya sekitar 7,6 juta lebih," tuturnya, dalam video conference bersama BNPB soal 'Ketersediaan dan Ketahanan Pangan saat Ramadan," Minggu, 26 April.

"Maka tersedia 8 juta lebih sisanya. Jadi kita masih punya over stock, itu kalau kita lihat optimisnya," imbuhnya.

Dalam skenario moderat, carry over stock sebanyak 3,5 juta ton, diperkirakan produksi Februari hingga Mei akan menurun 4 persen atau menjadi sekitar 11,9 juta ton. Sedangkan, kebutuhan konsumsi nasional diperkirakan menjadi 7,9 juta ton hingga 8 juta ton.

Sementara dengan skenario pesimistis, Syahrul berujar, bila carry over stock beras sebanyak 3,5 juta ton. Sedangkan produksi Februari hingga Mei sebanyak 11,2 juta ton. Kemudian, kebutuhan konsumsi menjadi 8,3 juta ton, maka masih tersisa beras sebanyak 6,4 juta ton di akhir Mei.

"Kalau begitu bulan puasa dan Idulfitri semua dalam kendali yang cukup baik," jelasnya.

Syahrul berujar, data ini sudah divalidasi hingga ke daerah baik melalui penginderaan jarak jauh, satelit hingga video conference dengan ratusan kabupaten.

"Lebih dari 400 kabupaten yang melaporkan melalui video conference yang mana langsung divalidasi. Maka semua hasilnya kurang lebih sama. Kita masih yakin sampai tiga bulan ke depan ketersediaan beras kita aman," tuturnya.

Di masa pandemi virus corona atau COVID-19, kata Syahrul, selain medical solution, food security atau solusi terhadap makana rakyat juga harus dipukirkan dan menjadi tugas bersama tidak hanya Kementerian Pertanian.

"Semua harus bersama-sama mempersiapkan ketahanan pangan kita, agar 267 juta orang harus terjamin makannya dan tersedia makannya untuk menghadapi semua tantangan kehidupannya. Termasuk tantangan COVID-19 yang ada," jelasnya.