Memori Pahit Aksi Penembakan Brutal di Sekolah 21 Tahun Silam
Ilustrasi penembakan (Image by 4180tina from Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Aksi penembakan brutal yang menewaskan 16 orang terjadi di Provinsi Nova Scotia, Kanada. Bertepatan dengan hari ini, 20 April, tepatnya 21 tahun lalu kejadian serupa juga pernah terjadi. 

Peristiwa itu terjadi di Columbine Highs School, yang berada di Littleton, Colorado, Denver, Amerika Serikat (AS). Di mana dua orang remaja, Dylan Klebold (18) dan Eric Harris (17) menembaki seisi kelas dengan senapan semi-otomatis. 

Setidaknya dua orang remaja itu menewaskan 12 orang siswa dan seroang guru, serta melukai 23 orang lainnya. Aksi penembakan brutal itu diakhir dengan tindakan bunuh diri keduanya yang saling menembak satu sama lainya. 

Melansir laman History, aksi penembakan tersebut memicu debat nasional tentang pengendalian senjata dan keamanan sekolah. Di mana hasil investigasi sementara belum mengetahui apa motif yang mendasari para remaja itu menembaki teman sekolahnya. 

Para korban penembakan Columbine Highs School (twitter @BabyThrive)

Beberapa spekulasi mencuat terkait dugaan Klebold dan Harris dengan sengaja menembaki para atlet sekolah, kelompok minoritas, dan penganut Kristen sebagai korbannya. Hal ini diyakini dari laporan seorang siswa, Cassie Bernall yang pernah ditanya salah seorang pelaku mengenai kepercayaanya kepada Tuhan.

"Ya" dia ditembak mati. Orang tuanya kemudian menulis sebuah buku berjudul 'She Said Yes' untuk menghormati putri mereka yang mati karena meyakini Tuhan. Namun, tampaknya, pertanyaan itu sebenarnya tidak diajukan kepada Bernall tetapi kepada siswa lainnya yang juga menjadi korban tembakan. Ketika korban itu menjawab, "Ya," seiring berjalan perginya pelaku.

Investigasi selanjutnya juga menemukan bahwa Harris dan Klebold memilih korban mereka secara acak. Di mana rencana awal mereka adalah membuat dua bom propana yang akan diledakan di kafetaria sekolah. Selanjutnya mereka akan menembaki semua orang yang berlarian ke luar gedung sekolah. Namun segala rencana itu dibatalkan hingga akhirnya Harris dan Klebold pergi ke sekolah untuk melakukan penembakan brutal mereka.

Ada spekulasi bahwa Harris dan Klebold melakukan pembunuhan karena mereka adalah anggota dari kelompok orang buangan sosial yang disebut 'Trenchcoat Mafia' yang terpesona oleh budaya Goth. Video game dan musik yang penuh kekerasan juga disalahkan karena memengaruhi para sikap pembunuh tersebut. Namun, tidak satu pun dari teori-teori ini yang pernah terbukti.

Sampai akhirnya, Columbine High School dibuka kembali pada musim gugur 1999, aksi penembakan brutal itu tetap membekas di masyarakat Littleton. Hukuman juga dijatuhkan kepada Mark Manes, pemilik toko senjata tempat Harris membeli 100 butir amunisi dengan hukuman enam tahun penjara. 

Bahkan, Carla Hochhalter, ibu dari seorang siswa yang lumpuh akibat penembakan itu, bunuh diri di sebuah toko senjata. Beberapa orang tua lainnya mengajukan gugatan terhadap sekolah dan polisi. Termasuk orang tua Dylan Klebold yang menuntut polisi karena tidak bisa menghentikan niat anaknya sebelum kejadian itu terjadi.

Penembakan di Columbine adalah salah satu penembakan sekolah terburuk dalam sejarah AS. Setidaknya hingga 16 April 2007, ketika pemembakan brutal lainnya terjadi di kampus Virginia Tech di Blacksburg, Virginia. 32 orang tewas dalam peristiwa tersebut.

Tak berselang lama, aksi penembakan juga kembali terjadi di area sekolah, tepatnya di Newtown, Connecticut pada Desember 2012. Kemudian disusul di Parkland, Florida pada Februari 2018. Analisa yang dilakukan oleh Washington Post pada Maret 2018 menemukan bahwa sejak penembakan Columbine 1999, terjadi penembakan di sekolah setiap tahunnya di AS.

Kini aksi penembakan brutal terjadi di Kanada. Dan entah bagaimana, terjadi di hari yang sama ketika aksi penembakan Columbine Highs School. Kejadian yang berlangsung selama 12 jam ini disebut-sebut sebagai aksi penembakan massal terburuk di Kanada.