Seperti Ada Masalah Serius pada Bentrok TNI-Polri di Memberamo Raya
Ilustrasi (Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Sinergitas TNI dengan Polri tercoreng karena insiden perseteruan beberapa anggota kedua instansi tersebut di Memberamo Raya, Papua. Buntut perseteruan itu, lima anggota Polri meregang nyawa akibat luka tembak.

Mereka adalah Briptu Marcelino, Bripda Yosias Dibanggan Briptu Alexander Ndun. Ketiganya merupakan anggota Polres Mamberamo. Kemudian, dua lainnya, Bripka Alva Titaley, dan Brigpol Robert merupakan anggota Polsek Mamberamo Tengah.

Perselisian antara anggota Polres Memberamo Raya dengan Satgas Pamrahwan Yonif 755/20/3-Kostrad terjadi pada Minggu, 12 April. Belum diketahui permasalahan yang memicu perselisihan tersebut.

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel CPL Eko Daryanto mengatakan, untuk mengetahui lebih jauh soal penyebab di balik insiden ini, tim gabungan pun sedang melakukan investigasi mendalam serta mencari fakta serta informasi.

"Hari ini juga kita turunkan tim gabungan untuk investigasi penyelidikan di lapangan seperti apa," ucap Eko dalam keterangannya, Minggu, 12 April.

Berdasarkan penyelidikan sementara, perselisihan sudah terjadi sehari sebelum insiden penembakan, tepatnya Sabtu, 11 April. Saat itu, masalah tersebut sempat ditengahi dan diselesaikan.

Sayangnya, permasalahan yang disebut-sebut karena kesalahpahaman ini justru berlanjut keesokan harinya. Pertikaian pun terjadi di Jalan Pemda I Kampung Kasonaweja Distrik Mamberamo Tengah.

Hingga akhirnya insiden penembakan pun terjadi dan memakan korban jiwa. Sementara, para pelaku pembakan pun sudah diamankan dan sedang menjalani pemeriksaan intensif.

"Sedang diamankan untuk diperiks keterangan oleh tim gabungan," kata tegas Eko Daryanto.

Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw sangat menyayangkan terjadinya insiden berdarah tersbut. Untuk mencegah adanya permasalahan yang terus belanjut, seluruh anggota Polres diperintahkan tidak ke luar Markas Komando (Mako).

"Upaya langkah kami bersama adalah mengkonsolidasi seluruh anggota ke Mako Polres dan pos dengan catatan tidak ada yang keluar Mako," kata Paulus.

 

Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai NasDem Willy Aditya mengatakan, perseterusan antara kedua instansi ini bukanlah kali pertama terjadi. Sehingga, ada kemungkinan jika penyebab atau pemicu permasalahan ini bukanlah hal yang sepele.

Melihat jumlah korban jiwa, sebanyak lima orang, kemungkinan pemicu masalah ini cukup serius. Tapi, untuk memastikannya haruslah dilakukan penyelidikan dan diselesaikan secara tuntas.

"Kejadian ini menunjukkan untuk kesekian kalinya insiden antara Polri dan TNI terjadi kembali di lapangan. Sepertinya ini dipicu oleh hal sepele. Namun hal sepele tidak akan berimbas pada insiden yang menyebabkan tewasnya beberapa personil aparat jika tidak dilatari oleh masalah yang serius," ungkap Willy.

Lanjutnya, tim gabungan yang sudah dibentuk juga harus bisa mengidentifikasi potensi-potensi yang bisa menyebabkan hal yang sama terunglang kembali. Namun, jika perselisiahan tak dapat terelakan, dengan dilakukan hal ini bisa melakukan langkah antisipatif jika perselisihan dan meredam sejak awal.

"TNI dan Polri harus mampu menunjukkan diri bahwa garda terdepan sektor keamanan dan pertahanan negara ini bisa bekerja sama dan bahu membahu menjaga keamanan bersama," tandas Willy.