Pemakaman Massal untuk Korban COVID-19 di Ekuador
Kota Ekuador (Photo by Abbie Bernet on Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Pandemi COVID-19 tak hanya membawa kepanikan besar kepada warga dunia. Setali dengan kehadirannya, cerita kesedihan pun hadir bersamaan dengan mulai menyebarnya wabah ke Amerika Latin. Di Ekuador misalnya, kematian karena COVID-19 makin hari makin meningkat.

Oleh karena itu, Pemerintah Ekuador sedang mempersiapkan pemakaman darurat di tanah yang disumbangkan oleh pemakaman pribadi di Guayaquil, kota terbesar di negara itu. Hal itu sebagai upaya pemerintah mengatasi kekurangan lahan penguburan kala COVID-19 mulai menyebar.

Seperti dilansir Reuters, Ekuador tercatat memiliki angka posisitf 3.995 kasus dengan angka kematian yang dikonfirmasi sebanyak 220 kasus. Mesti begitu, ada pula 182 kematian yang masih diduga terkait dengan COVID-19.

Atas dasar itu, wabah COVID-19 telah memicu masalah baru seperti kekurangan peti mati kayu. Sedihnya lagi, banyak diantara beberapa orang yang terpaksa menguburkan kerabatnya dengan hanya menggunakan kotak kardus yang disumbangkan oleh pengelolah makam.

Merespon hal itu, Juru bicara Pemerintah Ekuador terkait COVID-19, Jorge Wated, mengatakan bahwa pemerintah saat ini sedang menyediakan tempat pemakaman dan akan menerbitkan panduan di internet agar keluarga keluarga korban yang ditinggalkan dapat mencari keberadaan makam dari orang yang dicintainya.

Tak hanya itu, Pemerintah juga telah menyiapkan dua pemakaman umum di Kota Guayaquil dengan kapasitas sekitar 12.000 slot makam."Di pemakaman tersebut, mereka akan dimakamkan orang per orang, tanpa dibebankan biaya kepada pihak keluarga," kata Wated.

Sementara itu, ketika banyak mobil yang membawa peti mati menunggu di luar pemakaman guna menunggu giliran mengubur mereka yang telah meninggal. COVID-19 pun sudah semakin menyebar ke dalam seisi rumah sakit maupun layanan darurat.

Alhasil, di antara yang tewas sejauh ini adalah tujuh orang perawat yang berada di garda terdepan perlawanan terhadap COVID-19. Kalau di total, hingga kini jumlah perawat yang tertular COVID-19 ada sekitar 147 orang. Hal itu, membuat 120 orang perawat lainnya mengundurkan diri karena takut tertular.