COVID-19 dan Hari Kesehatan Dunia 2020
Tenaga medis (Irvan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Tema dari hari kesehatan dunia yang jatuh setiap 7 April hari ini adalah penghormatan terhadap tenaga perawat dan bidan. Betapa besarnya kontribusi mereka terhadap kesahatan dunia, apalagi di tengah pandemi COVID-19 ini. Lalu, bagaimana sejarahnya sampai dunia menentukan hari ini sebagai hari kesehatan dunia? 

Seperti dikutip dari laman WHO, hari kesehatan dunia diperingati bersamaan dengan dibentuknya lembaga WHO oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1948. 26 negara anggota PBB meratifikasi terbentuknya WHO, sekaligus menetapkan hari jadi kesehatan dunia.

Salah satu tokoh yang menggagas lahirnya WHO adalah Jawarharlal Nehru. Ia adalah seorang pejuang kebebasan utama dari India.

Sejak awal WHO ada, tujuan diselenggarakannya peringatan hari kesehatan dunia ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran. Kesadaran akan kesehatan pada penyakit tertentu yang tiap tahunnya fokusnya berbeda-beda.

Selama 50 tahun terakhir, hari kesehatan dunia ini telah mengangkat masalah kesehatan penting misalnya kesehatan mental, perawatan ibu dan anak, dan perubahan iklim. Perayaan ini ditandai dari adanya aktivitas yang berkepanjangan, tidak berpatokan pada hari ini saja, sebagai momen untuk memusatkan perhatian di seluruh dunia pada aspek-aspek penting dari kesehatan global. 

Terima kasih perawat dan bidan

Mengutip laman resmi WHO, hari kesehatan dunia saat ini bertemakan penghargaan terhadap kontribusi perawat dan bidan dalam menjaga dunia tetap sehat. 

Tema perawat dan bidan pada hari kesehatan dunia 2020 ini merupakan kesempatan untuk menyoroti bagaimana pekerjaan mereka di seluruh dunia. Sambil merayakan para petugas medis ini sebagai salah satu sumber daya paling berharga di setiap negara. 

Perannya vital. Apalagi dalam masa pandemi virus corona atau COVID-19 ini, peran perawat dan tugas kesehatan lainnya berada di garda terdepan. Mereka rela mempertaruhkan kesehatan mereka sendiri untuk melindungi masyarakat luas.

Seperti dikutip Newsweek, wabah virus corona baru telah merenggut lebih dari 100 doktor dan perawat di seluruh dunia. Kebanyakan, mereka yang tewas berasal dari negara Italia. Selain itu, negara yang para tenaga medisnya banyak meninggal termasuk China, Inggris, Perancis, Spanyol, dan Iran.   

Selain itu, pada momen Hari Kesehatan Dunia ini  juga adalah sebuah kesempatan untuk mengadvokasi otoritas kesehatan di dunia untuk memperkuat para tenaga kerja keperawatan dan kebidanan, meningkatkan pendidikan dan kondisi kerja mereka, dan memungkinkan mereka untuk bekerja dengan potensi penuh mereka. 

Pada kesempatan ini WHO merilis data mengenai sumber daya keperawatan yang ada di seluruh dunia. Saat ini, menurut data WHO, tenaga keperawatan di global berjumlah 28 juta orang. 

Namun jumlah itu masih kurang. Pada 2018 misalnya, WHO mencatatat di wilayah pasifik barat masih kekurangan perawat. Negara-negara pasifik barat itu termasuk Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. 

Angka kekurangannya mencapai sekitar 350.000 orang. Sementara 89 persen dari kekurangan ini terkonsentrasi di negara-negara yang berpenghasilan rendah. 

Hal ini diharapkan menjadi bahan refleksi bagi pemerintah-pemerintah di seluruh dunia untuk lebih memberikan perhatian terhadap tenaga pekerja keperawatan dan kebidanan khususnya.