Mengenang 26 Tahun Kepergian Ikon Grunge Kurt Cobain
Kurt Cobain (Twitter @Nirvana)

Bagikan:

JAKARTA - Pada 5 April 1994, ikon grunge Kurt Cobain ditemukan tidak bernyawa di rumahnya di Seattle, Washington D.C, Amerika Serikat. Jasad Kurt Cobain ditemukan oleh Gary Smith, seorang teknisi listrik yang hendak memasang sistem keamanan. Diketahui, Kurt Cobain telah meninggal tiga hari sebelum ditemukan dan penyebab meninggalnya adalah bunuh diri dengan menembakkan timah panas ke mulutnya. 

Kurt Cobain lahir pada 20 Februari 1967. Cobain dilahirkan dan dibesarkan di Aberdeen, Washington, sebuah kota yang terpencil, sekitar seratus mil di selatan Seattle. Melansir Independent, Sabtu, 5 April, orang tuanya bercerai ketika dia berusia delapan tahun. Konsekuensi dari perceraian tampaknya menjadi bencana bagi hidupnya. Di dinding kamarnya, Cobain menulis, "Aku benci ibu, aku benci ayah, ayah benci ibu, ibu benci ayah, itu hanya membuatmu ingin bersedih."

Pada 1988, ambisi Kurt Cobain terhadap musik mulai tumbuh. Ia dan rekan-rekannya setuju menamai band mereka Nirvana dan merilis lagu pertama, Love Buzz bersama sebuah label kecil. Pada periode ini, drumer Aaron Burckhard digantikan oleh Chad Channing dan band ini membuat kemajuan di kancah musik Seattle. Pada 1989, Nirvana merilis album pertama, Bleach namun gagal meninggalkan kesan. 

Tahun 1990 merupakan tahun yang menentukan bagi Kurt Cobain dan anggota Nirvana lainnya. Kurt Cobain bertemu lady rocker Courtney Love di sebuah klub malam di Portland, tetapi hubungan tersebut kemudian berkembang menjadi hubungan romantis. Nirvana juga mendapat kesempatan untuk tur dengan Sonic Youth tahun itu dan - setelah mengalami berbagai perubahan - menggaet mantan anggota band Scream, Dave Grohl, untuk menggantikan Chad Channing.

Pada 1991, Nirvana menandatangani kontrak dengan label besar, Geffen Records, dan merilis album kedua Nevermind, salah satu album paling berpengaruh di ranah grunge yang mempu menggeser kedigdayaan musik glam metal.

Lagu tunggal Smells Like Teen Spirit menjadi hit terbesar mereka yang mendongkrak Nevermind ke urutan 1 di tangga musik dan menetapkan Kurt Cobain sebagai penulis lagu yang jenius di zamannya.

Dengan meroketnya popularitas Nirvana, Kurt Cobain malah merasa bahwa ia kehilangan kendali atas masa depannya. Dia mulai menggunakan heroin untuk mengurangi stres dan beberapa masalah kesehatan.

Sebelum merilis Nevermind, Kurt Cobain berhubungan kembali dengan Courtney Love, yang saat itu berada dalam sebuah band Hole. Keduanya terjun ke romansa hingga keduanya menikah pada Februari 1992. Pasangan ini dikarunia seorang putri, Frances Bean. 

Tetapi hubungan mereka bagai membangun rumah di atas tanah yang tidak stabil. Keduanya merupakan pengguna narkoba berat. Pada satu titik, layanan sosial mengancam akan "mengambil alih" putri mereka setelah dalam sebuah wawancara Courney Love mengaku menggunakan heroin sambil menggendong Frances. Setelah menjalani proses persidangan yang sengit dan mahal, pasangan itu berhasil menjaga keluarga mereka tetap utuh.

Tapi Kurt Cobain dan Courtney Love kembali melakukan kesalahan yang sama. Pada 1993, polisi Seattle harus memisahkan pasangan ini dari perselisihan dengan kekerasan di rumah mereka. Keduanya berebut senjata yang mengakibatkan polisi menyita senjata tersebut serta menahan Kurt Cobain karena telah melukai Courtney Love. 

Meski demikian, Kurt Cobain masih mengerjakan musiknya dengan profesional. Pada 1993, Nirvana merilis album In Utero yang lagi-lagi membuat Nirvana melambung di puncak tangga musik. Liriknya yang sangat pribadi mencerminkan kemarahan Kurt Cobain terhadap industri musik dengan lagu-lagu seperti Radio Friendly Unit Shifter, serta sisi lembutnya melalui lagu Heart-Shaped Box yang terinspirasi dari hubungannya bersama Courtney Love. 

Percobaan Bunuh Diri

Pada musim gugur 1993, Cobain dan bandnya tampil untuk MTV's Unplugged in New York dan melakukan tur keliling Eropa. Ketika berada di Eropa, Kurt Cobain meluangkan waktu untuk menghabiskan waktu bersama Courtney Love dan Frances. Namun ketika berada di hotelnya di Roma, Italia, Kurt Cobain mengonsumsi minum obat-obatan terlarang dan mengalami koma. Courtney LOve menemukan suaminya dalam keadaan tidak sadar dan segera membawanya  ke rumah sakit.

Ketika kembali ke Amerika, kondisi psikologis Kurt Cobain memburuk. Pada 18 Maret 1994, Courtney Love menelepon pihak berwenang karena suaminya minum obat dan mengunci diri di lemari dengan senjata. Ketika polisi tiba, polisi mengatakan bahwa hal tersebut bukan upaya bunuh diri, tetapi sebagai tindakan keamanan. Polisi lalu menyita obat-obatan dan senjata api itu.

Courtney Love terus memohon kepada Kurt Cobain agar tidak lagi menggunakan obat-obatan terlarang, karena saat itu Courtney sendiri sedang berusaha agar dirinya berhenti menggunakan heroin. 

Pada 30 Maret, Kurt Cobain menjalani rehabilitasi kecanduan heroin untuk yang kesekian kali di Exodus Recovery Center, Los Angeles, California. Sehari kemudian, Kurt CObain melarikan diri dari pusat rehabilitasi tersebut dan terbang menuju Seattle. 

Di dalam pesawat, Kurt Cobain bertemu dengan bassis Guns N' Roses, Duff McKagan; "Saya berada di pesawat yang sama dengan Kurt dalam penerbangan dari Los Angeles beberapa hari sebelum kematiannya. Kami berdua sama-sama kacau. Kami berbicara, tapi tidak mendalam," kata Duff, melansir Metalsucks

"Ketika kami tiba di Seattle dan menuju ke area bagasi pesawat, saya pikir saya akan meminta Kurt menginap di rumah saya. (Tapi) begitu banyak orang di sana. Kami berdua berasal dari band rock besar. Kami berdiri berdekatan dan banyak orang yang menghentikan langkah kami. Saya lengah selama beberapa menit dan Kurt pun pergi. Beberapa hari kemudian manajer saya bilang, Kurt meninggal dunia." 

Setelah kematian Kurt Cobain, Nirvana merilis album Unplugged, yang menduduki puncak tangga lagu album dan dua tahun kemudian, From the Muddy Banks of the Wishkah juga laku secara komersial. 

Namun, perdebatan lewat jalur hukum mengenai musik Kurt Cobain yang belum dirilis mulai muncul antara Dave Grohl dan Krist Novoselic dan Courtney Love. Pada 2002 ketiganya akhirnya menemukan beberapa solusi dengan merilis album kompilasi Nirvana dan With the Lights Out (2004), dan Sliver: The Best of the Box pada 2005.