Pandemi COVID-19 Sebabkan Koneksi Internet Dunia Melambat
Ilustrasi bekerja dengan akses internet (Image by StartupStockPhotos from Pixabay )

Bagikan:

JAKARTA - Seiring penerapan larangan beraktivitas di luar dan karantina wilayah dari COVID-19. Memaksa banyak orang dan pelajar untuk bekerja serta belajar dari rumah. 

Trafik penggunaan koneksi internet pun mengalami lonjakan cukup drastis. Alhasil kecepatan internet di berbagai negara secara global ikut melambat.

Menurut laporan Ookla, sebuah perusahaan pengujian internet menunjukkan penurunan kecepatan internet di seluruh dunia. Rerata fluktuasi kecepatan internet turun terjadi di China, India, Jepang, dan Malaysia, sebagaimana dikutip dari Mashable.

Di Malaysia dan India, kecepatan rata-rata turun di bawah 80Mbps sejak pertengahan hingga akhir Maret, sekitar waktu kedua negara memberlakukan penguncian wilayah. Adapun kecepatan internet di China mulai berangsur-angsur stabil.

Kemungkinan hal ini terjadi karena banyak orang yang bekerja dari rumah, atau pun hanya menghabiskan waktunya untuk mengakses internet seharian, tentu saja ini menjadi beban pada Penyedia Layanan Internet (ISP).

"Semua orang bekerja dari rumah, ada banyak konsumsi video, konferensi video. Kami telah melihat di area tertentu, penurunan kinerja yang jauh lebih besar, khususnya di area perumahan padat, komunitas perumahan. Para penumpang semua di rumah. ISP bersiap untuk konsumsi puncak di malam hari, ketika semua orang biasanya di rumah," kata CEO dan pendiri Ookla, Doug Suttles.

Trafik kecepatan internet (dok. Ookla)

Dalam kasus area perumahan padat yang mungkin tidak mendapatkan kinerja yang sama dengan area perkotaan yang lebih besar, Suttles menyarankan operator untuk menggunakan pembatasan bandwidth, seperti yang dilakukan baru-baru ini di Eropa.

"Sama seperti dengan Netflix, (operator) dapat memaksa resolusi yang lebih rendah. Meskipun saat menontonnya Anda tidak akan memiliki pengalaman yang baik. Kami telah melihat banyak pemadaman dalam Zoom, platform ini dikenakan pajak dengan cara yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya," ujar Suttles.

Selain melihat penurunan kecepatan, para ahli juga melihat lonjakan lalu lintas di Internet broadband rumah khususnya, peningkatan konferensi video di smartphone seperti menggunakan aplikasi Zoom. Zoom merupakan platform konferensi video yang telah melihat peningkatan permintaan sehingga sahamnya naik awal bulan ini, terlepas dari kinerjanya di Wall Street.

“Kami yakin bahwa arsitektur kami dibangun untuk menangani peningkatan tingkat aktivitas ini. Platform komunikasi terpadu kami dirancang dari bawah ke atas untuk mengatasi aspek komunikasi yang paling sulit secara teknologi video,” ungkap pihak Zoom dalam pernyataannya kepada ABC News.

Hal yang sama juga terlihat pada kecepatan internet seluler. Kecepatannya konstan sepanjang awal Maret tetapi turun pada 18 Maret ketika Malaysia memulai menerapkan karantina wilayah.

Tak hanya di Asia, negara-negara Eropa seperti Swiss, Belanda, Spanyol, dan Jerman juga dipengaruhi oleh kecepatan internet yang lambat. Tetapi negara-negara lain seperti Austria, Italia, dan Jerman masih memiliki kecepatan stabil.