Darurat COVID-19 Nasional: Seberapa Aman Pasokan Pangan?
Presiden Joko Widodo (Instagram/@jokowi)

Bagikan:

JAKARTA - Kekhawatiran akan ketersediaan dan kelancaran distribusi pangan secara nasional selama masa pandemi COVID-19 dirasakan bukan hanya oleh konsumen, tapi juga pemasok dari daerah. Namun, pemerintah menjamin distribusi pangan akan berjalan.

Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Risfaheri mengatakan, wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) kini memang menjadi zona merah dalam penyebaran COVID-19. Meski begitu, kebutuhan pangan bagi masyarakat harus tetap terpenuhi.

"Meski pun red zone, kan masyarakat tetap butuh pangan. Petani kita tetap berproduksi dan distribusikan secara lancar," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima VOI di Jakarta, Sabtu, 28 Maret.

Kementerian Pertanian, kata dia, akan selalu memastikan stok dan produksi bahan pangan tersedia di sektor hulu. Sedangkan kelancaran distribusi berada pada tupoksi Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Risfaheri mengatakan, pandemi COVID-19 ini menyangkut hajat hidup masyarakat. Karena itu, Kementan berupaya agar pangan tersebut sampai ke masyarakat sehingga bisa tercukupi.

Kementan berkoordinasi dengan PD Pasar Jaya di DKI Jakarta, Gapoktan dan pelaku usaha lainnya untuk memastikan kebutuhan pangan bisa terpenuhi dengan lancar. "Kami selalu berusaha agar pasokan tetap tersedia. Toko Tani Indonesia Center di Jakarta maupun Bogor tetap buka dan selalu menyediakan bahan pangan dengan harga yang terjangkau," katanya.

Menurutnya, TTI memiliki efek psikologis yang kuat dan kehadiran TTI yang menyebar menjadi alternatif masyarakat untuk mendapatkan bahan pangan pokok yang berkualitas dan terjangkau. Ketersediaan dan distribusi yang lancar ke TTIC juga diakui Manajer Toko Tani Indonesia Center, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, Inti Pertiwi Nashwari.

"Tidak ada yang stop pasok pangan dari petani untuk ke Jakarta, khususnya ke Toko Tani Indonesia Center (TTIC). Sehingga tidak perlu khawatir TTIC dan TTI tetap buka untuk penuhi kebutuhan pangan masyarakat," tutur Inti.

Inti yang juga Kepala Bidang Distribusi Pangan, Badan Ketahanan Pangan Kementan menambahkan, semua pemasok maupun petani champion melakukan kerja sama dengan Kementerian Pertanian. "Untuk bawang merah, champion kami selalu sedia setiap kami minta dan setiap pemasok lainnya selalu siap dimintai pasokannya kapan saja," tuturnya.

Inti menjelaskan, setiap harinya TTIC maupun TTI selalu buka melayani pembeli. Untuk TTIC Pasar Minggu misalnya, pasokan daging yang masuk selalu diatas 2 ton untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Belum lagi telur yang mencapai 500-700 kg dan beras mencapai 5 ton yang selalu direstok setiap 2-3 hari dari petani Jawa Barat.

Berdasarkan data Toko Tani Indonesia, BKP, hingga sekarang sudah ada 2 Toko Tani Indonesia Center yang terletak di Jakarta dan Bogor. Sedangkan 232 Toko Tani Indonesia (TTI) tersebar di DKI Jakarta, 143 TTI di Bogor, 5 TTI di Bekasi, dan 24 TTI di Tangerang dan Tangerang Selatan.

"Kestabilan harga di pasar juga menjadi fokus bersama Kementan dan Kemendag hingga saat ini. Apabila diperlukan akan dilakukan operasi pasar," tuturnya.

Inovasi

Kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia memunculkan inovasi para anak muda. Di antaranya, perusahaan jasa penyedia produk pertanian, Ayomart. Startup ini menyediakan platform ecommerce berbasis sistem online untuk produk pertanian.

Founder dan CEO Ayomart Jatu Barmawati mengatakan, perusahaannya juga menyediakan kebutuhan dapur seperti rempah, sayur dan buah, yang bisa menunjang ketersediaan bahan pokok selama mengikuti kebijakan pemerintah pusat dalam memutus rantai penyebaran COVID-19. "Sekarang kan kebijakanya work from home. Nah untuk memenuhi kebutuhan di rumah. Kami sudah siapkan melalui toko online bernama Ayomart," ujarnya.

Jatu menjelaskan, sejauh ini Ayomart menyediakan 160 komoditas utama seperti brokoli, kacang panjang, kangkung, labu siam, cabai, tomat, bawang dan masih banyak lainnya. Ayomart juga menyediakan aneka ragam buah seperti alpukat, jeruk, manggis, pisang, salak dan sirsak.

"Untuk pemesanan, masyarakat cukup dengan membuka website kami atau melalui sambungan customer service. Setelah itu mengisi formulir pemesanan, melakukan pembayaran ke nomor rekening dan selanjutnya tinggal menunggu barang datang," katanya.

Penyediaan ini merupakan gerakan bersama sekaligus aksi nyata dari para duta petani milenial (DPM) Kementerian Pertanian sigap corona dalam membantu menyediakan ketersediaan pangan masyarakat. "Saya sebagai warga Jakarta paham betul sulitnya mendapatkan pasokan pangan karena bahaya keluar rumah. Karena itu, sebagai DPM, saya mencoba untuk memudahkan masyarakat mengakses supply makanan tanpa harus keluar rumah," ucapnya.

Menurut Jatu, langkah ini juga sekaligus menjawab keluh kesah petani, di mana mereka kebingungan memasarkan produknya karena banyak pasar-pasar tradisional tutup, akibat sepinya pengunjung lantaran adanya imbauan untuk diam di rumah dan physical distansing.

"Nah kami juga menginisiasi dan memfasilitasi program #DPMSIGAPCORONA dengan konsep farm to you. Jadi rekan DPM yang ada di hulu atau petani bisa melaporkan produk apa yang bisa dikirimkan untuk masyarakat di Jakarta melalui kami, dan kita coba bantu pasarkan," jelasnya.

Jatu mengatakan, sementara ini pihaknya akan fokus terlebihdahulu di Jakarta yang memiliki korban COVID-19 tertinggi di Indonesia. Ke depannya, seluruh DPM bisa membuka cabang Ayomart di masing-masing lokasi agar dapat mempermudah akses supply chain.