Persoalan Asal-Usul APD yang Ternyata Produksi Indonesia
Ilustrasi (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah mendatangkan alat pelindung diri (APD) dari China untuk digunakan para tenaga medis selama merawat pasien positif virus corona atau COVID-19. Menariknya, alat pelindung diri itu tertulis buatan Indonesia atau made in Indonesia.

Salah satu yang mengetahui itu adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Dia tahu setelah memeriksa 10 ribu pakaian untuk para tenaga medis yang diterimanya dari pemerintah pusat.

Hampir di seluruh bagian kemasan APD dipenuhi tulisan dalam aksara China. Akan tetapi, di sudut kanan bawah kemasan, terdapat tulisan made in Indonesia yang berarti buatan Indonesia.

"Yang menarik, ini diambil dari China, ternyata ini made in Indonesia. Ini sesuatu produk yang luar biasa, semoga ini jadi pembelajaran," ucap Ganjar, Selasa, 24 Maret.

Terlepas dari asal pembuatan alat pelindung diri itu, Pemrprov Jawa Tengah segera mendistribusikan pakaian tersebut ke puluhan rumah sakit yang menangani pasien COVID-19.

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, kemungkinan besar alat pelindung diri yang berasal dari China itu adalah hasil ekspor sebelum virus ini mewabah. 

"Bisa saja terjadi seperti itu. APD itu buatan Indonesia, saat lagi ramai di Wuhan, Indonesia mengekspor ke China malah mungkin membantu. Sementara, mereka (China) sekarang sudah reda dan dikembalikan Indonesia yang lagi ramai, dikembalikan atau dijual kembali Indonesia," ucap Tulus.

"Seharusnya Indonesia sudah bisa membaca situasi dan kondisi, seharusnya waktu itu tidak dieskpor tapi prioritaskan untuk dalam negeri," ungkapnya.

Sementara, Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat, Agus Wibowo memberikan penjelasan soal asal-usul alat pelindung diri tersebut.

Melalui akun Twitternya, @aw3126, dia membuat utas. Dia mengatakan, alat pelindung diri ini memang diproduksi di Indonesia dengan alasan bisnis karena ongkos kerja yang murah. Namun, ketika wabah COVID-19 melanda, pemerintah pun bergerak dengan cara bernegosiasi dengan China.

Hal itu pun dibuktikan dengan temuan Bea Cukai yang mendapati alat pelindung diri yang akan diekspor ke Korea dengan status kepemilikan resmi. Namun, karena Indonesia sedang membutuhkan alat pelindung diri, maka dilakukan negosiasi dan menghasilkan kesepakatan pembagian APD sebesar 50 persen.

"Bisa jadi APD bantuan China seperti itu juga, jadi jangan heran jika APD bantuan China atau beli di China tapi made in Indonesia," kata dia.