Gagalnya Korea Selatan Melindungi Perempuan Lewat Kasus Goo Hara
Goo Hara (Instagram @koohara_)

Bagikan:

JAKARTA - Minggu, 24 November, penggemar K-pop serta warganet kembali menerima kabar yang tidak menyenangkan dari industri hiburan Korea Selatan. Goo Hara, mantan member grup KARA sekaligus aktris, ditemukan tidak bernyawa di kediamannya di Cheongdam, Seoul pada pukul 6 sore waktu Korea.

Hara pertama kali ditemukan tak bernyawa oleh temannya yang kemudian melapor kepada polisi. Dua hari sebelumnya, perempuan kelahiran 1991 itu mengunggah sebuah foto diri di tempat tidur melalui Instagram. Ia menuliskan keterangan; "Selamat malam".

Jalan curam di industri hiburan dialami Hara selama beberapa tahun belakangan. Akhir 2018, mantan pacar Hara, Choi Jong Beom - seorang penata rambut - melaporkannya atas tuduhan kekerasan fisik. Sebaliknya Hara melaporkan mantan pacarnya dengan tuduhan pelecehan dan kekerasan seksual.

Setelah proses penyelidikan, ternyata Jong Beom menyimpan video seks dan foto bugil Hara yang diambilnya secara diam-diam. Ia sempat mengancam akan menyebarkan video tersebut kepada publik. Setelah menjalani sidang beberapa kali, Jong Beom diganjar satu tahun enam bulan masa percobaan setelah sebelumnya sempat terancam dipenjara selama tiga tahun atas kasus tersebut. Pada Mei tahun ini, ia dikabarkan membuka bisnis salon baru.

Setelah gagal melaporkan Jong Beom terkait kasus kekerasan seksual, Hara sempat melakukan percobaan bunuh diri di apartemennya. Beberapa jam sebelum melakukan hal tersebut, Hara mengunggah rangkaian Instastory dengan tulisan; “Selamat tinggal”. Kemudian, manajernya datang dan mendapati apartamen tersebut sudah dipenuhi asap. Untungnya, Hara bisa diselamatkan.

Hara juga mendapatkan banyak perlakuan negatif setelah memutuskan untuk tidak melanjutkan kariernya di Korea Selatan dan memilih melanjutkannya di Jepang. Setelah kepergian Sulli belum lama ini, banyak warganet yang menghawatirkan kondisi Hara. Namun ia mengunggah sebuah foto dan mengatakan dirinya akan hidup demi Sulli. Penggemar pun tenang.

Hara memang bukanlah orang paling berpengaruh dalam industri hiburan, tetapi ia adalah sosok idola yang pantas dikagumi. Keberaniannya dalam menunjukkan perempuan yang cukup vokal dan berpenampilan yang diinginkan adalah sebagian hal yang bisa kita ingat dari perempuan kelahiran Gwangju ini. Temannya, Sulli, juga memiliki visi yang sama dengan Hara. Ini bisa dilihat dari unggahan Instagram serta wawancara yang mereka lakukan berdua.

Belum setahun berlalu, industri hiburan Korea Selatan harus kehilangan bintang-bintang industri hiburan. Reaksi negatif yang dilontarkan kepada mereka memang tidak ada habisnya. Selain itu, baik agensi maupun pemerintah belum mengencangkan perlindungan kepada perempuan di Korea Selatan.

Negara itu masih dipenuhi dengan mysogyny, sebuah istilah untuk mereka yang membenci perempuan. Korea Selatan masih tidak menyetarakan kaum hawa dengan laki-laki. Menurut laporan kesenjangan global dari World Economic Forum, Korea Selatan berada dalam peringkat 116 dari 144 negara. Grafik yang dikeluarkan Statista menunjukkan Korea Selatan merupakan negara yang memiliki selisih gaji yang besar antara laki-laki dengan perempuan

(Foto: Grafik Statistica)

Video musik yang menunjukkan mysogyny juga banyak bermunculan, di antaranya adalah Gentleman dari PSY dan Who’s Your Mama dari Park Jin Young atau JYP. Sejumlah forum para pria yang membagikan foto dan video perempuan juga ramai bertebaran di internet, berujung kepada para perempuan yang melakukan kampanye #MeToo dengan menuliskan #MyLifeIsNotYourPorn (Hidupku bukan porno untukmu). Tulisan ini mengarah kepada beredarnya Molka, di mana kamera tersembunyi yang ditaruh di toilet, sekolah, rumah seorang perempuan yang kemudian diunggah ke internet.

Menurut survei yang dilakukan Womenlink kepada 1257 perempuan berumur mulai remaja hingga 70 tahun. Sembilan dari sepuluh perempuan berpikir perempuan tidak diperlakukan setara dengan laki-laki di Korea Selatan dan diskriminasi paling banyak dilakukan di rumah. Dilansir dari Straits Times, 23 persen perempuan yang merespons dengan tidak mengatakan mereka mengalami diskriminasi seksual di rumah, 15 persen menyatakan mereka didiskriminasi ketika menyetir atau menggunakan transportasi publik, 14 persen mendapatkannya di sekolah.

Masih di industri hiburan, tidak terhitung perlakukan diskriminatif yang diterima artis-artis perempuan yang tampil dalam acara. Goo Hara maupun Sulli, yang terlihat vokal dalam menyuarakan pilihannya seringkali menjadikan mereka target hinaan lewat forum dan akun media sosial. Bahkan, Korea Selatan belum memiliki regulasi atau undang-undang ITE yang berkaitan dengan komentar kebencian atau aksi negatif yang terjadi.

Rancangan Undang-Undang Sulli Law yang sempat dicanangkan beberapa hari setelah Sulli meninggal belum ada pembaruan lebih lanjut. Sementara itu, kematian Hara membuat beberapa artis yang semula akan merilis musik atau drama seperti EXO, NCT 127, MAMAMOO harus membatalkan rencana tersebut. Beberapa teman Hara seperti Heechul bahkan sampai 'mengunci' akun Instagram-nya serta aktris Im Soo Hyang membatalkan kehadirannya di sebuah acara.

Rendahnya image perempuan serta tindakan diskriminasi yang sering terjadi dalam industri hiburan Korea Selatan memang harus diubah demi industri hiburan yang lebih baik. Baik pemerintah maupun pelaku industri perlu mengubah kondisi agar terciptanya suasana hiburan yang baik. Semoga beristirahat dengan tenang, Goo Hara.