<i>Dear</i> Malaysia, Permintaan Maaf Lewat Medsos Saja Tidak Cukup
Ilustrasi (Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Belia dan Sukan Malaysia menyampaikan permohonan maaf melalui Instagram terkait insiden penganiayaan suporter Indonesia saat laga kualifikasi Piala Dunia 2022 antara tim nasional Indonesia dan Malaysia di Stadion Nasional Bukit Jalil 19 November lalu. Pernyataan tersebut mungkin saja bisa meredakan tensi yang sudah cukup tinggi antara kedua negara. Tapi, apakah cukup dengan hanya meminta maaf di media sosial?

Melalui akun Instagram, Syed Saddiq meminta maaf dengan menuliskan pernyataan berikut:

"Saya memohon maaf. Setakat ini, kami masih perlukan semua pihak untuk bantu siasatan yang sedang dijalankan. Saya akan pastikan keadilan milik semua, tidak kira dari Malaysia atau Indonesia. Saya akan pastikan pesalah diheret ke muka pengadilan."

Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia Zainudin Amali menyatakan, Pemerintah Malaysia tidak cukup meminta maaf lewat media sosial. Di sela kegiatan menyaksikan pertunjukan wayang kulit di Surabaya, Minggu dini hari, Menpora mengaku telah mengetahui permintaan maaf dari Pemerintah Malaysia yang dilontarkan lewat media sosial.

"Pemerintah Malaysia harus meminta maaf secara resmi kepada masyarakat Indonesia," ujarnya. Melansir Antara, Minggu, 24 November.

Apalagi, kata dia, pascainsiden penganiayaan tersebut, Kemenpora telah melayangkan surat secara resmi kepada Pemerintah Malaysia agar mengusut tuntas peristiwa ini, serta menuntut penyelesaian secara hukum terhadap pelaku penganiayaan dan meminta maaf kepada masyarakat Indonesia.

"Jadi karena kami sudah mengirim surat secara resmi, semestinya Pemerintah Malaysia juga harus menyampaikan permintaan maaf secara resmi pula," ucapnya.

Menpora mencontohkan insiden penganiayaan terhadap suporter Malaysia juga pernah terjadi saat kedua tim nasional tersebut berlaga di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta.

"Saat itu Pemerintah Indonesia langsung meminta maaf secara resmi. Bahkan, Menpora kita yang ketika itu dijabat Pak Imam Nahrowi datang langsung ke Kemenpora Malaysia untuk menyampaikan permintaan maaf," katanya.

Semestinya, lanjut dia, Pemerintah Malaysia juga bisa berlaku bijak untuk menyampaikan permintaan maaf secara resmi seperti yang pernah dilakukan Pemerintah Indonesia.

"Kalau meminta maaf secara resmi nanti pasti dimaafkan kok. Asalkan juga ada kepastian bahwa pelaku penganiayaannya telah diproses secara hukum," tuturnya.

Sebelumnya, Sekretaris Kemenpora Gatos S. Dewa Broto sudah menanggapi permintaan maaf Syed Saddiq melalui akun Twitter-nya. Gatot berharap pernyataan tersebut dapat meredakan ketegangan kedua negara yang sempat memuncak.  

Gatot menambahkan, informasi tersebut sudah dilaporkan kepada Menpora dengan tembusan kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Ia berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang.