Ada COVID-19, Erick Thohir Jamin Stok Beras Jelang Lebaran Aman dan Tak Perlu Impor
Menteri BUMN mengunjungi gudang Bulog. (Mery Handayani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan peninjauan ke gudang Bulog untuk memastikan stok beras, pasca pemerintah Indonesia mengumumkan virus corona atau COVID-19 sudah masuk ke wilayah Indonesia.

Hasilnya, Menteri BUMN Erick Thohir memastikan, stok beras yang dimiliki pemerintah cukup untuk menghadapi wabah COVID-19. Bahkan, stok tersebut cukup hingga peringatan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran.

"Tapi intinya bahwa kita ingin masyarakat jelas, kondisi kita aman. Pemerintah hadir, ada corona virus kalau kita bersatu enggak heboh-heboh. Ada jalan keluar. Sama juga lebaran sudah dekat, kita pastikan stoknya ada, panen raya juga cepat. Kita akan balance," ucapnya, saat ditemui di Gudang Bulog, Sunter, Jakarta Utara, Rabu, 4 Maret.

Menteri BUMN mengunjungi gudang Bulog. (Mery Handayani/VOI)

Erick menjelaskan, saat ini stok beras yang dimiliki pemerintah hampir 1,6 juta ton untuk seluruh Indonesia. Namun, stok ini bisa bertambah mengingat akan ada panen raya.

Terkait dengan apa yang akan dilakukan pemerintah untuk menghadapi panic buying di tengah masyarakat, Erick menjelaskan, satu-satunya adalah dengan memberikan edukasi kepada masyarakat. Sebab, pemerintah tak bisa melarang untuk tidak panik.

"Kami memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa kita siap, stoknya ada. Itu saja yang bisa kami lakukan. Kalau melarang orang panik, enggak mungkin. Cuma kami ingin memberikan secara transparan dengan fakta dan data, jadi bukan asumsi-asumsi bohong. Ini ada barangnya," jelasnya.

Erick juga menjelaskan, bahwa saat ini pemerintah juga terus berupaya memperbaiki distribusi guna memutus rantai mafia beras. Sebab, pemerintah tidak ingin rakyat dan petani menjadi korban.

"Maksudhya gini lah, kita itu harus berdagang semuanya win win, sama sama baik. Petani enggak boleh dikorbankan, rakyat mesti membeli dengan harga yang baik. Yang namanya pedagang boleh untung, itu hak. Ini yang dipastikan, Pak Buwas (Dirut Bulog) juga, sama lah kita mau mafia-mafia ini harus kita sadarkan," ucapnya.

Menurut Erick, Indonesia tidak boleh anti impor. Namun, tidak juga dengan melakukan kecurangan sehingga membuat pemerintah harus selalu impor dari luar ngeri. Di gudang Bulog, katanya, juga ada beras impor. Namun, juga ada beras lokal dari Sulawesi.

"Kita lihat juga di sini ada beras impor dari India, Thailand tapi juga ada beras lokal. Masih banyak impor. Kalau persen kan relatif naik turun, nantikan kalau ada panen raya lokal semua," tuturnya.

Menteri BUMN mengunjungi gudang Bulog. (Mery Handayani/VOI)

Sementara itu, Kepala Bulog Budi Waseso mengungkap, panen raya yang akan dilakukan pada Maret dan April akan menambah jumlah stok beras sekitar 1,4 juta ton. Meski begitu, saat panen raya tiba, stok beras yang saat ini ada di gudang Bulog harus didistribusikan keluar.

"Jadi diperkirakan dari Menteri Pertanian, BPS panen kita akhir bulan Maret sama April diperkirakan surplusnya 2,8 juta. Ini kalau kita bicara data. Bulog, paling tidak dengan kondisi gudang ini kurang lebih di atas 1,4 juta. Tapi tadi kita harus segera juga mengeluarkan beras-beras ini ya. Di beberapa tempat sudah mulai akan mau ada panen. Jadi itu yang akan kita lakukan nanti. Berarti kan kita tidak mungkin impor beras khusus," katanya.