Hujan Deras, Jadwal Berubah, JogjaROCKarta Tetap Menyalak
Scorpions saat tampil di JogjaROCKarta (Dok. Rajawali Indonesia)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Hujan yang tak kunjung reda sejak pagi hingga sore, serta perubahan rundown band-band lokal secara mendadak tak mengurangi gairah pecinta musik berdistorsi untuk berbondong-bondong menuju Stadion Kridosono, Yogyakarta, Minggu, 1 Maret. Ya, kemahsyuran festival JogjaROCKarta tak terkikis sedikit pun.

Penampilan Scorpions dan Whitesnake sebagai headliner benar-benar menghipnotis sekitar 17 ribu penonton yang memadati lapangan yang basah. Whitesnake tampil lebih dulu ketimbang Scorpions. Mereka membuka penampilannya dengan lagu Bad Boys pada pukul 20.40 WIB. "Akhirnya bertemu lagi setelah 1975," ujar David Coverdale, sang vokalis, menyapa penonton. Coverdale kali terakhir datang ke Indonesia bersama Deep Purple 45 tahun lalu.

Band yang digawangi David Coverdale (vokal), Reb Beach (gitar), Joel Hoekstra (gitar), Michael Devin (bass), Tommy Aldridge (drum), dan Michele Luppi (kibor), membawakan 14 lagu, antara lain, Here I Go Again, Slow And Easy, Fool For Your Loving, Love Ain't No Stranger, Shut Up And Kiss Me, dan Still if the Night. Mereka memuaskan para penggemarnya dengan tampil selama 80 menit.

Scorpions membuka pertunjukannya dengan lagu Going Out With A Bang. Band rock asal Hanover Jerman ini beranggotakan Rudolf Schenker (gitar), Klaus Meine (vokal), Matthias Jabs (gitar), Paweł Mąciwoda (bass), dan Mikkey Dee (drum). Scorpions memainkan 15 lagu, termasuk hits Wind Of Change dan Still Loving You. Ada pula 70's medley yang terdiri dari lagu Top Of The Bill, Steamrock Fever, Speedy's Coming, dan Catch Your Train.

Aksi panggung tak kalah memukau juga disajikan oleh Meine dkk. Sekali pun beberapa waktu lalu, ia baru menjalani operasi batu ginjal. "Selamat malam, Yogyakarta, apa kabar," ujar Klaus dalam bahasa Indonesia menyapa penonton. Ia berusaha tampil atraktif dan menguasai panggung, termasuk membagikan sejumlah stik drum kepada penonton dengan cara melempar dari panggung. Scorpions mengakhiri pertunjukannya dengan lagu Rock You Like A Hurricane.

Death Vomit Batal Tampil

Hujan deras membuat perhelatan JogjaROCKarta diundur 30 menit dari jadwal yang sudah ditentukan. Death Vomit yang seharusnya menjadi band pembuka pada 14.30 WIB pun memutuskan untuk tidak jadi tampil. Alhasil, Kelompok Penerbang Roket membuka ajang musik rock internasional ini. Band asal Jakarta yang beranggotakan John Paul (bass dan vokal), Rey Marshall (gitar), dan Igusti Vikranta (drum) membawakan lagu berjudul Anjing Jalanan yang menandai dimulainya JogjaROCKarta. Mereka tampil sekitar 40 menit dan menutup penampilan mereka dengan lagu Mati Muda.

Hujan mengecil ketika Navicula beraksi di panggung pukul 16.20 WIB. Band grunge asal Ubud Bali ini membawakan enam lagu, yakni Di Depan Layar, Biarlah Malaikat, Busur Hujan, Mafia Hukum, Bali Berani Berhenti, dan Metropoluta. Band yang digawangi I Gede Roby (vokal), Khrisnanda Adipurba (bas), dan Palel Atmoko (drum) ini baru pertama kali tampil di JogjaROCKarta Festival #4 2020.

"Kami senang bisa main di JogjaROCKarta karena berarti kami menjadi bagian dari sejarah pentas musik rock terbesar, bisa menambah daftar curriculum vitae kami," ujar Roby.

Dia juga tidak mempersoalkan cuaca hujan atau tidak, ketika Navicula didapuk untuk tampil, maka mereka siap. Termasuk, tidak memperhitungkan jumlah penonton. "Tidak masalah main di depan berapa pun penontonnya, mau seribu atau 5 ribu, kami tetap tampil," ucapnya.

Band rock legendaris God Bless tampil sekitar pukul 17.00 WIB. Ahmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), Donny Fatah (bass), Abadi Soesman (kibor) dan Fajar Satriatama (drum), memainkan 11 lagu, antara lain Rumah Kita, Kehidupan, Cermin, dan Semut Hitam.

Penampilan God Bless di JogjaROCKarta adalah yang ketiga kalinya. Panggung JogjaROCKarta juga mempertemukan kembali God Bless dengan David Coverdale, vokalis Whitesnake. Mereka pernah satu panggung saat David masih menjadi vokalis Deep Purple dan konser di Jakarta pada 1975.

The Hu, band rock asal Mongolia naik ke panggung pada pukul 18.20 WIB. Band yang beranggotakan Nyamjantsan Galsanjamts, Galbadrakh Tsendbaatar, Temuulen Naranbaatar, dan Enkhasaikhan Batjargal tampil sekitar 45 menit.

Mereka membawakan sembilan lagu, meliputi Shoog Shoog, The Same, The Gereg, Uchirtai Gurav, Yuve Yuve Yu, Wolf Totem, The Great Chinggis Khaan, Black Thunder, dan This is the Mongol. Mengusung aliran hunnu rock, The Hu menggabungkan headbanging barat dengan musik tradisional. Band ini juga menggunakan suling serta gitar khas Mongolia.

Band rock legendaris 90-an, Powerslaves, tampil tepat sebelum Whitesnake. Band yang digawangi Heydi Ibrahim (vokal), Anwar Fatahillah (bass), dan Wiwiex Soedarno (kibor), plus tiga musisi tambahan; Anton (drum) Ambang Christ dan Robbie Rahman (gitar) ini seharusnya membawakan 10 lagu. Namun, pengaturan ulang durasi membuat mereka hanya tampil 20 menit dan membawakan lima lagu.

Band yang baru pertama kali datang ke JogjaROCKarta ini juga membawakan lagu-lagu hitsnya, seperti Insiden Mie, Metal Kecil, Impian, Jika Kau Mengerti, Malam Ini, dan  100% Rock and Roll. "Kami senang bisa tampil di JogjaROCKarta, amazing," ujar Anwar. Sekalipun, ia menyayangkan pemotongan durasi tampil, akan tetapi ia memakluminya. "Sudah biasa kalau tampil di festival musik dan bermain sebelum artis luar negeri durasi tampil dipotong," ucapnya.

CEO Rajawali Indonesia sekaligus founder JogjaROCKarta, Anas Syahrul Alimi, bersyukur konser berjalan sukses walaupun sempat hujan. Ia tidak menampik ada satu band yang batal tampil karena faktor cuaca. "Mereka juga sudah minta maaf," ujarnya.

Menurut Anas, JogjaROCKarta bisa ditiru daerah lain dan menjadi contoh festival kelas dunia juga bisa digelar di daerah. Ia bercerita, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang juga menonton JogjaROCKarta berkeinginan membuat acara serupa di Semarang.

Anas juga mengungkapkan edisi keempat JogjaROCKarta ini menjadi saksi sejarah musik Indonesia sebab Scorpions dan Whitesnake dapat bermain dalam satu panggung. Pergelaran ini juga membuktikan di tengah isu virus corona, pariwisata bisa terdongkrak melalui acara ini. "Sebanyak 70 persen penonton yang datang berasal dari luar kota," pungkas Anas.