Petaka Susur Sungai Jadi Peringatan Bahaya Berkegiatan Alam di Musim Hujan
Ilustrasi (Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Kegiatan susur sungai kelompok pramuka SMP Negeri 1 Turi di Sungai Sempor, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, berujung malapetaka. Hingga pukul 10.43 WIB, sedikitnya 9 siswa meninggal dunia akibat terbawa arus saat menyusuri sungai. 

Kepala Pusat Informasi Nasional Gerakan Pramuka, Guritno berujar, peristiwa ini menyadarkan semua pihak atas bahaya melakukan kegiatan alam pada musim hujan. Sehingga, potensi aliran deras pada sungai tersebut dapat dihindari. 

"Kami mengimbau kepada seluruh jajaran Gerakan Pramuka khususnya kakak-kakak pembina agar bijaksana dan memahami manajemen risiko dan bijaksana dalam memberikan kegiatan kepada peserta didiknya," kata Guritno saat dihubungi VOI, Sabtu, 22 Februari. 

Lagi pula, kata dia, susur sungai mestinya tidak dilakukan oleh peserta pramuka di tingkat penggalang. "Seharusnya tidak untuk penggalang, karena itu diperuntukkan bagi penegak," ucap dia. 

Kegiatan menyusuri sungai sebenarnya bisa dilakukan oleh peserta tingkat penggalang, namun harus mempertimbangkan kondisi cuaca dan ada pengawasan ketat dari orang dewasa. 

Lebih lanjut, Guritno menyebut saat ini Dewan Pimpinan Gerakan Pramuka Kwartir Nasional masih menyelidiki alasan kelompok pramuka masih melakukan kegiatan susur sungai dan mencari pihak yang bertanggung jawab. 

"Kami belum bisa menyatakan pihak yang terbukti lalai atas peristiwa ini karena sedang dalam penyelidikan," katanya. 

Kegiatan susur sungai siswa pramuka SMPN 1 Turi dilakukan pada Jumat, 21 Februari pukul 15.30 WIB. Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo menyatakan, saat mulai menyusuri Sungai Sempor Sleman cuaca masih cerah dan belum turun hujan. 

Namun, pada saat kegiatan berlangsung tiba-tiba datang aliran besar dari hulu. Sedikitnya, 9 siswa ditemukan meninggal dunia dan 23 siswa yang mengalami luka-luka. Masih ada 1 siswa yang belum ditemukan. 

Sebanyak 21 siswa dirawat jalan atau pulang ke kediaman masing-masing dan dua siswa menjalani rawat inap di Puskesmas Turi, yakni siswi bernama Teta Versya dan Hapsari Teta.