Penyebaran COVID-19 Lebih Mirip Flu Daripada SARS
Ilustrasi (Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah ilmuwan di China mengatakan penyebaran virus corona atau COVID-19 lebih mirip influenza daripada virus terkait lainnya. Ini pula yang membuat virus tersebut mudah menyebar dan menewaskan ribuan orang di berbagai dunia. 

Dilansir Reuters, teori ini didapat ketika para ilmuwan mempelajari kain penyeka hidung dan tenggorokan dari 18 pasien yang terinfeksi virus corona. Dalam satu kasus, virus corona tetap ada meski pasien tidak memperlihatkan gejala terinfeksi. Bahkan, pasien tanpa gejala dapat menyebarkan virus tersebut.

Hasil penyelidikan yang diterbitkan pada Rabu, 19 Februari, di New England Journal of Medicine, memberikan bukti baru bahwa COVID-19, yang telah menewaskan lebih dari 2.000 orang itu, tidak terkait dengan virus corona serupa.

"Jika dikonfirmasi, ini sangat penting," kata seorang ahli virologi dan peneliti vaksin dari Klinik Mayo di Rochester, Minnesota, Dr. Gregory Poland, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Tidak seperti Sindrom Pernapasan Akut Berat (Severe Acute Respiratory Syndrome/SARS) yang menyebabkan infeksi jauh di saluran pernapasan bagian bawah hingga dapat menyebabkan pneumonia, COVID-19 menghuni saluran pernapasan bagian atas dan bawah. Ini membuat virus tidak hanya mampu menyebabkan pneumonia berat, tetapi menyebar dengan mudah seperti flu atau flu biasa.

Para peneliti di Provinsi Guangdong memantau jumlah virus corona pada 18 pasien. Salah satunya yang mengidap virus tingkat sedang di hidung dan tenggorokannya, tidak pernah memiliki gejala penyakit apa pun.

Di antara 17 pasien yang memiliki gejala tadi, tim menemukan kadar virus meningkat cepat setelah gejala pertama kali muncul. Jumlah virus itu lebih tinggi berada di hidung daripada di tenggorokan. Karenanya, pola seperti ini lebih mirip dengan influenza daripada SARS. Gejala lainnya bahkan menunjukkan gejala demam.

"Apa yang dikatakan, jelas virus ini dapat dikeluarkan dari saluran pernapasan bagian atas dan orang-orang melepaskannya tanpa gejala," kata Poland.

"Temuan itu menambah bukti bahwa COVID-19, tidak memiliki gejala seperti SARS," ujar seorang ahli imunologi di Scripps Research La Jolla, Kristian Anderson. Dia menggunakan alat pengurutan gen untuk melacak wabah penyakit ini.

"COVID-19, jauh lebih mudah menyebar di antara manusia daripada virus corona jenis lain yang pernah kita lihat. Ini lebih mirip dengan penyebaran flu," kata Anderson, yang tidak terlibat dengan penelitian tersebut.

Para peneliti mengatakan temuan mereka menambah laporan bahwa virus dapat ditularkan pada awal perjalanan infeksi dan menyarankan agar pengendalian COVID-19 dilakukan berbeda dengan SARS, terutama dalam mengatasi penyebaran virus corona jenis baru itu di rumah sakit.