Gerombolan Bersenjata Curi Ratusan Tisu Toilet di Supermarket Hong Kong
Ilustrasi tisu toilet (Harry Peters/unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Semenjak wabah virus corona merebak, tisu toilet menjadi barang penting bagi warga Hong Kong. Lantaran banyak warga yang memilih untuk berdiam diri di dalam rumah dan tidak pergi keluar, karena khawatir tertular virus.  

Apalagi semenjak virus bernama ilmiah, COVID-19 itu dilaporkan telah membunuh lebih dari 1.000 orang di China. Hal itu membuat tisu toilet menjadi barang yang selalu jadi rebutan di pasaran. 

Akibatnya banyaknya orang memburu tisu toilet tersebut membuat banyak orang rela melakukan apa saja agar mendapatkannya, termasuk dengan cara merampok. Di sebuah supermarket di distrik Mong Kok terdapat perampokan tisu toilet. Perampok tersebut bahkan memiliki senjata. 

Dilansir dari BBC, Polisi berhasil menangkap dua pria dan menemukan beberapa gulungan toilet yang dicuri, kata laporan media setempat. Perampokan tisu toilet terjadi di Mong Kok, sebuah distrik di Hong Kong dengan sejarah geng-geng yang kerap melakukan kejahatan.

"Seorang petugas pengiriman diancam oleh tiga pria yang menggunakan pisau dan mengambil tisu toilet senilai lebih dari 1.000 dolar Hong Kong (sekitar Rp1.759.473)," kata seorang juru bicara polisi. 

Menurut laporan setempat, para perampok tersebut melakukan perampokan dengan mengancam seorang pekerja pengiriman barang yang tengah menurunkan gulungan tisu toilet di halaman Wellcome Supermarket.

"Ini adalah tindakan yang tidak masuk akal dan kami terkejut," kata seorang juru bicara dari supermarket tersebut.

Sang juru bicara menambahkan bahwa semua Wellcome Supermarket memiliki persediaan tisu toilet yang cukup dengan pasokan reguler. Oleh karena itu ia juga mendesak masyarakat untuk tidak melakukan pembelian dalam jumlah besar karena panik.

Kepanikan masyarakat terhadap COVID-19 membuat toko-toko di penjuru Hong Kong dibanjiri pembeli. Tak hanya tisu toilet, stok makanan instan, beras, pasta gigi, dan barang-barang yang sekiranya dapat bertahan lama dilaporkan diborong secara besar-besaran. Bahkan ketika stok baru datang, dapat habis secara singkat dengan antrean yang panjang.

Alasan banyak masyarakat berbelanja besar-besaran juga karena khawatir suatu hari nanti mereka akan menghadapi stok keperluan sehari-hari di pasaran menipis, seperti halnya beberapa daerah di China daratan. Pemerintah Hong Kong pun berkali-kali sudah mengingatkan bahwa pihaknya menjamin persediaan barang di pasar akan terus tersedia. Meski demikian masyarakat Hong Kong tidak percaya dan tetap berbelanja besar-besaran. 

Barang-barang yang sudah langka kini adalah masker dan pembersih tangan. Kedua barang tersebut barang yang wajib dimiliki bagi masyarakat namun sangat langka didapatkan. Di Hong Kong terdapat 57 kasus COVID-19 yang terkonfirmasi. Satu orang dilaporkan meninggal dan 2 orang berhasil sembuh dari virus yang berawal dari Provinsi Hubei tersebut. 

Pihak berwenang juga menyayangkan rumor yang beredar di media sosial yang menyatakan bahwa stok barang-barang keperluan sehari-hari seperti peralatan mandi, makanan, pembersih lantai sudah hampir kosong. Tak hanya di Hong Kong, pembelian tisu toilet, pembersih tangan, dan masker wajah secara besar-besaran oleh masyarakat juga terjadi di Singapura. Di Singapura sendiri kasus COVID-19 yang terkonfirmasi sebanyak 75 kasus.