Sambutan Hangat Keluarga akan Kepulangan Sanak Kerabatnya dari Natuna
Orang tua salah satu wni peserta observasi di Natuna (Tachta Citra Elfira/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Salah satu keluarga dari warga negara Indonesia (WNI) yang diobservasi di Natuna karena virus corona, datang ke Bandara Halim Perdanakumua. Mereka berencana menjemput anggota keluarganya yang telah menjalani masa observasi 14 hari setelah pulang dari Wuhan, China.

Dilihat VOI, tak sedikit pihak keluarga yang datang ke Bandara Halim Perdanakusuma. Salah satunya, Aprilia yang datang dari Bogor dan ingin menjemput putranya berinisial YA. 

"Komunikasi lancar waktu di China. Hanya tidak dibolehkan keluar. Karena perjalanan ditutup semua. Mereka hanya di dalam kamar, tidak boleh keluar ya. Mereka tetap dipantau. Hanya berkurang saja makanan itu, saya lihat ini lagi belanja, tapi sedikit," kata Apriliya (56) kepada awak media, Sabtu, 15 Februari.

Menurut pengakuan Aprilia, YA merupakan mahasiswa pendidikan di Universitas Wuhan, China. Alih-alih merasa khawatir karena sempat menjalani masa observasi di Natuna, pihak keluarga akan tetap menyambut hangat kepulangan YA. 

"Menerima, bahkan kami bertiga ini sengaja menjemputnya sengaja enggak pakai masker. Memang anak saya itu sehat di sana. Cuma dia mengikuti peraturan pemerintah untuk observasi selama 14 hari di sana," ungkapnya.

Meski sudah pulang, YA akan tetap mendapatkan layanan surveillance tracking, di mana peserta akan dipantau menyoal kesehatan di rumah masing-masing secara kekeluargaan yang tidak akan membuat resah para WNI tersebut.

Sebagai informasi, berdasarkan data yang ada, 238 orang warga Indonesia yang kini akan dipulangkan tersebar di 29 provinsi, yaitu: Aceh 13 Orang, Bali 2 orang, Bangka Belitung 1 orang, Banten 5 orang. Kemudian, Bengkulu dan DIY 2 orang, Gorontalo 1 orang. Dilanjutkan DKI Jakarta 16 orang, Jambi 4 orang, Jawa Barat 9 orang, Jawa Tengah 10 orang, Jawa Timur 65 orang, Kalimantan Barat 4 orang, Kalimantan Timur 15 orang, Kalimantan Selatan 8 orang, Kalimantan Utara 19 orang.

Lalu ada di Kalimantan Tengah 4 orang, Kepulauan Riau 2 orang, Lampung 1 orang, NTB 4 orang, Papua 5 orang, Papua Barat 9 orang, Riau 6 orang. Dilanjutkan di Sulawesi Barat 2 orang, Sulawesi Selatan 16 orang, Sulawesi Tengah 2 orang, Sulawesi Tenggara 4 orang, Sumatera Utara 4 orang, dan Sumatera Barat 1 orang.