Aplikasi WhatsApp yang Kini Memiliki 2 Miliar Pengguna Setia
Ilustrasi WhatsApp (Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Layanan pesan instan milik Facebook, yakni WhatsApp telah memiliki lebih dari dua miliar pengguna di seluruh dunia, meningkat dari 1,5 miliar pada akhir 2017. Disebabkan karena komitmen mereka terhadap enkripsi end-to-end yang kuat untuk melindungi privasi penggunanya.

WhatsApp, diakuisisi oleh Facebook pada 2014. Kesepakatan itu bernilai 19 miliar dolar Amerika Serikat (AS), hal ini merupaka akuisisi terbesar oleh raksasa media sosial hingga saat ini.

Terlepas dari ukurannya, pertumbuhan WhatsApp tetap kuat. Ia telah memperoleh 500 juta pelanggan baru selama dua tahun terakhir, dan elah berkembang menjadi salah satu layanan yang paling banyak digunakan di deretan aplikasi olahpesan, yang menawarkan pengiriman pesan gratis bersama dengan panggilan suara dan video.

"Percakapan pribadi yang dulunya hanya mungkin dilakukan secara tatap muka kini dapat dilakukan di jarak yang sangat jauh melalui obrolan instan dan panggilan video. Ada begitu banyak momen penting dan istimewa yang terjadi di atas WhatsApp dan kami merasa rendah hati dan merasa terhormat untuk mencapai tonggak sejarah ini," tulis pihak WhatsApp dalam blog resminya, Kamis 13 Februari.

Dengan tetap berkomitmen pada sebuah enkripsi kuat, yang memungkinkan pengguna untuk terhubung secara pribadi, di mana pun mereka berada dan tetap merasa aman.

"Enkripsi yang kuat adalah keharusan dalam kehidupan modern. Kami tidak akan berkompromi pada keamanan karena itu akan membuat orang kurang aman. Untuk perlindungan yang lebih banyak lagi, kami bekerja dengan para pakar keamanan top, menggunakan teknologi industri terkemuka untuk menghentikan penyalahgunaan serta memberikan kontrol dan cara untuk melaporkan masalah, tanpa mengorbankan privasi," lanjut WhatsApp.

Menurut laporan Japan Today, pada pekan lalu, sebuah organisasi perlindungan anak meminta Facebook untuk menghentikan rencana enkripsi yang kuat dari semua platformnya, dengan mengatakan itu akan memungkinkan predator untuk beroperasi secara bebas.

WhatsApp menggunakan enkripsi end-to-end,  yang dalam banyak kasus dapat mencegah penegak hukum mengakses data pengguna bahkan dengan perintah pengadilan. Jejaring sosial bekerja untuk memperluas enkripsi end-to-end di seluruh aplikasi pengiriman pesannya, termasuk Facebook Messenger dan Instagram.

Kelompok perlindungan anak telah menyatakan kekhawatiran bahwa enkripsi merupakan pertukaran online yang lebih kuat untuk memfasilitasi penyebaran konten pornografi anak. Pendukung enkripsi yang kuat berpendapat bahwa akses khusus atau "pintu belakang" yang diizinkan untuk penegakan hukum akan melemahkan keamanan dan dapat dieksploitasi oleh penjahat, peretas, dan pemerintah otoriter.

Pejabat dari AS, Inggris dan Australia akhir tahun lalu juga pernah meminta Facebook untuk mengizinkan pihak berwenang menghindari enkripsi untuk memerangi ekstremisme, pornografi anak, dan kejahatan lainnya dengan lebih baik.

Chief WhatsApp dan Messenger Facebook, Will Cathcart dan Stan Chudnovsky, merespon dalam sebuah surat kepada para pejabat dari tiga negara yang memungkinkan akses "pintu belakang" itu. Hal ini akan menjadi hadiah bagi para penjahat, peretas, dan rezim represif sembari membuat para pengguna rentan .

Fitur enkripsi WhatsApp ini telah didukung oleh lebih dari 100 organisasi aktivis, pakar keamanan dan kelompok industri yang memperingatkan terhadap upaya untuk memaksa perusahaan teknologi untuk melemahkan enkripsi. Meskipun enkripsi yang kuat, WhatsApp telah melihat kelemahan dieksploitasi di dunia maya.

Sebuah kelompok aktivis hak asasi manusia mengatakan bahwa spyware yang disembunyikan dalam pesan WhatsApp, mungkin dikembangkan oleh NSO Group yang berbasis di Israel, digunakan untuk melacak kepentingan negara.

Namun apakah benar enkripsi kode merupakan pagar keamanan di aplikasi milik Mark Zuckerberg itu? Melihat belum lama ini, CEO Amazon Jeff Bezos juga diyakini telah terinfeksi oleh spyware yang disembunyikan dalam pesan WhatsApp dari Pangeran Mahkota Saudi Mohammad bin Salman. Hingga kini, kasus tersebut belum menemukan titik terang.

Perlu diketahui, sepertinya Zuckerberg patut berbangga diri, bukan hanya WhatsApp, Facebook juga mengatakan baru-baru ini sekitar 2,89 miliar orang di seluruh dunia adalah pengguna harian mereka.

Bukan hanya menyoal enkripsi, tak sedikit orang yang memilih WhatsApp sebagai alat pesan instan yang mudah secara personal maupun berkelompok (grup), tetapi banyaknya fitur juga mendukung untuk tetap dijadikan pilihan. Belum lama ini, WhatsApp juga telah merilis WhatsApp Dark Mode versi beta. Beberapa emoji baru tahun ini juga akan meluncur.