Rumah Sakit 'Instan' Huoshenshan Terima Pasien Virus Corona Pertamanya
Rumah sakit Huoshenshan (twitter @brunoalberti)

Bagikan:

JAKARTA - China berhasil menyelesaikan pembangunan Rumah Sakit (RS) Huoshenshan dalam waktu yang terbilang singkat, sekitar 10 hari. Rumah sakit ini pun mulai menerima dan merawat pasien-pasien khusus virus corona (2019-nCoV) atau yang dikenal juga sebagai flu Wuhan. 

Dilansir dari South China Morning Post, Rumah sakit yang diberi nama Huoshenshan atau 'Gunung Dewa Api' ini telah menerima gelombang pertama pasien dari sejumlah rumah sakit yang menangani virus corona. 

RS Huoshenshan ini berdiri di atas lahan seluas delapan hektare, dan memiliki fasilitas yang terbilang mumpuni dan memiliki 1.500 tempat tidur. RS Huoshenshan ini juga memiliki fasilitas robot medis dan ruang karantina khusus. 

Pembangunan rumah sakit instan ini, dilakukan dalam waktu singkat. Menurut situs web China State Construction Engineering Corp, memperlihatkan bagaimana puluhan eskavator dan buldoser bekerja siang dan malam untuk membangun Rumah Sakit Huoshenshan. 

Dikutip dari Xinhua, ini bukan kali pertama China membangun rumah sakit dalam waktu singkat untuk menangani wabah penyakit. Xiaotangshan Hospital, merupakan rumah sakit pertama yang dibangun China untuk mengobati pasien SARS pada 2003. China pun berhasil menangai 99 persen pasien yang dirawat di RS Xiaotangshan, tanpa ada anggota medis yang terinfeksi. 

Berdasarkan catatan medis tersebut, Presiden China Xi Jinping untuk bergegas membangun rumah sakit Huoshenshan. Dokter militer juga ikut diperbantukan sebagai staf medis di RS Huoshenshan, sejak 2 Februari lalu. Operasi kesehatan ini disebut-sebut sebagai operasi non-militer terbesar sejak gempa Yushu pada 2010. 

Pemerintah China juga menyiapkan delapan pesawat IL-76 di Bandara Tianhe, Wuhan untuk mengangkut 58 ton bantuan beserta tim medis untuk bergabung dengan 450 personel militer yang sudah ada. Banyaknya di antara tim medis yang ikut dalam operasi kesehatan ini, pernah tergabung dalam memerangi wabah SARS dan Ebola di Afrika Barat.

Selain itu, Militer China yang dikerahkan juga bertugas mengawasi pengiriman barang-barang kebutuhan pokok kepada orang-orang yang tinggal di Wuhan. Berbagai pihak berusaha agar masyarakat dapat terus berada di rumah untuk mengurangi penyebaran virus. Semua sekolah di Provinsi Hubei menunda dimulainya semester baru sampai waktu yang belum ditentukan.