GrausiG Rilis Ulang <i>Abandoned Forgotten & Rotting Alone</i>, Kini Lebih 'Sakit"
GrausiG (Dok GrausiG)

Bagikan:

JAKARTA - Pasukan death metal asal Jakarta, GrausiG merilis ulang album Abandoned Forgotten & Rotting Alone sebagai penanda 20 tahun perilisan versi orisinalnya. Bertajuk Re-Abandoned Forgotten & Rotting Alone, album ini merupakan permintaan khusus para metalhead yang di dalamnya ditambahkan satu lagu baru.

The Omens Of Titanic Martyrdom, Horrendous Dead In Xenodochium, Thy Of The Damned, Father Of The Flesh, Embalmed Crucifixion, dan .......Dismemberment kini dibawakan oleh formasi Balonk (vokal), Mame (gitar), Ewin (bass), dan Denny (drum). Album ini didedikasikan GrausiG kepada mantan vokalis mereka, James Budianto (1974-2017).

Berdiri di atas fondasi persekutuan semburan musik Suffocation dan Deicide, GrausiG kali ini menampilkan sejumlah metalhead tamu untuk menambah daya ledak setiap komposisinya. Para metalhead itu adalah semisal Pipink (Straightout), Andre Tiranda (Siksa Kubur), Robby Agam, dan Atenx (Panic Disorder). 

"Re-Abandoned adalah sebuah album kejam yang dinanti selama dua dekade, berisikan lagu-lagu yang sangat menyenangkan untuk direkam ulang dan menunjukan bagaimana sebuah materi usang dikemas dan disajikan dengan susunan formasi saat ini (2019) dan dipastikan ini akan menjadi sebuah tawaran yang lebih berat dan lebih asyik," kata Denny, drumer GrausiG kepada VOI.

Tanpa mengubah aransemen dari lima lagu lama, GrausiG merekam serta melakukan sentuhan ulang pada sisi audio trek-trek tersebut agar terdengar jauh lebih segar. Tujuan utama dirilis ulangnya album ini memang untuk diperkenalkan kepada metalhead zaman sekarang, yang pada saat versi orisinalnya dirilis mereka belum lahir.

Dari sisi lirik, album ini menyuguhkan lagu-lagu bertema kegelapan. Salah satunya tentang kemunafikan yang dipaparkan secara gamblang. Sedangkan dari sisi musik, sebagai band pengusung genre death metal, GrausiG bersikukuh untuk tidak menonjolkan part maupun instrumen tertentu.

"Aransemen keseluruhan dengan tempo yang cepat serta tata suara yang berat bertujuan membentuk suatu harmoni," jelas Denny.

Untuk itu, Denny menegaskan, versi rekam ulang dari Abandoned Forgotten & Rotting Alone ini patut didengarkan karena direkam dengan tata suara dan tempo yang lebih baik dibandingkan rilisan awalnya. Selain itu, album ini juga mengandung elemen musik death metal yang tidak serupa dengan band-band death metal Tanah Air pada umumnya.

"Intinya, lebih sakit!" pungkas Denny.