Perjuangan Harriet Tubman, Perempuan Afrika-Amerika yang Tampil dalam Perangko AS
Harriet Tubman (Sumber: Library of congress)

Bagikan:

JAKARTA - Pada 1 Februari 1978, untuk pertama kalinya sosok wanita Afrika-Amerika menjadi tampilan di perangko Amerika Serikat (AS). Bukan sekadar tempelan pada amplop surat, sosok Harriet Tubman yang dijadikan sebagai tampilan perangko merupakan simbol bahwa kontribusinya dalam permusnahan perbudakan diakui oleh sejarah.

Harriet Tubman adalah tokoh tunggal dari gerakan penghapusan perbudakan. Tubman sendiri adalah seorang budak yang lolos dari penahanan di Maryland dan melakukan setidaknya 19 perjalanan untuk membebaskan banyak budak.

Sejak usia dini, Tubman menjadi sasaran pemukulan dan pelecehan yang biasa terjadi di banyak rumah yang memiliki budak. Tubuhnya yang lemah dan kecil membuat kesehatan Tubman semakin menurun. Hal tersebut menyebabkan turunnya kemampuan Tubman kepada pemiliknya dan membatasi prospeknya untuk bekerja.

Ketika dia masih remaja, Tubman terluka parah ketika majikannya mencoba menghentikan upaya pelarian budak lain. Majikan tersebut melemparkan sebuah benda besar yang mengenai Tubman. Tubman hanya diberi sedikit perawatan medis dan kembali bekerja.

Namun Tubman tak kunjung pulih karena terjadi kerusakan pada otak dan tengkoraknya. Ia menderita kejang berkala yang diyakini para peneliti mungkin merupakan epilepsi. Pada September 1849, majikan Tubman berusaha untuk menjualnya. Tubman dan dua saudara laki-lakinya lalu berusaha melarikan diri, meskipun mereka tidak berhasil. Karena alasan yang masih belum diketahui, saudara-saudaranya memutuskan untuk kembali, memaksa Tubman untuk kembali bersama mereka.

Pelarian lain

Beberapa bulan kemudian, Tubman berusaha kembali kabur, kali ini ia memutuskan untuk pergi sendirian. Tubman meninggalkan suami dan keluarganya ketika ia kabur ke utara melalui Delaware dan Pennsylvania.

Ia berhenti secara berkala di serangkaian tempat persembunyian sepanjang situs Underground Railroad, sebelum akhirnya menetap di Philadelphia. Pada akhir 1850, setelah mendengar kabar salah seorang keponakannya akan dijual, Tubman kembali ke selatan. Ia memulai misi pertama untuk membantu budak lain melarikan diri. 

Melansir History, Sabtu 1 Februari, Tubman diperkirakan telah membantu beberapa ratus budak kabur dan membantu mereka menemukan kebebasan di Kanada. Selama Perang Saudara AS, Tubman juga berhasil membebaskan 700 budak ketika dia memimpin pasukan dalam serangan di Combahee Ferry, South Carolina.

Meskipun Tubman memiliki uang yang terbatas, ia berusaha menampung dan memberi makan orang miskin. Tubman juga menjadi tokoh penting dalam perjuangan hak pilih perempuan. Terlepas dari upaya luar biasa ini, Tubman tidak menerima dana pensiun untuk jasanya dalam perang. Pada 1889, Tubman meninggal tanpa banyak orang tahu jasanya. 

Namun setelah gerakan hak-hak sipil Afrika-Amerika (Civil Rights Movement), ada sebuah desakan untuk mengenali tokoh-tokoh kulit hitam yang diabaikan seperti Tubman. Jasa-jasa Tubman menempatkannya sejajar dengan tokoh Afrika-Amerika lain seperti Martin Luther King, Jr, Booker T. Washington, dan Jackie Robinson.

Pada 2016, setelah bertahun-tahun desakan dari para aktivis, Menteri Keuangan Jack Lew mengumumkan bahwa wajah Tubman akan menggantikan wajah Presiden Andrew Jackson yang ada pada uang dua puluh dolar. Namun, pada tahun berikutnya, Menteri Keuangan pemerintahan Donald Trump, Steve Mnuchin, membatalkan ide tersebut.