Skema Evakuasi WNI dari Wuhan Setelah Mendarat di Tanah Air
Konferensi pers di Gedung Kemenkes (Mery Handayani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah pusat telah menginstruksikan penjemputan WNI dari Wuhan, China ke Tanah Air. Tidak hanya tenaga medis yang disiapkan, alat perlindungan diri (APD), kapsul evakuasi, hingga ambulans internasional disiapkan.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Wiendra Waworuntu mengatakan, saat ini ada dua skema evakuasi. Pertama, WNI yang berada di Wuhan di pindahkan ke daerah lain. Kedua, langsung diterbangkan ke Indonesia.

Wiendra mengatakan, jika skema yang dipakai langsung diterbangkan ke Indonesia, setelah pesawat yang membawa WNI dari Wuhan mendarat maka tim medis akan segera melakukan evakuasi. Pesawat tersebut aka mendarat di area karantina.

Alur evakuasinya, kata Wiendra, semua yang terlibat dalam evakuasi menggunakan alat perlindungan diri (APD) lengkap. Setelah itu, tim medis akan memeriksa, jika saat pemerikasaan dilakukan ada WNI yang mengalami demam, maka mereka akan dipisahkan untuk dirujuk ke rumah sakit.

"Petugas naik kemudian lihat apakah ada demam atau panas. Nah itu yang langsung dirujuk. Tetapi mereka yang tidak panas itu dianggap langsung di karantina," ucapnya, dalam konferensi pers, di Gedung Kemenkes, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Jumat, 31 Januari.

Wiendra mengatakan, mereka yang demam akan dirujuk ke rumah sakit menggunakan mobil ambulance internasional yang telah disiapkan. Namun, jika salah satu mengalami kondisi yang lebih parah, maka cara penangannya berbeda.

"Oh itu lain lagi, kalau pakai kapsul evakuasi itu emang benar-benar dia sedak atau apa. Kalau dikarantina pakai ambulance internasional," tuturnya.

Para petugas yang naik ke pesawat untuk melakukan pemeriksaan, kata Wiendra, mereka menggunakan APD lengkap yang tidak boleh dilepas sebelum sampai tempat karantina. "Kalau waktu dijemput pakainya APD yang astronot itu. Pada waktu penjemputan naik peswat sampai turun sampai aman. Lepas buang bajunya ketika sampai asrama," ucapnya.

Namun, Wiendra masih enggan menyebutkan di mana tempat karantina untuk WNI yang tiba dari Wuhan. Wiendra membantah, bahwa pihak Kemenkes mencoba menutupi. "Tidak, ini tidak ditutupi, karena skenarionya masih dibahas. Orang di dalam perjalanan aja bisa dibilang belok sana kan, belok kiri, belok kanan," ucapnya.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan jumlah WNI yang berada di China 249. Mereka akan dievakuasi menggunakan pesawat berbadan lebar agar dapat diterbangkan secara langsung tanpa melalui transit.

Sementara itu, Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, Mohammad Syahril mengatakan, untuk menyambut 249 WNI dari Wuhan, sudah sekitar 100 rumah sakit di Indonesia yang siap menangani kasus ini. Di Jakarta, ada tiga rumah sakit rujukan, RSPI Sulianti Saroso, Rumah Sakit Persahabatan, dan Rumah Sakit Gatot Subroto.

RSPI Sulianti Saroso, kata Mohammad, menyiapkan 50 tenaga medis untuk menangani WNI yang tidak sehat saat tiba di Tanah Air. Sementara untuk fasilitas, ada sebelas ruang isolasi yang sudah dipersiapkan.

"Satu ruangan untuk satu pasien. Tetapi ruangan ini dipakai apabila dirujuk oleh tim yang membawa pulang WNI. Tentu saja (pasien) yang memenuhi kriteria. Batuk, demam, dan sesak," ucapnya.