Pemerintah China Salurkan Sayuran ke Kota Wuhan untuk Tekan Harga
Ilustrasi (Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas China meminta para petani untuk meningkatkan produksi sayuran. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan makanan warga Kota Wuhan, yang terisolasi sejak Kamis, 23 Januari. Selain itu, otoritas China juga mengatakan akan menghukum mereka yang mengambil untung atau memberi harga terlalu tinggi pada masyarakat terkait penjualan sayuran.

Pekan lalu, otoritas China menutup sebagian besar jalur transportasi ke Kota Wuhan untuk mencoba menghentikan penyebaran virus corona (2019-nCoV/Flu Wuhan). 

Ribuan kasus virus corona terjadi di China, sementara wabah ini juga menyebar ke sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Thailand dan Singapura.

Menjelang penutupan Kota Wuhan, seluruh masyarakat bergegas ke supermarket membeli stok mi instan, sayuran, dan apa pun yang mereka bisa simpan dalam waktu yang lama. Beberapa masyarakat mengatakan, stok makanan yang mereka simpan mungkin hanya tahan untuk 10 hari, sedangkan pemerintah tidak memastikan sampai kapan Kota Wuhan diisolasi. 

Dikutip dari Reuters, Kamis 30 Januari 2020, Shouguang, daerah yang dikenal sebagai basis produksi sayuran terbesar di China, telah diminta untuk mengirimkan 600 ton sayuran segar ke Wuhan setiap hari untuk 10-15 hari ke depan. 

Hal tersebut disampaikan langsung oleh seorang pejabat di Sunjiaji, salah satu desa di Shouguang. Desa Sunjiaji, yang tanaman utamanya adalah mentimun, ditugaskan mengirim 60 ton mentimun dalam waktu kurang dari tujuh jam.

"Kami mendapat pesanan dari pemerintah kami pada jam 11 malam pada hari Senin (27 Januari 2020). Kami segera menghubungi petani kami, meminta mereka untuk memetik mentimun semalaman dan membawa panen mereka kepada kami sebelum jam 6 pagi. Kami akhirnya mengirim 70 ton," kata pejabat yang enggan memberikan namanya. 

Perusahaan makanan dan pertanian terbesar China, COFCO Group dan China Grain Reserves Corp (Sinograin) Group juga telah meningkatkan pasokan beras, daging, dan minyak goreng ke Provinsi Hubei. 

Ilustrai (Pixabay)

Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan mengeluarkan pemberitahuan, mendesak departemen terkait agar berkoordinasi menjaga pasokan sayuran dan harga yang stabil. 

Truk pengantar yang membawa makanan dibebaskan dari pembatasan perjalanan jika mereka memiliki izin dari pemerintah. Pihak berwenang telah menindak kasus kenaikan harga dan mempublikasikannya untuk memperingatkan masyarakat agar tidak menaikkan harga.

Pada Selasa 28 Januari 2020, sebuah supermarket di Zhengzhou, Provinsi Henan, didenda 500.000 yuan (sekitar Rp98 juta) karena menjual kubis seharga 63 yuan (sekitar Rp123.000) yang harga normalnya 17 yuan (sekitar Rp33.000).