Resensi Buku <i>Self Driving</i> – Mengenal Istilah <i>Driver-Passanger</i> Ala Rhenald Kasali
Buku Self Driving (Foto: Detha Arya Tifada/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Buku Self Driving karya Rhenald Kasali tampak mencolok dengan sampulnya yang berwarna merah, bertulisan tegas, serta terdapat label National Bestseller. Buku ini bakal menarik perhatian orang yang sedang berjalan-jalan ke toko buku.

Ada tiga alasan kuat untuk membeli buku yang punya 286 halaman ini. Pertama, buku ini jadi referensi banyak orang yang bermimpi menjadi pemimpin yang tangkas, penulisnya cukup terkenal, serta karena kajian dalam buku tersebut tampak menarik.

Sesuai judulnya, buku ini berisi tentang pilihan menjadi manusia sebagai pemimpin. Pilihannya ada dua, sebagai driver (pengemudi) atau passanger (penumpang).

Driver ialah seorang pemimpin yang yang dalam perjalanannya bisa saja salah, atau membentur kendaraan lain. Kalau ada kecelakaan, dialah yang bertanggung jawab, bukan penumpang. 

Sedangkan passenger, seorang pemimpin yang diibaratkan penumpang yang dalam perjalanan menuju sebuah tempat. Dia boleh mengantuk, tertidur, terdiam, bahkan tak perlu tahu arah, serta tak perlu banting tulang untuk menjaga mobilnya. 

Dari istilah itu, Renald memadankan kata driver dengan winner (orang yang sukses), dan passanger dengan loser (orang yang gagal).

Winner menurut Rhenald, merupakan orang yang terlihat penuh semangat, tak mudah putus asa, tidak mengeluh dan tak banyak komplain. Sementara, loser dianggap sebagai orang mudah menyerah, menganggap semuanya susah, menyalahkan orang lain dan sering bertindak ngawur.

Dari bab satu hingga bab akhir, pembaca disajikan banyak hal terkait perbedaan antara driver dan passanger. Renald juga membedah istilah lain, seperti bad driver (pengemudi yang buruk), dan good passanger (penumpang yang baik).

Semuanya disajikan dengan motivasi-motivasi berupa cuplikan tulisan dari empunya buku di koran-koran nasional, baik yang bermuatan ilmu, maupun rangkuman profil dari orang-orang yang sukses menjadikan dirinya pemimpin bagi perusahaan hingga negara. Bahasa yang ditulis dalam buku ini pun mudah dimengerti.

Salah satu cerita yang ditulis dalam buku ini adalah kisah Conor Mcgregor, seorang petarung Mix Martial Art (MMA) dair Ultimate Fighting Championship (UFC).

Dahulu, Conor hanya seorang yang biasa saja dan tak menonjol. Banyak temannya melakukan perundungan kepadanya. Dia pun jadi punya keinginan buat belajar bela diri, alasannya untuk sekadar jaga-jaga.

Dalam perjalanannya, dia sempat memiliki mimpi menjadi pesepak bola, dan gagal. Itulah yang menjadi landasan dan membuka cita-citanya membangun karier sebagai petarung MMA.

Buku ini layak disandingkan dengan buku Rich Dad, Poor Dad karya monumental dari Robert T. Kiyosaki. Bedanya, Robert T. Kiyosaki berfokus pada tokoh ayah kaya dan ayah miskin. Sedangkan Rhenald Kasali berfokus pada driver dan passanger

Bagi kamu yang ditengah jalan mulai merasakan hidup yang cenderung biasa-biasa saja, maka baca saja Self Driving, siapa tahu habis membaca, mental yang dulunya seorang passanger, kemudian berubah menjadi seorang driver.

Akhir kata, berikut sebuah pandangan dari Rhenald Kasali yang menarik untuk direnungi: “Berdasarkan pengamatan saya, salah satu persoalan berat yang dihadapi bangsa ini dalam menghadapi perubahan adalah rendahnya kemampuan kita untuk keluar dari comfort zone (zona nyaman).”

Judul Buku: Self Driving

Penulis: Rhenald Kasali

Terbit pertama kali: 2004

Penerbit: Mizan

Jumlah Halaman: 286