Kerap Jadi Masalah, Mahfud MD Cari Solusi Antisipasi Banjir di Jabodetabek
Menkopolhukam Mahfud MD (Wardhany Tsa Tsia/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD berencana menggelar rapat menyusul bencana banjir yang terjadi di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya setelah hujan besar terjadi pada Selasa, 31 Desember hingga Rabu 1 Januari kemarin.

Mahfud menilai situasi banjir di Jakarta dan sekitarnya, kerap menjadi masalah tahunan yang mempunyai dampak besar. Menanggapi situasi tersebut, dirinya akan menggelar rapat untuk membahas antisipasi banjir ke depannya. 

"Biasa kita sudah tahu, sering banjir dan selalu jadi masalah saya kira. Cuma sekarang lebih besar saja," kata Mahfud kepada wartawan di Kantor Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis, 2 Januari.

Diberitakan sebelumnya, akibat bencana banjir pengungsi banjir di Jabodetabek masih cukup tinggi. Hingga saat ini, tercatat 62 ribu warga mengungsi di 302 titik pengungsian. Hanya saja, dari jumlah tersebut ternyata masih ada banyak warga yang belum mendapat bantuan evakuasi dari rumah ke tempat pengungsian. 

"Kita harus antisipasi. Besok akan ada rapat," imbuh Mahfud.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengakui, sejak semalam proses evakuasi sulit dilakukan karena kuantitas perahu karet sedikit. Serta, beberapa wilayah punya rintangan yang cukup sulit dilalui karena derasnya arus. 

"Mungkin proses (evakuasi) agak sedikit lambat, karena jumlah bantuan yang tergelar di lapangan itu masih terbatas. Mudah-mudahan masyarakat saudara-saudara kita yang tertimpa musibah ini bisa tertolong secepat mungkin dengan cara-cara yang sangat baik," kata Doni di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Kamis, 2 Januari.

Doni menerangkan, BNPB menunjuk Wali Kota tiap wilayah se-Jabodetabek menjadi komando lapangan penanganan banjir. Penunjukan tugas ini dilakukan guna memaksimalkan proses evakuasi dan meminimalisasi bertambahnya korban banjir. Hal ini diputuskan berdasarkan hasil rapat koordinasi BNPB, TNI, Polri, serta pejabat daerah se-Jabodetabek hari ini. 

"Jadi setiap daerah kita atur sedemikian rupa, termasuk juga nanti dari kementerian. Jadi momen rapat ini adalah untuk sinergitas. Enggak bisa lagi tiap-tiap lembaga kementerian kerja sendiri," ucap Doni. 

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Mery Handayani/VOI)

Sementara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang sempat meninjau korban banjir di kawasan Rusun Pesakih dan lokasi pengungsian di sekitar Masjid Hasyum Asy'ari, Kalideres, Jakarta Barat. Masih enggan berkomentar mengenai antisipasi banjir, dirinya masih berfokus untuk mengevakuasi warga yang terdampak sejak Rabu, 1 Januari kemarin.

"Saat ini konsentrasi pada evakuasi penyelamatan warga. Dan ini yang kami pastikan berjalan dengan baik," kata Anies saat ditanya soal antisipasi banjir, Kamis, 2 Januari.

Anies mengatakan saat ini keselamatan warga menjadi prioritas Pemprov DKI Jakarta. Dirinya juga terus memantau lokasi-lokasi banjir dan kondisi pintu air sambil berharap banjir bisa segera surut.

"Fase ini, kami pastikan dulu warga keselamatannya terjamin. Kemudian air sebagian kalau yang jalan-jalan, ada sungai, bisa dipompa. Sebagian prosesnya perlu waktu," ujarnya.

Secara terbuka Anies juga mengajak masyarakat Jakarta untuk turun tangan dan saling membantu sesamanya. Bukan berarti Pemprov DKI lepas tangan, hanya saja Anies tak menampik bahwa masih ada tempat yang belum terjangkau.

"Pemerintah tentu melakukan, tapi kami juga berterima kasih kalau warga mau ikut meringankan bantuan apa yang dibutuhkan, terutama makanan, minuman. Disadari banyak sekali tempat-tempat yang masih tutup kemarin," ungkap mantan Mendikbud Kabinet Kerja itu.