Momen Olahraga Tak Terlupakan di 2019
Ilustrasi (Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA  - Berbagai peristiwa olahraga di Indonesia selama 2019 selalu menjadi perbincangan publik. Banyak momen yang terjadi, dari yang membuat bangga hingga yang membuat kecewa. Namun apapun hasil akhir dari pertandingan-pertandingan tersebut, sebagai warga Indonesia kita patut mendukung atlet-atlet Indonesia. Apalagi di 2020 nanti Indonesia akan ikut dalam pesta olahraga paling bergengsi di 2020, yaitu Olimpiade 2020 yang digelar di Tokyo, Jepang. Berikut momen-momen olahraga sepanjang 2019 dihimpun dari berbagai sumber. 

Indonesia U-22 Juara AFF 2019

Pada Februari 2019, Indonesia memenangkan Piala AFF U-22 2019 setelah mengalahkan Thailand 2-1 di final yang menegangkan di Stadion Olimpiade Phnom Penh, Kamboja. Dikutip dari Xinhua, pertandingan cukup ketat hingga babak pertama usai tanpa gol. Namun Thailand berhasil memimpin pada menit ke-58 berkat gol dari Saringkan Promsupa.

Tak mau kalah, Indonesia lalu menyamakan kedudukan selang satu menit kemudian dari gelandang Sani Riski dan pemain depan Osvaldo Haay di menit ke-64. Kemenangan Indonesia juga menjadi sejarah karena berhasil mematahkan rekor Thailand yang merupakan juara bertahan di turnamen ini.

Hendra Sentiawan-Mohammad Ahsan raih 3 gelar bergengsi

Setelah berhasil memenangkan final BWF World Championship 2019 yang digelar di China pada 15 Desember 2019, Ganda Putra Indonesia Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan memecahkan rekor dunia sebagai pasangan ganda putra yang berhasil menangkan 3 gelar bergengsi sekaligus di tahun yang sama.

Sebelumnya, The Daddies--julukan Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan--juga menjuarai All England 2019 di Birmihgam, Inggris dan Kejuaraan Bulu tangkis Dunia 2019 di Swiss. The Daddies kini berada di peringkat dua di dunia. Peringkat pertama dunia juga diduduki pasangan ganda putra asal Indonesia, Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya.

“Pastinya bersyukur dan senang, tahun ini benar-benar luar biasa buat kami. Ini jadi gelar juara penutup akhir tahun yang luar biasa. Tapi setelah ini, kami harus lebih siap lagi untuk tahun depan. Dan itu yang menurut kami lebih penting,” ungkap Hendra Setiawan, dikutip dari situs PBSI.

Perolehan tersebut tentunya membanggakan Indonesia. Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan adalah satu-satunya pasangan ganda putra di sepanjang sejarah bulu tangkis yang mampu meraih 3 gelar bergengsi di tahun yang sama.

Meski demikian, The Daddies mengakui, final BWF cukup sulit karena lawan mereka pasangan ganda putra asal Jepang, Hiroyuki Endo-Yuta Watanabe karena dirasa lebih berani dan membuat pasangan ganda asal Indonesia tertinggal. Namun meski demikian, Indonesia dapat mengejar dan akhirnya membuahkan hasil yang manis. Prestasi manis ini juga diharapkan dapat kembali terjadi di Olimpiade 2020. 

Penyelenggaraan SEA Games 2019 Dianggap Gagal

SEA Games merupakan salah satu kejuaraan olahraga yang bergengsi di Asia Tenggara. Namun untuk SEA Games kali ini yang digelar di Filipina dianggap mengecewakan. Persiapan SEA Games terlihat tidak matang. Berawal dari jemputan atlet yang tidak layak, membuat atlet Timor Leste menunggu hingga 3 jam. Belum lagi timnas Vietnam yang haus tidur di kamar yang tidak terdapat kasur. 

Tak hanya itu, awak media juga merasakan dampak dari kekurangan persiapan tersebut. Media center yang disediakan penyelenggara terlihat belum seperti belum selesai dibangun. Tembok-tembok yang belum dicat, serta kursi yang disediakan adalah kursi plastik yang jauh dari kata layak. Atlet-atlet juga bermasalah dengan makanan.

Contohnya, untuk sarapan hanya disediakan kikiam, jajanan khas Filipina yang tidak bergizi dan kurang baik untuk atlet yang butuh tambahan stamina. Minimnya makanan halal membuat atlet asal Indonesia tak sengaja mengonsumsi makanan non-halal yang tidak diinfokan oleh pihak penyelenggara. 

Padahal Filipina tidak hanya sekali menjadi tuan rumah SEA Games. Sebelumnya pada 1981, 1991, dan 2005, Filipina juga menjadi tuan rumah SEA Games. SEA Games 2019 menjadi yang terburuk sepanjang sejarah gelaran pesta olahraga tersebut. Warga Filipina juga mempertanyakan bagaimana bisa persiapan yang hingga menelan anggaran hampir 984.000 dolar AS namun hasilnya jauh dari standar internasional. 

Peselancar Filipina Selamatkan Peselancar Indonesia

Selain carut-marutnya, SEA Games 2019 juga diisi dengan cerita yang menginspirasi banyak orang. Peselancar asal Filipina, Roger Casugay, rela melepaskan kesempatan mendapatkan emas ketika ia mengetahui lawannya yaitu peselancar Indonesia, Arip Nurhidayat, tenggelam terhempas ombak besar. Tali yang mengikat Arip di papan seluncur terlepas. Roger Casugay menyelamatkan Arip dan membawa Arip dengan berselancar di atas papannya. 

"Kami memiliki persaudaraan dalam berselancar. Jika seseorang membutuhkan bantuan, kamu akan menolongnya. Saya tidak berpikir tentang kemenangan dan lega bahwa kami berdua selamat. Kami sangat gembira ketika sampai di pantai," ungkap Casugay, dikutip dari CNN

Roger Casugay lalu mendapatkan penghargaan sebagai 'Fair Play Athlete' karena aksi heroiknya tersebut. Casugay juga mendapat pujian dari seluruh dunia akan sifat heroiknya tersebut, khususnya Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi). 

"Memenangkan kompetisi dan menjunjung sportivitas itu penting, tapi kemanusiaan di atas segalanya. Apresiasi saya untuk Roger Casugay, peselancar Filipina yang melepas kesempatan meraih emas demi menolong atlet Indonesia yang terjatuh dalam lomba. Salam hormat dari Indonesia," kata Jokowi lewat akun Twitter resminya. 

Timnas Sepak bola U-22 Gagal Penuhi Target

Setelah memenangkan AFF 2019, timnas sepak bola Indonesia U-22 diharapkan juga meraih kemenangan di SEA Games. Harapan tersebut tidaklah berlebihan mengingat terakhir kali sepak bola Indonesia meraih emas SEA Games adalah 28 tahun yang lalau, tepatnya 1991. 

Harapan akan raihan emas semakin tinggi ketika timnas Indonesia berhasil masuk ke laga final sepak bola SEA Games 2019 menghadapi Vietnam. Pada menit ke-39, Vietnam berhasil mencetak gol pertama yang dibuat oleh Do Hung Dung. Vietnam lalu membuat kedudukan menjadi 2-0 di menit ke-59. Pemain Vietnam Doan Van Hau berhasil mencetak gol di menit ke-70. Indonesia kalah tanpa berhasil membobol gawang Vietnam, sekaligus menghilangkan asa mendapatkan medali emas untuk Indonesia. 

Dikutip dari Straits Times, Vietnam saat ini berada di peringkat ke-94 dalam peringkat dunia FIFA, sementara Indonesia berada di urutan ke-173.