Mengerucutnya Bakal Calon Pendamping Anies Baswedan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Instagram @aniesbaswedan)

Bagikan:

JAKARTA - Kandidat bakal calon Wakil Gubernur DKI telah mengerucut dua nama. Satu kandidat datang dari PKS, dan lainnya dari Gerindra. Hanya saja, kedua partai itu masih merahasiakan nama-nama kandidat mereka.

Gerindra memilih satu nama dari empat kandidat yang dijagokan, di antaranya Dewan Penasihat DPP Gerindra Arnes Lukman, Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono, dan Sekjen Gerindra Ahmad Riza Patria. Satu nama lagi, yakni Sekretaris Daerah DKI Saefullah, sebelumnya telah dibatalkan dari bursa pemilihan. 

Sementara, PKS bakal memilih salah satu dari dua kader partai yang telah disodorkan sejak beberapa bulan lalu, yakni Sekretaris Umum DPW PKS DKI Agung Yulianto dan mantan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu. 

Wakil Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Syarif enggan mengungkapkan satu nama yang dipilih. Hanya saja, Sekretaris komisi D  DPRD DKI ini memberi bocoran bahwa sosok yang terpillih memiliki jam terbang di parlemen. 

"Pengalaman dia di pemerintahan, parlemen. Pernah di DPR. Pokoknya, dia orang matang," kata Syarif saat dihubungi, Kamis, 26 Desember. 

Syarif bilang, nantinya satu nama dari Gerindara yang dipilih PKS tak perlu melaksanakan fit and proper test atau uji kepatutan dan kelayakan sebagai calon pendamping Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Tidak ada fit and proper test lagi. Dua-dua nya saling percaya," tutup dia.

Gubernur Anies Baswedan bersama Wakilnya Sandiaga Uno (Instagram @Aniesbaswedan)

Berdasarkan penelusuran, satu-satunya kandidat yang pernah melintas di parlemen Senayan adalah Ahmad Riza Patria. Riza merupakan anggota Komisi V DPR RI periode 2019-2024 dan pernah menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019.

Saat dikonfirmasi terpisah, Riza mengaku namanya masuk pengerucutan kandidat. Namun, kata dia, Gerindra juga memasukkan nama Ferry Juliantono untuk dibawa ke PKS. 

"Ada nama saya dan Ferry. Kami serahkan kepada PKS untuk memilih nama-nama yang ada. Mudah-mudahan, yang dipilih PKS sesuai dengan harapan partai Gerindra.

Lebih lanjut, Ketua Dewan Syuro PKS DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi lebih tertutup soal satu nama ajuan PKS dan satu nama dari Gerindra. Pasalnya, ia mengaku sampai saat ini belum menerima surat resmi dari Gerindra terkait pengerucutan nama calon Wagub DKI. 

"Kita harus berdasarkan surat tertulis. Kalau enggak tertulis kan bisa berubah-ubah. Kalau sudah tertulis, ditandatangani, pakai stempel, itu baru akurat," kata Suhaimi. 

Suhaimi menyatakan keputusan resmi calon masing-masing partai akan diumumkan pada awal Januari. Setelah itu, proses pemilihan Wagub DKI yang sempat mandek akan dilanjutkan. 

Kelanjutannya, setelah terpilih masing-masing satu calon dari kedua partai, DPRD DKI bakal menggelar rapat pimpinan gabungan (rapimgab) untuk pengesahan tata tertib (tatib) pemilihan Wagub DKI. 

Kemudian, DPRD membentuk panitia pemilih (panlih) yang akan bekerja dengan mengacu tatib untuk menentukan satu nama. Nama inilah yang nantinya bakal menempati kursi orang nomor dua di DKI.