Terulang Lagi Data Pengguna Facebook Bocor, Masihkah Layak Digunakan?
Ilustrasi Facebook (Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Kasus kebocoran data pengguna kembali menimpa Facebook. Kali ini lebih dari 267 juta nomor telepon, nama, dan ID pengguna Facebook terekspos ke dunia maya, dan bisa diakses publik secara bebas. 

Mengutip dari CNET, kebocoran ini ditemukan oleh peneliti keamanan Comparitech bernama Bob Diachenko, yang menemukan database tersebut pada 14 Desember lalu. Namun, database yang sama juga sempat diposting ulang dan bisa di-download dari sebuah forum hacker selama hampir dua pekan lamanya.

Sejatinya ini bukan pertama kalinya ada database berisi data pengguna Facebook bocor di dunia maya. Hal ini menimbulkan tanda tanya besar soal komiten dan upaya perusahaan bentukan Mark Zuckerberg dalam melindungi data penggunanya.

Masih segar diingatan kita, soal skandal Cambridge Analytica yang ketahuan mengambil 87 juta data milik pengguna Facebook tanpa persetujuan pada awal 2018 lalu. Pada April lalu, Facebook kembali lalai saat peneliti keamanan dari UpGuard menemukan lebih dari 540 juta informasi pengguna, termasuk komentar dan likes, dalam sebuah database yang tersimpan di server cloud Amazon.

Menurut Diachenko, database pengguna Facebook sangat rentan terkena serangan spam dan percobaan phisihing. Pasalnya user ID Facebook mempunyai nomor unik yang bisa digunakan untuk menebak username Facebook seseorang, termasuk bermacam informasi profilnya.

"Penjahat pun bisa memanfaatkan teknologi otomatisasi untuk mengumpulkan informasi dari laman profil Facebook yang terbuka ke publik," demikian dikutip dari CNET.

Lewat juru bicaranya, Facebook mengaku akan menyelesaikan masalah ini secepatnya. Perusahaan ini berkata, database yang bocor itu kemungkinan diambil sebelum mereka mengubah kebijakan dengan membatasi akses ke nomor ponsel pengguna pada 2018.

Untuk melindungi data Facebook pengguna, ada baiknya kalian mengubah pengaturan privasi akun sehingga mesin pencari di luar Facebook tidak dapat menautkan profil pengguna. Selain itu, aktifkan pula TFA atau Two Factor Autentification supaya terhindar dari ancaman phishing.

Ilustrasi Facebook (Pixabay)

Kerap Lacak Lokasi Pengguna

Masalah kebocoran data penggunanya memang jadi problematika bagi Facebook. Namun secara mengejutkan, Facebook juga mengakui jika perusahaanya mampu melacak penggunanya tanpa izin. 

Hal ini diungkapkan Kepala Deputi Privasi Facebook, Rob Sherman saat memberikan keterangan di Senator dua bulan lalu. Lewat surat yang dikirim 12 Desember, Facebook menyebut pihaknya bisa mengestimasikan lokasi penguna lewat konten yang diunggah.

Misalnya, lewat tag di foto atau alamat IP ponsel mereka. Facebook juga bisa mengetahui lokasi penguna ketika mereka melakukan check-in di lokasi tertentu, seperti restoran, mal, atau toko. Tag lokasi dari teman mereka di Facebook juga bisa menjadi petunjuk.

Facebook perlu mengetahui lokasi pengguna agar perusahaan itu bisa menargetkan iklan yang sesuai untuk mereka. Selain itu, Facebook juga tidak memberi pilihan kepada pengguna untuk mematikan layanan iklan berdasarkan lokasi. Namun, Facebook berkilah mereka mengizinkan pengguna untuk melarang Facebook untuk mengetahui lokasi mereka secara tepat.

"Hampir semua iklan di Facebook ditargetkan berdasarkan lokasi. Meskipun sebagian besar iklan ditargetkan bagi mereka yang tinggal di kota tertentu," tulis perusahaan itu. "(Jika hal ini tak kami lakukan, bisa jadi) orang-orang di Washington, D.C. akan menerima iklan untuk layanan atau acara di London, dan sebaliknya," seperti dikutip CNBC.

Adapun bagi kalian yang pengguna iOS dan ingin mematikan fitur lokasi, bisa melakukannya pada opsi menu Setting and Privacy. Di sana akan ditampilkan sub-menu 'Privacy' dan pilih opsi untuk menonaktifkan Location Access. Jika Anda ingin Facebook berhenti melacak lokasi kalian saat sedang tidak dijalankan, maka cukup geser ke opsi "Background Location".

Sedangkan untuk pengguna Android, kalian bisa melakukan pengaturan pada opsi App Permission dan menonaktifkannya opsi location pada menu Setting.