أنشرها:

JAKARTA - PSIM Yogyakarta kembali mendapat sanksi dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Presiden Brajamusti, suporter PSIM, Muslich Burhanuddin 'Thole', menyatakan tegas ini menjadi pembelajaran saat tim menyongsong putaran kedua Liga 2.

PSIM kembali dikenai sanksi terkait dengan suporter. Kehadiran suporter di pertandingan tandang saat melawan tuan rumah Persiku Kudus menjadikan PSIM mendapat denda.

Denda yang dijatuhkan memang tidak besar, Rp12,5 juta atas pelanggaran regulasi dengan adanya suporter yang memaksa masuk ke stadion saat pertandingan berlangsung. Tindakan ini dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap aturan yang berlaku dalam kompetisi Liga 2.

Ini untuk ke sekian kali PSIM dijatuhi hukuman berupa denda. Burhanuddin selaku Presiden Brajamusti menyampaikan permintaan maaf kepada manajemen klub. Namun dirinya tak bisa menyalahkan suporter yang berangkat away ke Kudus. Mereka sesungguhnya hanya ingin mendukung tim kesayangan.

"Mereka memang sudah berkorban materi, waktu dan meninggalkan keluarga dan bahkan pekerjaan. Tujuan mereka hanya satu, mendukung tim kebanggaan," kata Burhanuddin.

"Namun yang harus diingat, regulasi di kompetisi belum mengizinkan hal tersebut. Artinya pendukung tim tamu tidak boleh datang ke stadion saat tim melakukan tandang. Ini yang harus menjadi perhatian kita semua," ucapThole, sapaannya.

Presiden Brajamusti tidak hanya menyampaikan permintaan maaf tetapi juga menjadi pembelajaran bagi dirinya dan suporter. Menurut dia tidak menutup kemungkinan ada yang salah dalam menyampaikan pesan kepada suporter.

"Dengan segala kerendahan hati, mewakili keluarga besar Brajamusti, saya minta maaf kepada manajemen, tim pelatih dan seluruh keluarga besar PSIM atas kejadian tersebut. Ini menjadi koreksi saya dan jajaran pengurus DP. Mungkin cara saya menyampaikan hal-hal terkait aturan Liga masih belum pas," kata Burhan Thole.

Lebih lanjut, Burhan Thole mengimbau suporter agar mematuhi aturan kompetisi yang tak mengizinkan pendukung tim tandang untuk datang ke stadion. Bila kembali melakukan pelanggaran, PSIM bisa mendapat sanksi lebih berat seperti menggelar pertandingan kandang tanpa penonton.

Presiden Brajamusti memberi imbauan keras karena di putaran dua kompetis PSIM lebih banyak melakukan laga tandang. Saat memulai kembali kompetisi, PSIM sudah harus melakoni dua pertandingan tandang melawan Adhyaksa FC yang bermarkas di Solo. Mereka menghadapi lawannya di Stadion Sriwedari, Solo, Sabtu, 16 November 2024.

Selanjutnya, PSIM tandang ke Subang menghadapi Persikas, Rabu, 20 November 2024. PSIM baru melakoni laga kandang di pekan ketiga dengan menjamu Nusantara United di Stadion Mandala Krida, Minggu, 1 Desember 2024

Burhanuddin tak ingin kembali mendapat sanksi lebih berat hanya karena suporter datang ke stadion di pertandingan tandang PSIM.

"Yang menjadi kekhawatiran bisa terjadi akumulasi denda yang menimpa PSIM. Jangan sampai sanksi berimbas laga home PSIM digelar tanpa penonton. Saya tak menyalahkan rekan-rekan suporter. Tetapi lebih baik kita menahan diri," kata Burhan Thoe.

"Bukan masalah nominal denda tetapi konsekuensi yang harus ditanggung PSIM bila pelanggaran masih terulang. Ini bisa berakibat sanksi lebih berat," ujarnya.

"Bukan masalah nominal denda tetapi konsekuensi yang harus ditanggung PSIM. Bisa jadi berakibat hukuman tanpa penonton. Tentu ini hal tidak kita inginkan," kata dia lagi.

Presiden Brajamusti berharap tidak ada yang saling menyalahkan. Namun sanksi yang diberikan klub menjadi pembelajaran bagi suporter. Menurut dia saat ini semua sama-saa menjaga kondisi tim. Apalagi, tim asuhan Seto Nurdiyantoro ini sukses menutup putaran pertama dengan menjadi juara grup.

"Yang sudah terjadi biarlah menjadi pembelajaran. Jangan sampai terulang dan tak perlu menjadi olemik berkepanjangan. Saya juga berharap tidak perlu saling menyalahkan karena kita semua cinta PSIM. Tugas kita adalah menjaga kondisi tim yang sedang bagus," ucapnya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)