أنشرها:

YOGYAKARTA - Kekayaan alam di Indonesia sangat melimpah, mulai dari potensi perkebunan, hutan, perairan, dan hasil dari pengelolaan masyarakatnya. Itulah mengapa banyak desa-desa di Indonesia yang dikenal memiliki pendapatan yang sangat besar. Lantas mana saja desa terkaya di Indonesia?

Penobatan sebagai desa terkaya diberikan kepada desa-desa yang berhasil meraih pendapatan tertinggi melalui pengelolaan potensi lokal di berbagai sektor. Mulai dari pariwisata hingga perikanan, desa-desa ini mampu menghasilkan miliaran rupiah setiap tahun. 

Mari kita simak mana saja desa terkaya di Indonesia dan dari apa saja sumber penghasilannya.

Desa-Desa Terkaya di Indonesia

Berikut ini sejumlah 7 desa terkaya yang ada di Indonesia dan menarik untuk disimak cara mereka mendulang pendapatan:

1. Desa Kutuh, Bali

Desa Kutuh di Bali merupakan contoh keberhasilan dalam mengembangkan sektor pariwisata. Melalui daya tarik utama seperti Pantai Pandawa dan Gunung Payung, desa ini berhasil mendatangkan banyak wisatawan. 

Tak heran, pendapatan tahunan Desa Kutuh mencapai sekitar 50 miliar rupiah. Penghasilan yang fantastis ini menjadikannya sebagai salah satu desa dengan penghasilan tertinggi di Indonesia.

2. Desa Bender, Jawa Tengah

Desa Bender di Jawa Tengah dikenal luas dengan sebutan "Desa Sultan" karena banyaknya rumah mewah milik warganya. Kemakmuran desa ini ditopang oleh dominasi industri perikanan dan usaha kapal yang dijalankan mayoritas penduduknya. 

Industri tersebut memberikan pendapatan per kapita mencapai 80 hingga 120 juta rupiah setiap bulan. Tak heran jika desa ini dipenuhi bangunan megah dan dikenal sebagai salah satu desa paling sejahtera.

3. Desa Sekapuk, Jawa Timur

Desa Sekapuk di Jawa Timur pernah dikenal sebagai wilayah yang kumuh. Namun sejak dipimpin oleh Kepala Desa Abdul Halim, desa ini mengalami transformasi besar menuju kesejahteraan.

Dengan menyulap bekas tambang batu kapur menjadi objek wisata, pendapatan desa meningkat pesat hingga mencapai 2 miliar rupiah per tahun. Kini Sekapuk pun dikenal sebagai salah satu desa dengan pendapatan miliaran di Indonesia.

4. Desa Ponggok, Jawa Tengah

Desa Ponggok di Klaten dulunya hanya memiliki pendapatan sekitar 80 juta rupiah per tahun. Namun berkat pengelolaan wisata yang efektif, pendapatan desa melonjak drastis hingga mencapai 14 miliar rupiah per tahun. 

Kesuksesan ini menjadikan Ponggok sebagai contoh nyata bahwa pengelolaan sumber daya alam yang tepat dapat membawa kemakmuran bagi masyarakat desa.

5. Desa Waturaka, Nusa Tenggara Timur

Berlokasi di Kecamatan Kalimutu, Desa Waturaka dikenal karena pesona alam Danau Kelimutu yang menakjubkan. Pada tahun 2017, desa ini dianugerahi penghargaan sebagai desa wisata alam terbaik di Indonesia.

Daya tarik pariwisata yang dimiliki Waturaka mampu memikat wisatawan lokal maupun mancanegara, sehingga turut meningkatkan pendapatan desa secara signifikan.

6. Desa Krui, Lampung

Desa ini terkenal dengan ombaknya yang sebanding dengan pantai-pantai ternama seperti Bali dan Hawaii. Desa ini menjadi tujuan utama bagi peselancar dari berbagai penjuru dunia. Keindahan pantainya tidak hanya membawa keuntungan ekonomi, tetapi juga semakin memperkokoh reputasi Krui sebagai salah satu desa paling kaya di Indonesia.

7. Desa Sungai Nyalo, Sumatera Barat

Desa Sungai Nyalo yang terletak di pesisir Sumatera Barat memikat wisatawan dengan keindahan pantai serta hutan mangrovenya. Desa ini juga terkenal akan kekayaan keanekaragaman hayati yang dimilikinya yang menjadikannya sebagai salah satu destinasi wisata unggulan.

Demikianlah beberapa desa-desa terkaya di Indonesia yang memiliki pendapatan fantastis. Sejumlah desa tersebut berhasil mengembangkan potensi lokal, baik dari sektor perkebunan, perairan, pariwisata, dan sebagainya. Baca juga keunikan Desa Wae Rebo di NTT.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan info terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)