أنشرها:

JAKARTA - Kremlin memperingatkan serangan Israel di Lebanon berpotensi mengacaukan stabilitas Timur Tengah dan memperluas konflik.

Israel menyerang sasaran Hizbullah di Lebanon selatan, sedangkan Hizbullah menyerang fasilitas militer di Israel utara pada Selasa, 24 September.

Saling serang kedua belah pihak terjadi sehari setelah hampir 500 orang tewas dalam serangan udara Israel terhadap sasaran Hizbullah.

“Ini adalah peristiwa yang berpotensi sangat berbahaya jika menyangkut perluasan konflik, hingga destabilisasi total di kawasan. sangat mengkhawatirkan kami,” kata Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dilansir Reuters.

Dalam pernyataan terpisah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan Moskow mengutuk apa yang disebutnya serangan “tanpa pandang bulu” terhadap Lebanon yang menargetkan warga sipil.

“Sangat mendesak untuk menghentikan spiral kekerasan sebelum situasi menjadi tidak terkendali. Kami menyerukan penghentian segera permusuhan,” katanya.

“Kita harus melakukan segala yang mungkin untuk mencegah Timur Tengah terjerumus ke dalam konflik bersenjata skala penuh, yang dampak buruknya pasti akan berdampak pada semua orang di kawasan ini dan sekitarnya. Kami siap berkoordinasi dengan mitra internasional dan regional untuk mencegah hal tersebut. skenario bencana,” imbuh Zakharova.

Rusia memperkuat hubungan dengan negara pelindung Hizbullah, Iran, sejak dimulainya “operasi militer khusus” di Ukraina. Mereka mempertanyakan proporsionalitas pemboman Israel di Gaza dan jumlah warga sipil yang terbunuh, sehingga memperburuk hubungan dengan Israel.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)