JAKARTA - Seorang penjaga keamanan berdiri di kedua ujung jembatan berusia 145 tahun di Kota Morbi, India pada Hari Minggu, meniup peluit dan berulang kali meminta kerumunan yang melonjak untuk turun dari struktur yang membentang di Sungai Machchhu yang keruh, kata saksi mata.
Salah satu dari enam orang yang melihat jembatan itu runtuh dan menceritakan saat-saat terakhirnya kepada Reuters seperti dikutip 2 November, mengatakan dia dan rekan-rekannya juga berteriak dari pantai untuk memperingatkan bahaya.
Sedikitnya 135 orang tewas ketika bangunan yang dibangun pada tahun 1877 itu roboh, menyebabkan korban terjun ke perairan di bawahnya.
Polisi memperkirakan jumlah orang di jembatan itu sekitar 200 orang. Pejabat setempat mengatakan sekitar 400 tiket telah terjual, meski tidak harus berada di jembatan pada waktu yang bersamaan.
"Kami bahkan memanggil orang-orang untuk memberi tahu mereka harus turun, karena kami bisa melihat ada banyak orang berkerumun," terang Ajay Kumar, mengatakan dia dan rekan-rekannya berada di tepi sungai timur menyaksikan kerumunan itu terbentuk.
"Kemudian jembatan itu roboh di depan mata kami," lanjut pekerja konstruksi berusia 32 tahun itu.
Dia mengatakan wanita dan anak-anak termasuk di antara mereka yang tenggelam, menambahkan dia mendengar mereka meratap dan menjerit.
Beberapa jam sebelum kecelakaan, beberapa ratus orang berkumpul di sekitar jembatan sepanjang 233 meter (255 yard), yang dibuka kembali minggu lalu setelah berbulan-bulan pekerjaan renovasi.
Seorang penjaga keamanan swasta hadir di setiap ujung jembatan, berjuang untuk mengendalikan gelombang pengunjung saat malam tiba, kata empat saksi lainnya dan seorang yang selamat. Para saksi tidak tahu apakah penjaga keamanan itu selamat.
"'Tolong dengarkan kami, jangan goyang jembatan, jangan berkerumun, terus bergerak' kata para penjaga, tetapi orang-orang tidak mendengarkan," tutur Pankaj Kumar, pekerja konstruksi lain yang berada di tepi sungai.
Pernyataan Kumar diiyakan oleh tiga saksi lainnya dan oleh Mahesh Bhai Chavda, seorang penyintas yang mengatakan dia memasuki jembatan bersama teman-temannya beberapa menit sebelum roboh, melalui salah satu loket tiket di kedua ujung jembatan.
"Kami melihat petugas keamanan meniup peluit mereka kepada orang-orang, meminta mereka untuk tidak berkerumun dan terus bergerak," ungkap Chavda (18).
اقرأ أيضا:
Diberitakan sebelumnya, polisi India sejauh ini telah menangkap sembilan orang atas tuduhan pembunuhan kesalahan berujung kematian, yang tidak sama dengan pembunuhan.
Mereka yang ditangkap termasuk petugas tiket dan tiga penjaga keamanan yang sedang bertugas ketika jembatan roboh, kata pejabat senior polisi Ashok Kumar Yadav. Belum dapat dipastikan apakah dua penjaga yang dilaporkan saksi mengatur di jembatan termasuk di antara tiga yang ditangkap.
"Insiden itu terjadi karena kurangnya pengaturan dan manajemen kerumunan," kata Yadav yang memimpin penyelidikan pemerintah atas insiden tersebut.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)