[WEEKEND] Kuda Nil Peninggalan Gembong Narkoba Pablo Escobar Repotkan Kolombia
Kuda Nil di Hacienda Napoles. (Alvaro Morales Rios/Wikimedia Commons)

أنشرها:

JAKARTA - Pablo Escobar boleh jadi salah satu sosok yang eksentrik sebagai seorang gembong Narkoba. Ini dilihat dari jejaknya di Hacienda Napoles. Terletak di Puerto Triunfo, Hacienda Napoles yang memiliki luas sekitar 20 kilometer persegi ini salah satu peninggalannya yang terkenal.

Di sini terdapat rumah kolonial Spanyol, taman patung, koleksi mobil dan sepeda motor klasik nan mewah, landasan pesawat pribadi, arena adu banteng, lintasan balap gokart, water park, gerbang masuk dengan replika pesawat Piper PA-18 Super Cub dan kebun binatang.

Koleksi binatangnya juga membuat takjub, berbagai jenis binatang dari berbagai benua, mulai dari burung unta, burung-burung eksotis, gajah, antelop, jerapah, singa, kuda poni hingga kuda nil. Binatang yang terakhir disebut tengah 'merepotkan' Kolombia saat ini.

Escobar diketahui mengimpor seekor kuda nil jantan dan tiga kuda nil betina di tahun 1980-an. Setelah Escobar tewas, binatang-binatang tersebut dipindahkan, namun tidak dengan kuda nil yang dibiarkan karena sulit ditangkap dan dipindahkan.

Hacienda Napoles
Gerbang Hacienda Napoles. (XaID/Wikimedia Commons)

Setelah sekian lama, kuda nil di sini berkembang biak dengan cepat bahkan sekarang merepotkan. Studi yang dilakukan peneliti universitas di Meksiko dan Kolombia mengungkapkan, kuda nil-kuda nil tersebut dikhawatirkan memberikan dampak lingkungan dan keselamatan manusia.

Dilema penanganan

Studi yang dilakukan berhasil mengidentifikasi kalau kuda nil-kuda nil tersebut telah menyebar hingga sekitar lembah Sungai Magdalena. Dalam Jurnal Biological Conservation edisi Januari, para peneliti menyarankan agar kuda nil-kuda nil ini dimusnahkan untuk mencegah efek negatif jangka panjang.

Peneliti lain menyarankan untuk program pengebirian untuk mengendalikan populasi kuda nil ini. Kampanye sterilisasi pun dilakukan. Pada tahun 2011-2019 ada empat jantan yang dikebiri dan dua betina yang disterilkan.

"Tampaknya program sterilisasi kuda nil ini tidak berdampak signiifikan terhadap upaya pengendalian kuda nil. Jumlah kuda nil saat ini mencapai 80 ekor, naik dari 12 ekor di tahun 2012," menurut laporan penelitian tersebut seperti melansir CNN.

Hacienda Napoles
Taman tematik. (Arrasaris/Wikimedia Commons)

Studi tersebut juga mengungkap ancaman lain dari perkembangbiakan kuda nil ini, yakni efek negatif limbah kuda nil pada kadar oksigen di perairan yang bisa memengaruhi ikan, manusia, hingga adanya kekhawatiran kemungkinan penularan penyakit dari kuda nil ke manusia. 

Kuda nil juga menjadi ancaman bagi mata pencaharian dan keamanan orang-orang yang ada di daerah tersebut.Termasuk merusak tanaman dan interaksi agresif dengan manusia pada Mei 2020 lalu, saat seorang pria berusia 45 tahun terluka parah akibat diserang kuda nil.

"Memusnahkan kuda nil menjadi pilihan yang mudah. Tetapi, itu akan memengaruhi kelangsungan hidup spesies yang terancam di Afrika. Mensterilkan bukan langkah mudah, tapi itu diperlukan sekarang, sebelum jumlah mereka bertambah lebih jauh," jelas Ahli Biologi Universitas Nasional Kolombia Enrique Zerda Ordonez.

Hacienda Napoles
Kuda Nil di Hacienda Napoles. (Alvaro Morales Rios/Wikimedia Commons)

"Saat ini pihak berwenang tidak menganggap sebagai masalah. Namun di masa depan, saat ada 400-500 kuda nil, itu menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup spesies lain di area yang sama," tambahnya.

Sementara, Kepala Hutan dan Keanekaragaman Hayati pada Badan Lingkungan Regional CORNARE David Eceverri Lopez mengaku sulit dengan situasi saat ini. Menurutnya, meski selalu ada pilihan untuk memusnahkan, namun sulit untuk membayangkan hal tersebut terlaksana.

"Sementara kuda nil adalah spesies invasif yang mampu mengubah ekosistem lokal sepenuhnya, orang-orang di daerah tersebut telah terbiasa dengan mereka. Mereka telah menjadi objek wisata yang disukai orang," katanya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)