Elon Musk Is Given A Time Limit Until Monday To Respond To The Settlement Of The SEC Case Regarding Twitter Acquisition
"It's okay"
"It's okay"
"It's okay"
JAKARTA – Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) memberikan waktu hingga Senin 16 Desember bagi Elon Musk untuk menanggapi tawaran penyelesaian terkait penyelidikan atas akuisisi Twitter senilai 44 miliar dolar AS (Rp705,4 triliun) pada 2022. Informasi ini diungkapkan oleh sumber yang memahami masalah tersebut kepada Reuters.
Langkah ini menunjukkan penyelidikan mungkin mendekati akhir, menjadi perkembangan terbaru dalam konflik panjang antara regulator pasar AS dengan salah satu orang terkaya di dunia.
SEC sedang menyelidiki apakah Musk melanggar undang-undang sekuritas ketika membeli saham Twitter, yang kemudian diubah namanya menjadi X, serta pernyataan dan dokumen yang diajukan terkait kesepakatan tersebut.
Sumber menyebut bahwa SEC memeriksa keterlambatan lebih dari 10 hari dalam pengajuan dokumen Musk terkait pembelian saham Twitter dan apakah ia berniat mengambil keuntungan dari penundaan tersebut. Beberapa akademisi memperkirakan penundaan itu menghemat lebih dari 140 juta dolar AS (Rp2,2 triliun) bagi Musk.
Sebagai bagian dari penyelidikan, SEC sebelumnya meminta pengadilan federal memaksa Musk memberikan kesaksian setelah ia gagal hadir dalam deposisi yang telah disepakati.
Tenggat Waktu dan Opsi PenyelesaianPada Selasa 12 Desember, SEC mengirimkan tawaran penyelesaian kepada Musk dengan tenggat waktu 48 jam, tetapi memperpanjang batas waktu hingga Senin atas permintaan tambahan waktu. Jika Musk tidak merespons, SEC kemungkinan akan melanjutkan proses pemberitahuan formal "Wells", yang menguraikan potensi tuduhan dan memberi kesempatan Musk untuk menanggapi.
Para pakar hukum menyebut tenggat 48 jam sebagai sesuatu yang tidak biasa. Umumnya, SEC lebih memilih menyelesaikan kasus melalui kesepakatan daripada membawa kasus ke pengadilan.
Respon Musk dan Tuduhan Bermotif PolitikPada Kamis 13 Desember, Musk membagikan surat dari pengacaranya, Alex Spiro, kepada Ketua SEC Gary Gensler melalui platform X. Surat tersebut menuduh SEC bertindak secara politis, dengan mempertanyakan apakah tindakan itu diarahkan oleh Gensler atau Gedung Putih.
Surat itu juga mengungkap bahwa SEC telah membuka kembali penyelidikan terhadap Neuralink, perusahaan chip otak milik Musk. Sementara Neuralink tidak memberikan komentar, sejumlah anggota parlemen AS dan aktivis hak-hak hewan sebelumnya mendesak SEC untuk menyelidiki klaim Musk tentang keamanan implan Neuralink.
Penyelidikan SebelumnyaSEC pertama kali menggugat Musk pada 2018, menuduhnya melanggar hukum ketika ia menyatakan di media sosial bahwa ia telah "mendapatkan pendanaan" untuk menjadikan Tesla sebagai perusahaan privat, meskipun penyelidikan menemukan klaim tersebut tidak benar.
Musk kemudian menyetujui penyelesaian, termasuk syarat bahwa beberapa unggahannya harus ditinjau oleh pengacara sebelum dipublikasikan. Namun, Musk sering menentang temuan SEC dan menuduh badan tersebut melakukan pelecehan, tuduhan yang diulang oleh Spiro dalam suratnya.
Sebagai pendukung utama Presiden terpilih Donald Trump, Musk akan memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah yang baru dibentuk, dengan tugas mengurangi biaya pemerintahan. Posisi ini berpotensi memberinya pengaruh atas SEC, yang memicu dugaan bahwa penyelidikan SEC bermotif politik.
Namun, sumber lain berargumen bahwa tidak mengejar pelanggaran sekuritas yang diyakini dilakukan Musk justru akan menjadi langkah politis.
JAKARTA – Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) memberikan waktu hingga Senin 16 Desember bagi Elon Musk untuk menanggapi tawaran penyelesaian terkait penyelidikan atas akuisisi Twitter senilai 44 miliar dolar AS (Rp705,4 triliun) pada 2022. Informasi ini diungkapkan oleh sumber yang memahami masalah tersebut kepada Reuters.
Langkah ini menunjukkan penyelidikan mungkin mendekati akhir, menjadi perkembangan terbaru dalam konflik panjang antara regulator pasar AS dengan salah satu orang terkaya di dunia.
SEC sedang menyelidiki apakah Musk melanggar undang-undang sekuritas ketika membeli saham Twitter, yang kemudian diubah namanya menjadi X, serta pernyataan dan dokumen yang diajukan terkait kesepakatan tersebut.
Sumber menyebut bahwa SEC memeriksa keterlambatan lebih dari 10 hari dalam pengajuan dokumen Musk terkait pembelian saham Twitter dan apakah ia berniat mengambil keuntungan dari penundaan tersebut. Beberapa akademisi memperkirakan penundaan itu menghemat lebih dari 140 juta dolar AS (Rp2,2 triliun) bagi Musk.
Sebagai bagian dari penyelidikan, SEC sebelumnya meminta pengadilan federal memaksa Musk memberikan kesaksian setelah ia gagal hadir dalam deposisi yang telah disepakati.
Tenggat Waktu dan Opsi PenyelesaianPada Selasa 12 Desember, SEC mengirimkan tawaran penyelesaian kepada Musk dengan tenggat waktu 48 jam, tetapi memperpanjang batas waktu hingga Senin atas permintaan tambahan waktu. Jika Musk tidak merespons, SEC kemungkinan akan melanjutkan proses pemberitahuan formal "Wells", yang menguraikan potensi tuduhan dan memberi kesempatan Musk untuk menanggapi.
Para pakar hukum menyebut tenggat 48 jam sebagai sesuatu yang tidak biasa. Umumnya, SEC lebih memilih menyelesaikan kasus melalui kesepakatan daripada membawa kasus ke pengadilan.
Respon Musk dan Tuduhan Bermotif PolitikPada Kamis 13 Desember, Musk membagikan surat dari pengacaranya, Alex Spiro, kepada Ketua SEC Gary Gensler melalui platform X. Surat tersebut menuduh SEC bertindak secara politis, dengan mempertanyakan apakah tindakan itu diarahkan oleh Gensler atau Gedung Putih.
Surat itu juga mengungkap bahwa SEC telah membuka kembali penyelidikan terhadap Neuralink, perusahaan chip otak milik Musk. Sementara Neuralink tidak memberikan komentar, sejumlah anggota parlemen AS dan aktivis hak-hak hewan sebelumnya mendesak SEC untuk menyelidiki klaim Musk tentang keamanan implan Neuralink.
Penyelidikan SebelumnyaSEC pertama kali menggugat Musk pada 2018, menuduhnya melanggar hukum ketika ia menyatakan di media sosial bahwa ia telah "mendapatkan pendanaan" untuk menjadikan Tesla sebagai perusahaan privat, meskipun penyelidikan menemukan klaim tersebut tidak benar.
Musk kemudian menyetujui penyelesaian, termasuk syarat bahwa beberapa unggahannya harus ditinjau oleh pengacara sebelum dipublikasikan. Namun, Musk sering menentang temuan SEC dan menuduh badan tersebut melakukan pelecehan, tuduhan yang diulang oleh Spiro dalam suratnya.
Sebagai pendukung utama Presiden terpilih Donald Trump, Musk akan memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah yang baru dibentuk, dengan tugas mengurangi biaya pemerintahan. Posisi ini berpotensi memberinya pengaruh atas SEC, yang memicu dugaan bahwa penyelidikan SEC bermotif politik.
Namun, sumber lain berargumen bahwa tidak mengejar pelanggaran sekuritas yang diyakini dilakukan Musk justru akan menjadi langkah politis.
JAKARTA – Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) memberikan waktu hingga Senin 16 Desember bagi Elon Musk untuk menanggapi tawaran penyelesaian terkait penyelidikan atas akuisisi Twitter senilai 44 miliar dolar AS (Rp705,4 triliun) pada 2022. Informasi ini diungkapkan oleh sumber yang memahami masalah tersebut kepada Reuters.
Langkah ini menunjukkan penyelidikan mungkin mendekati akhir, menjadi perkembangan terbaru dalam konflik panjang antara regulator pasar AS dengan salah satu orang terkaya di dunia.
SEC sedang menyelidiki apakah Musk melanggar undang-undang sekuritas ketika membeli saham Twitter, yang kemudian diubah namanya menjadi X, serta pernyataan dan dokumen yang diajukan terkait kesepakatan tersebut.
Sumber menyebut bahwa SEC memeriksa keterlambatan lebih dari 10 hari dalam pengajuan dokumen Musk terkait pembelian saham Twitter dan apakah ia berniat mengambil keuntungan dari penundaan tersebut. Beberapa akademisi memperkirakan penundaan itu menghemat lebih dari 140 juta dolar AS (Rp2,2 triliun) bagi Musk.
Sebagai bagian dari penyelidikan, SEC sebelumnya meminta pengadilan federal memaksa Musk memberikan kesaksian setelah ia gagal hadir dalam deposisi yang telah disepakati.
Tenggat Waktu dan Opsi PenyelesaianPada Selasa 12 Desember, SEC mengirimkan tawaran penyelesaian kepada Musk dengan tenggat waktu 48 jam, tetapi memperpanjang batas waktu hingga Senin atas permintaan tambahan waktu. Jika Musk tidak merespons, SEC kemungkinan akan melanjutkan proses pemberitahuan formal "Wells", yang menguraikan potensi tuduhan dan memberi kesempatan Musk untuk menanggapi.
Para pakar hukum menyebut tenggat 48 jam sebagai sesuatu yang tidak biasa. Umumnya, SEC lebih memilih menyelesaikan kasus melalui kesepakatan daripada membawa kasus ke pengadilan.
Respon Musk dan Tuduhan Bermotif PolitikPada Kamis 13 Desember, Musk membagikan surat dari pengacaranya, Alex Spiro, kepada Ketua SEC Gary Gensler melalui platform X. Surat tersebut menuduh SEC bertindak secara politis, dengan mempertanyakan apakah tindakan itu diarahkan oleh Gensler atau Gedung Putih.
Surat itu juga mengungkap bahwa SEC telah membuka kembali penyelidikan terhadap Neuralink, perusahaan chip otak milik Musk. Sementara Neuralink tidak memberikan komentar, sejumlah anggota parlemen AS dan aktivis hak-hak hewan sebelumnya mendesak SEC untuk menyelidiki klaim Musk tentang keamanan implan Neuralink.
Penyelidikan SebelumnyaSEC pertama kali menggugat Musk pada 2018, menuduhnya melanggar hukum ketika ia menyatakan di media sosial bahwa ia telah "mendapatkan pendanaan" untuk menjadikan Tesla sebagai perusahaan privat, meskipun penyelidikan menemukan klaim tersebut tidak benar.
Musk kemudian menyetujui penyelesaian, termasuk syarat bahwa beberapa unggahannya harus ditinjau oleh pengacara sebelum dipublikasikan. Namun, Musk sering menentang temuan SEC dan menuduh badan tersebut melakukan pelecehan, tuduhan yang diulang oleh Spiro dalam suratnya.
Sebagai pendukung utama Presiden terpilih Donald Trump, Musk akan memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah yang baru dibentuk, dengan tugas mengurangi biaya pemerintahan. Posisi ini berpotensi memberinya pengaruh atas SEC, yang memicu dugaan bahwa penyelidikan SEC bermotif politik.
Namun, sumber lain berargumen bahwa tidak mengejar pelanggaran sekuritas yang diyakini dilakukan Musk justru akan menjadi langkah politis.
JAKARTA – Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) memberikan waktu hingga Senin 16 Desember bagi Elon Musk untuk menanggapi tawaran penyelesaian terkait penyelidikan atas akuisisi Twitter senilai 44 miliar dolar AS (Rp705,4 triliun) pada 2022. Informasi ini diungkapkan oleh sumber yang memahami masalah tersebut kepada Reuters.
Langkah ini menunjukkan penyelidikan mungkin mendekati akhir, menjadi perkembangan terbaru dalam konflik panjang antara regulator pasar AS dengan salah satu orang terkaya di dunia.
SEC sedang menyelidiki apakah Musk melanggar undang-undang sekuritas ketika membeli saham Twitter, yang kemudian diubah namanya menjadi X, serta pernyataan dan dokumen yang diajukan terkait kesepakatan tersebut.
Sumber menyebut bahwa SEC memeriksa keterlambatan lebih dari 10 hari dalam pengajuan dokumen Musk terkait pembelian saham Twitter dan apakah ia berniat mengambil keuntungan dari penundaan tersebut. Beberapa akademisi memperkirakan penundaan itu menghemat lebih dari 140 juta dolar AS (Rp2,2 triliun) bagi Musk.
Sebagai bagian dari penyelidikan, SEC sebelumnya meminta pengadilan federal memaksa Musk memberikan kesaksian setelah ia gagal hadir dalam deposisi yang telah disepakati.
Tenggat Waktu dan Opsi PenyelesaianPada Selasa 12 Desember, SEC mengirimkan tawaran penyelesaian kepada Musk dengan tenggat waktu 48 jam, tetapi memperpanjang batas waktu hingga Senin atas permintaan tambahan waktu. Jika Musk tidak merespons, SEC kemungkinan akan melanjutkan proses pemberitahuan formal "Wells", yang menguraikan potensi tuduhan dan memberi kesempatan Musk untuk menanggapi.
Para pakar hukum menyebut tenggat 48 jam sebagai sesuatu yang tidak biasa. Umumnya, SEC lebih memilih menyelesaikan kasus melalui kesepakatan daripada membawa kasus ke pengadilan.
Respon Musk dan Tuduhan Bermotif PolitikPada Kamis 13 Desember, Musk membagikan surat dari pengacaranya, Alex Spiro, kepada Ketua SEC Gary Gensler melalui platform X. Surat tersebut menuduh SEC bertindak secara politis, dengan mempertanyakan apakah tindakan itu diarahkan oleh Gensler atau Gedung Putih.
Surat itu juga mengungkap bahwa SEC telah membuka kembali penyelidikan terhadap Neuralink, perusahaan chip otak milik Musk. Sementara Neuralink tidak memberikan komentar, sejumlah anggota parlemen AS dan aktivis hak-hak hewan sebelumnya mendesak SEC untuk menyelidiki klaim Musk tentang keamanan implan Neuralink.
Penyelidikan SebelumnyaSEC pertama kali menggugat Musk pada 2018, menuduhnya melanggar hukum ketika ia menyatakan di media sosial bahwa ia telah "mendapatkan pendanaan" untuk menjadikan Tesla sebagai perusahaan privat, meskipun penyelidikan menemukan klaim tersebut tidak benar.
Musk kemudian menyetujui penyelesaian, termasuk syarat bahwa beberapa unggahannya harus ditinjau oleh pengacara sebelum dipublikasikan. Namun, Musk sering menentang temuan SEC dan menuduh badan tersebut melakukan pelecehan, tuduhan yang diulang oleh Spiro dalam suratnya.
Sebagai pendukung utama Presiden terpilih Donald Trump, Musk akan memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah yang baru dibentuk, dengan tugas mengurangi biaya pemerintahan. Posisi ini berpotensi memberinya pengaruh atas SEC, yang memicu dugaan bahwa penyelidikan SEC bermotif politik.
Namun, sumber lain berargumen bahwa tidak mengejar pelanggaran sekuritas yang diyakini dilakukan Musk justru akan menjadi langkah politis.
JAKARTA – Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) memberikan waktu hingga Senin 16 Desember bagi Elon Musk untuk menanggapi tawaran penyelesaian terkait penyelidikan atas akuisisi Twitter senilai 44 miliar dolar AS (Rp705,4 triliun) pada 2022. Informasi ini diungkapkan oleh sumber yang memahami masalah tersebut kepada Reuters.
Langkah ini menunjukkan penyelidikan mungkin mendekati akhir, menjadi perkembangan terbaru dalam konflik panjang antara regulator pasar AS dengan salah satu orang terkaya di dunia.
SEC sedang menyelidiki apakah Musk melanggar undang-undang sekuritas ketika membeli saham Twitter, yang kemudian diubah namanya menjadi X, serta pernyataan dan dokumen yang diajukan terkait kesepakatan tersebut.
Sumber menyebut bahwa SEC memeriksa keterlambatan lebih dari 10 hari dalam pengajuan dokumen Musk terkait pembelian saham Twitter dan apakah ia berniat mengambil keuntungan dari penundaan tersebut. Beberapa akademisi memperkirakan penundaan itu menghemat lebih dari 140 juta dolar AS (Rp2,2 triliun) bagi Musk.
Sebagai bagian dari penyelidikan, SEC sebelumnya meminta pengadilan federal memaksa Musk memberikan kesaksian setelah ia gagal hadir dalam deposisi yang telah disepakati.
Tenggat Waktu dan Opsi PenyelesaianPada Selasa 12 Desember, SEC mengirimkan tawaran penyelesaian kepada Musk dengan tenggat waktu 48 jam, tetapi memperpanjang batas waktu hingga Senin atas permintaan tambahan waktu. Jika Musk tidak merespons, SEC kemungkinan akan melanjutkan proses pemberitahuan formal "Wells", yang menguraikan potensi tuduhan dan memberi kesempatan Musk untuk menanggapi.
Para pakar hukum menyebut tenggat 48 jam sebagai sesuatu yang tidak biasa. Umumnya, SEC lebih memilih menyelesaikan kasus melalui kesepakatan daripada membawa kasus ke pengadilan.
Respon Musk dan Tuduhan Bermotif PolitikPada Kamis 13 Desember, Musk membagikan surat dari pengacaranya, Alex Spiro, kepada Ketua SEC Gary Gensler melalui platform X. Surat tersebut menuduh SEC bertindak secara politis, dengan mempertanyakan apakah tindakan itu diarahkan oleh Gensler atau Gedung Putih.
Surat itu juga mengungkap bahwa SEC telah membuka kembali penyelidikan terhadap Neuralink, perusahaan chip otak milik Musk. Sementara Neuralink tidak memberikan komentar, sejumlah anggota parlemen AS dan aktivis hak-hak hewan sebelumnya mendesak SEC untuk menyelidiki klaim Musk tentang keamanan implan Neuralink.
Penyelidikan SebelumnyaSEC pertama kali menggugat Musk pada 2018, menuduhnya melanggar hukum ketika ia menyatakan di media sosial bahwa ia telah "mendapatkan pendanaan" untuk menjadikan Tesla sebagai perusahaan privat, meskipun penyelidikan menemukan klaim tersebut tidak benar.
Musk kemudian menyetujui penyelesaian, termasuk syarat bahwa beberapa unggahannya harus ditinjau oleh pengacara sebelum dipublikasikan. Namun, Musk sering menentang temuan SEC dan menuduh badan tersebut melakukan pelecehan, tuduhan yang diulang oleh Spiro dalam suratnya.
Sebagai pendukung utama Presiden terpilih Donald Trump, Musk akan memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah yang baru dibentuk, dengan tugas mengurangi biaya pemerintahan. Posisi ini berpotensi memberinya pengaruh atas SEC, yang memicu dugaan bahwa penyelidikan SEC bermotif politik.
Namun, sumber lain berargumen bahwa tidak mengejar pelanggaran sekuritas yang diyakini dilakukan Musk justru akan menjadi langkah politis.
JAKARTA – Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) memberikan waktu hingga Senin 16 Desember bagi Elon Musk untuk menanggapi tawaran penyelesaian terkait penyelidikan atas akuisisi Twitter senilai 44 miliar dolar AS (Rp705,4 triliun) pada 2022. Informasi ini diungkapkan oleh sumber yang memahami masalah tersebut kepada Reuters.
Langkah ini menunjukkan penyelidikan mungkin mendekati akhir, menjadi perkembangan terbaru dalam konflik panjang antara regulator pasar AS dengan salah satu orang terkaya di dunia.
SEC sedang menyelidiki apakah Musk melanggar undang-undang sekuritas ketika membeli saham Twitter, yang kemudian diubah namanya menjadi X, serta pernyataan dan dokumen yang diajukan terkait kesepakatan tersebut.
Sumber menyebut bahwa SEC memeriksa keterlambatan lebih dari 10 hari dalam pengajuan dokumen Musk terkait pembelian saham Twitter dan apakah ia berniat mengambil keuntungan dari penundaan tersebut. Beberapa akademisi memperkirakan penundaan itu menghemat lebih dari 140 juta dolar AS (Rp2,2 triliun) bagi Musk.
Sebagai bagian dari penyelidikan, SEC sebelumnya meminta pengadilan federal memaksa Musk memberikan kesaksian setelah ia gagal hadir dalam deposisi yang telah disepakati.
Tenggat Waktu dan Opsi PenyelesaianPada Selasa 12 Desember, SEC mengirimkan tawaran penyelesaian kepada Musk dengan tenggat waktu 48 jam, tetapi memperpanjang batas waktu hingga Senin atas permintaan tambahan waktu. Jika Musk tidak merespons, SEC kemungkinan akan melanjutkan proses pemberitahuan formal "Wells", yang menguraikan potensi tuduhan dan memberi kesempatan Musk untuk menanggapi.
Para pakar hukum menyebut tenggat 48 jam sebagai sesuatu yang tidak biasa. Umumnya, SEC lebih memilih menyelesaikan kasus melalui kesepakatan daripada membawa kasus ke pengadilan.
Respon Musk dan Tuduhan Bermotif PolitikPada Kamis 13 Desember, Musk membagikan surat dari pengacaranya, Alex Spiro, kepada Ketua SEC Gary Gensler melalui platform X. Surat tersebut menuduh SEC bertindak secara politis, dengan mempertanyakan apakah tindakan itu diarahkan oleh Gensler atau Gedung Putih.
Surat itu juga mengungkap bahwa SEC telah membuka kembali penyelidikan terhadap Neuralink, perusahaan chip otak milik Musk. Sementara Neuralink tidak memberikan komentar, sejumlah anggota parlemen AS dan aktivis hak-hak hewan sebelumnya mendesak SEC untuk menyelidiki klaim Musk tentang keamanan implan Neuralink.
Penyelidikan SebelumnyaSEC pertama kali menggugat Musk pada 2018, menuduhnya melanggar hukum ketika ia menyatakan di media sosial bahwa ia telah "mendapatkan pendanaan" untuk menjadikan Tesla sebagai perusahaan privat, meskipun penyelidikan menemukan klaim tersebut tidak benar.
Musk kemudian menyetujui penyelesaian, termasuk syarat bahwa beberapa unggahannya harus ditinjau oleh pengacara sebelum dipublikasikan. Namun, Musk sering menentang temuan SEC dan menuduh badan tersebut melakukan pelecehan, tuduhan yang diulang oleh Spiro dalam suratnya.
Sebagai pendukung utama Presiden terpilih Donald Trump, Musk akan memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah yang baru dibentuk, dengan tugas mengurangi biaya pemerintahan. Posisi ini berpotensi memberinya pengaruh atas SEC, yang memicu dugaan bahwa penyelidikan SEC bermotif politik.
Namun, sumber lain berargumen bahwa tidak mengejar pelanggaran sekuritas yang diyakini dilakukan Musk justru akan menjadi langkah politis.
JAKARTA The United States Securities and Exchange Commission (SEC) gave Elon Musk until Monday December 16 to respond to a settlement offer related to an investigation into the acquisition of US$44 billion worth of Twitter (Rp705.4 trillion) in 2022. This information was disclosed by sources familiar with the matter to Reuters.
The move suggests the investigation may be nearing its end, becoming the latest development in a long conflict between US market regulators and one of the richest people in the world.
The SEC is investigating whether Musk violated securities laws when buying Twitter shares, which later changed its name to X, as well as statements and documents submitted regarding the deal.
Sources said that the SEC examined delays of more than 10 days in Musk's filing documents regarding the purchase of Twitter shares and whether he intended to take advantage of the delay. Some academics expect the delay to save Musk more than $140 million.
As part of the investigation, the SEC previously asked federal courts to force Musk to testify after he failed to attend the agreed deposition.
On Tuesday 12 December, the SEC sent a settlement offer to Musk with a deadline of 48 hours, but extended the deadline until Monday over additional requests for time. If Musk does not respond, the SEC is likely to continue the formal notification process of "Wells", outlining potential allegations and giving Musk the opportunity to respond.
Legal experts call the 48-hour deadline unusual. Generally, the SEC prefers to settle cases through an agreement rather than bring cases to court.
On Thursday December 13, Musk distributed a letter from his lawyer, Alex Spiro, to SEC Chair Gary Gensler via platform X. The letter accused the SEC of acting politically, by questioning whether the action was directed by Gensler or the White House.
The letter also revealed that the SEC had reopened its investigation into Neuralink, Musk's brain chip company. While Neuralink did not comment, a number of US lawmakers and animal rights activists previously urged the SEC to investigate Musk's claims about the safety of Neuralink's implants.
The SEC first sued Musk in 2018, accusing him of breaking the law when he stated on social media that he had "received funding" to make Tesla a private company, although the investigation found the claim to be untrue.
Musk then approved the settlement, including the condition that some of his posts should be reviewed by lawyers before publication. However, Musk often opposed the SEC's findings and accused the agency of harassment, the charges repeated by Spiro in his letter.
As the main supporter of President-elect Donald Trump, Musk will lead the newly formed Department of Government Efficiency, tasked with reducing government costs. This position has the potential to have an influence on the SEC, which sparked allegations that the SEC's investigation was politically motivated.
However, other sources argue that not pursuing the securities violation that Musk believes will actually be a political move.