Pabrik Vaksin Terbesar Dunia Serum Institute of India Kebakaran
JAKARTA - Kebakaran besar terjadi di sebuah pabrik yang sedang dibangun untuk Serum Institute of India (SII). Perusahaan itu merupakan pembuat vaksin terbesar di dunia.
Meski begitu kebakaran tak memengaruhi produksi vaksin virus corona, kata sumber yang dekat dengan perusahaan itu. Dilansir Aljazeera, asap gelap membentuk awan abu-abu besar di atas situs di Pune, Negara bagian Maharashtra, India Barat, Kamis, 21 Januari.
SII memproduksi jutaan dosis vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca untuk India dan banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah lainnya. Perusahaan juga bersiap memproduksi vaksin yang sedang dikembangkan oleh perusahaan Amerika Serikat, Novavax Inc.
Laporan mengatakan kobaran api terjadi di pabrik baru yang sedang dibangun di fasilitas besar itu. Kantor pemadam kebakaran Pune mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa lima truk pemadam kebakaran telah dikirim ke lokasi tersebut.
"Kami tidak memiliki informasi lain ... Sejauh mana kebakaran atau apakah ada orang yang terjebak," kata seorang pejabat.
Tidak ada kabar segera tentang korban, atau penyebab kebakaran. "Itu tidak akan mempengaruhi produksi vaksin COVID-19," kata sumber di Serum Institute kepada kantor berita AFP.
اقرأ أيضا:
Awal bulan ini, regulator India menyetujui dua vaksin virus corona: Covishield, yang diproduksi oleh SII, dan Covaxin, yang dibuat oleh perusahaan lokal Bharat Biotech. India memulai salah satu peluncuran vaksin terbesar di dunia pada hari Sabtu, yang bertujuan untuk memvaksinasi 300 juta orang pada Juli dengan Covishield dan Covaxin.
Banyak negara lain bergantung pada SII untuk memasok vaksin kepada mereka. India mulai mengekspor vaksin pada Rabu, dengan gelombang pertama dikirim ke Bhutan dan Maladewa, diikuti oleh dua juta dosis ke Bangladesh dan satu juta ke Nepal.
Negara tersebut berencana untuk menawarkan 20 juta dosis kepada tetangganya di Asia Selatan, dengan Amerika Latin, Afrika dan Asia Tengah berikutnya. SII juga berencana untuk memasok 200 juta dosis ke Covax, upaya yang didukung Organisasi Kesehatan Dunia untuk mendapatkan dan mendistribusikan inokulasi ke negara-negara miskin.