Menyimak Potensi Dampak Ekonomi dari Pemakzulan Trump

JAKARTA - Pemakzulan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump langsung spontan berimbas pada pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun 0,59 persen ke level 6.249,93 pada hari ini. Koreksi IHSG hari ini memutus rentetan IHSG yang selalu ditutup menghijau selama empat hari beruntun.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan, dampak instan dari pemakzulan Trump tersebut yakni aliran dana asing hari ini keluar Rp261 miliar dalam bentuk penjualan bersih saham.

"Investor cenderung memitigasi risiko dengan mengalihkan ke aset yang aman yakni emas. Pelaku usaha kini menunggu kelanjutan keputusan Senat yg akan memberikan keputusan final. Imbas ke Indonesia dikhawatirkan akan berpengaruh ke keputusan investasi dari AS. Padahal kita sedang butuh dana investasi AS masuk ke indonesia," ujar Bhima kepada VOI, Kamis 19 Desember.

Dilansir dari Bloomberg, investor terus memantau kondisi politik di Washington, di mana Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS yang dipimpin Partai Demokrat memilih untuk memakzulkan Presiden Donald Trump karena dituduh telah menyalahgunakan kekuasaan dan menghalang-halangi upaya penyelidikan Kongres.

Dua pasal pemakzulan yang diajukan partai Demokrat dilaporkan memenangkan sebagian besar suara di DPR AS dan akan diajukan ke Senat bulan depan untuk memutuskan apakah akan mencopot Trump dari jabatannya.

Reaksi pasar atas hasil voting DPR, bagaimanapun, sejauh ini terbatas karena Senat AS, yang dikontrol Republik, diantisipasi luas tidak akan memilih untuk menggulingkan Trump dari jabatannya.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Indonesia harus mewaspadai adanya pemakzulan terhadap Presiden AS Donald Trump oleh DPR AS yang berpotensi memiliki dampak bagi perekonomian tanah air.

“Itu menimbulkan confidence melemah dari pelaku ekonomi sehingga mempengaruhi kesehatan perekonomian AS. Kita perlu mewaspadai dinamika ini,” katanya.

Sri Mulyani menuturkan pemakzulan itu merupakan sebuah dinamika politik yang akan berpengaruh terhadap sektor perekonomiannya sehingga juga memiliki efek untuk negara-negara lain termasuk Indonesia.

“Sebagai negara ekonomi terbesar di dunia tentu ini memberikan pengaruh dari sisi confidence ekonomi AS ke depan apakah situasi ini masih akan berlanjut hingga pemilihan 2020,” katanya.

Di sisi lain, Menkeu menegaskan Indonesia harus tetap menghargai terkait keputusan pemakzulan terhadap Trump sebab hal itu merupakan sebuah dinamika dan proses politik dari sebuah negara.

“Bagi kita itu kalau dari sisi politik adalah dinamika dan proses dari negara sehingga kita hormati saja. Tapi kita tetap mewaspadai pengaruhnya yang akan merembes ke ekonomi Indonesia,” tegasnya.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menuturkan, pengaruh pemakzulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump oleh DPR AS minim. Hal ini tercermin dari nilai tukar rupiah yang masih menguat.

"Pengaruhnya ke Indonesia minimal, seperti di nilai tukar kita tak melihat pengaruh signifikan. Rupiah masih bergerak di bawah level Rp 14 ribu atau tepatnya di antara Rp13.980-13.990 per dolar AS," jelasnya.

Sepanjang bulan ini hingga 18 November, rupiah telah menguat 0,93 persen. Sedangkan sepanjang tahun ini, rupiah telah menguat 2,9 persen. Meski begitu, ia menjelaskan bahwa apa yang terjadi pada politik AS tentunya akan mempengaruhi kondisi pasar keuangan global. "Khususnya dalam jangka pendek" ujarnya.

Namun, menurut Perry, pengaruh global tersebut terhadap suatu negara juga bergantung pada kondisi ekonomi negara tersebut. Perekonomian Indonesia sendiri, sambung dia, saat ini masih cukup baik.

Perry menuturkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga ditopang konsumsi rumah tangga, ekspansi fiskal, dan perbaikan ekspor. Perkembangan terkini menunjukkan keyakinan konsumen meningkat bersamaan dengan pola musiman jelang akhir tahun sehingga dapat menopang konsumsi rumah tangga tetap baik.