Erupsi Tak Terduga dari Gunung Berapi White Island di Selandia Baru
JAKARTA - Lima orang dikabarkan tewas dalam peristiwa erupsi gunung berapi di White Island, Selandia Baru. Peristiwa ini terjadi sesaat puluhan wisatawan tengah mengunjungi gugusan pulau vulkanik yang berada dalam Bay of Plenty.
Berdasarkan data dari kepolisian setempat, sebanyak 47 turis asing sedang mengadakan tur di pulau tersebut. 24 wisatawan berasal dari Australia, sembilan orang dari Amerika Serikat (AS), lima orang dari Selandia Baru, empat orang asal Jerman, dua orang dari China dan seorang turis asal Malaysia.
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Arden memperkirakan ada sekitar 100 orang turis yang sedang berada di lokasi. Dirinya terus berupaya agar para wisatawan ini dapat segera dievakuasi.
"Situasi terus berkembang dan tentu saja kami akan memberikan penanganan kepada mereka yang terimbas," ungkap Jacinda seperti dikutip dari BBC, Selasa, 10 Desember.
White Island atau dalam bahasa lokal disebut Whakaari adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Selandia Baru. Meski demikian, pemandangan alam yang indah membuat tempat wisata ini menjadi magnet bagi para pelancong.
Letusan di White Islands terjadi pada pukul 14.30 waktu setempat. Saat letusan terjadi, ada sekitar 50 orang yang berada di White Island.
Salah satu turis selamat, Matthew Urey mengatakan saat letusan terjadi para wisatawan berlarian atau menceburkan diri ke laut. Beberapa di antara mereka berhasil diselamatkan ke atas kapal mengalami luka bakar di wajah hingga kaki.
"Gunung berapi itu benar-benar meletus saat kita berada di pulau itu. Kami baik-baik saja, tapi tanganku terbakar sehingga aku tidak bisa menggunakan ponselku. Dan aku tidak tahu berapa lama aku akan berada di sini," jelas Uray kepada ibunya, dikutip dari CNNInternational.
White Island atau Whakaari, adalah gunung berapi berbentuk kerucut yang paling aktif di Selandia Baru. Mengutip dari GeoNet, White Island merupakan gunung berapi vulkanik yang terbentuk lebih dari 150 ribu tahun lalu.
Gunung tersebut terakhir meletus besar pada 1914, yang menewaskan 12 penambang belerang. Pada April 2016, sebuah letusan berskala kecil sempat terjadi.
Karena pemandangan alamnya, gunung berapi ini menjadi salah satu objek wisata favorit di Selandia Baru. Setiap tahunnya, lebih dari 10 ribu wisatwan mengunjungi gunung ini.
Tak ada peringatan letusan
Melansir dari laporan Science Alert, erupsi gunung berapi di White Island terjadi dalam waktu singkat dan tergolong sebagai letusan freatik. Letusan yang sebagian besar terdiri dari gas atau uap air.
Penyebab dari karakteristik erupsi tersebut adalah adanya interaksi antara air dengan magma. Air tersebut bisa berasal dari air tanah, sistem hidrotermal, danau atau laut. Erupsi freaktik menghancurkan batuan di sekitarnya dan dapat menghasilkan abu.
Menurut badan meteorologi Selandia Baru, ini adalah letusan singkat yang tidak menunjukkan tanda-tanda peningkatan. Erupsi freatik yang berlangung secara tiba-tiba ini juga sulit untuk dipantau, karena bukan disebabkan aliran magma melainkan uap air.
Ray Cas, profesor dari Monash University, Australia, mengatakan seharusnya gunung White Island tidak menjadi objek wisata. Menurut dia, gunung tersebut menyimpan potensi bahaya besar.
"Bencana tinggal menunggu terjadi saja dalam beberapa tahun ini. Setelah mengunjunginya dua kali, saya merasa terlalu bahaya untuk mengizinkan turis setiap hari mengunjungi pulau itu dengan kapal atau helikopter," katanya.
Sejauh ini ada tujuh helikopter medis yang telah dikerahkan ke lokasi untuk mengevakuasi turis yang terjebak. Dikhawatirkan korban tewas masih akan terus bertambah karena letusan yang terjadi juga melontarkan bebatuan panas.