Kalbe Farma Milik Konglomerat Boenjamin Setiawan Kembangkan Vaksin COVID-19, Berapa Harga yang Dipatok?
JAKARTA - PT Kalbe Farma Tbk menyebutkan bahwa vaksin GX-19N untuk COVID-19 yang akan diproduksi oleh pihaknya tidak diberikan secara gratis. Artinya, untuk memperoleh vaksin kerja sama antara Kalbe dan Korea Selatan tersebut, masyarakat harus merogoh kocek.
Direktur, Kalbe Farma, Sie Djohan mengatakan manajemen perusahaan milik konglomerat Boenjamin Setiawan ini belum dapat menetapkan berapa harga vaksin GX-19N ini. Sebab, saat ini proses uji klinis IIB dan III masih akan dilakukan.
"Untuk harganya sendiri, saat ini kita belum bisa memberikan harga yang pasti karena masih dalam proses pengembangan," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Jumat, 9 Juli.
Djohan menegaskan, pihaknya akan berusaha menetapkan harga vaksin GX-19N di bawa harga rata-rata vaksin COVID-19 yang sudah digunakan saat ini. Artinya, harga tidak akan melebihi vaksin yang sudah ada.
Menurut Djohan, untuk harga ini prosesnya akan dikoordinasikan dengan perusahaan bioteknologi Genexine, Korea Selatan. Sebab, vaksin GX-19N sendiri merupakan hasil kerja sama Kalbe dengan Genexine.
Lebih lanjut, Djohan mengatakan Kalbe telah mengantongi izin uji klinis dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Pelaksanaan uji klinis dari tahap IIB dan III akan dimulai Juli 2021 dan diharapkan dapat melakukan analisa interim untuk keamanan dan efikasi atau kemampuan vaksin untuk mencetuskan kekebalan tubuh terhadap infeksi COVID-19 pada akhir tahun 2021.
Baca juga:
"Kami akan berusaha semaksimal mungkin bekerja sama dengan Genexine. Kami ingin pastikan harga yang kita tawarkan nanti tentunya tidak lebih mahal dari vaksin-vaksin yang saat ini sudah dipakai," katanya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, deoxyribonucleic acid (DNA) vaksin GX-19N memiliki potensi yang sangat baik untuk memberikan proteksi terhadap berbagai varian COVID-19. Bahkan, kemungkinan proteksi dalam jangka waktu yang lebih lama.
"Keamanan untuk vaksin GX-19N dilihat juga sangat baik karena tidak menggunakan viral vector dan adjuvant," ujar Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu.
Kementerian Kesehatan, kata Maxi, berharap semua tahapan pengembangan vaksin dapat diikuti dengan baik, sehingga vaksin dapat digunakan dengan aman.
"Kementerian Kesehatan menyambut baik dan mendukung pengembangan vaksin COVID-19 GX-19N, yang nantinya bisa menambah pemenuhan kebutuhan vaksin di Indonesia," jelasnya.