Kasus COVID-19 Anak-anak Meningkat, Kemenkes: Akibat Perilaku Orang Tuanya
JAKARTA - Terjadi kenaikan kasus COVID-19 yang menyerang anak-anak di Indonesia. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyebut penyebab utamanya adalah orang tua.
Nadia menuturkan, mayoritas kasus infeksi virus corona pada anak-anak ditularkan dari kehendak orang tuanya sendiri. Hal ini terlihat dari banyaknya anak-anak yang dibawa berkegiatan di luar rumah.
"Sebenarnya, sumber penularan COVID-19 meningkat pada anak karena perilaku orang tua yang tidak taat protokol kesehatan. Kita lihat anak-anak sekarang sudah dibawa ke mal, mudik, dan berwisata, sehingga risiko keterpaparan jadi besar," kata Nadia kepada VOI, Rabu, 23 Juni.
Oleh sebab itu, Nadia mengimbau agar para orang tua tetap mematuhi protokol kesehatan dan tidak membawa anaknya keluar dari rumah jika tidak memiliki keperluan mendesak.
"Tetap protokol kesehatan dan tidak membawa anak-anak ke tempat umum," ujar dia.
Baca juga:
- 2.584 Anak Usia 1-14 Tahun Jadi Pasien COVID di Bangka Belitung, Orang Tua dan Lingkungan Jadi Penyebab
- Kasihan! 2.430 Anak di Babel Positif COVID-19
- Kasus COVID-19 Memburuk, PKS: PPKM Mikro Tak Efektif, Berlakukan PSBB!
- Ketua PB IDI: Gunakan Paracetamol atau Ibuprofen Jika Alami KIPI Ringan Usai Vaksin
Sebelumnya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) peningkatan kasus COVID-19 pada anak- anak meningkat seiring masuknya varian delta di Indonesia. IDAI mengungkapkan setidaknya 1 dari 8 kasus COVID-19 merupakan kasus anak-anak.
Perbandingan itu menunjukan anak-anak menjadi kategori yang juga berisiko tertular COVID-19 bersamaan dengan orang dengan komorbid dan lansia.
Bahkan Indonesia menjadi peringkat pertama tingkat kematian tertinggi di dunia untuk kategori anak-anak yang terpapar COVID-19 dengan catatan tingkat case fatality rate 3-5 persen menurut IDAI.
Dari total kasus positif COVID-19 nasional saat ini, 12,5 persen dikontribusikan anak usia 0 hingga 18 tahun. Ini menunjukkan, satu dari delapan kasus positif Covid-19 di Indonesia merupakan anak.
“Anak-anak ini tidak hanya menjadi korban. Mereka juga bisa berperan jadi carrier (jika terpapar COVID-19) bagi orangtua dan kakek neneknya,” kata Ketua Terpilih Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi.
Salah satu provinsi yang mengalami kenaikan kasus COVID-19 adalah DKI Jakarta. Pada pertambahan kasus baru harian tertinggi, yakni sebesar 5.582 kasus pada Minggu, 20 Juni, sebanyak 665 kasus merupakan anak usia 5 sampai 18 tahun. Dan 224 anak di bawah lima tahun.
"Itu kira-kira 12 persen (dari total kasus harian Minggu, 20 Juni). Jadi, 16 persen dari kenaikan kasus adalah anak-anak," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Melihat masalah ini, Anies menganggap kondisi pandemi COVID-19 saat ini berbeda dengan tahun lalu. Di mana, telah muncul berbagai varian virus baru, yakni varian Alpha dari Inggris, varian Beta dari Afrika Selatan, hingga varian Delta dari India.
"Artinya, kita menghadapi situasi wabah yang berbeda dengan awal tahun kemarin. Besar kemungkinan adalah varian baru yang dengan mudah menular termasuk kepada anak-anak," ungkap dia.