Belajar dari Industri Otomotif Thailand, Airlangga Ungkap RI Perkuat Bauran Energi dan Ekosistem EV
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pemerintah akan tetap mengembangkan harmonisasi bauran energi (energy mix) dalam sektor otomotif untuk menjaga industri tetap berkembang di Tanah Air.
Airlangga menyampaikan, Indonesia perlu belajar dari pengalaman industri otomotif di Thailand, khususnya dalam menghadapi transisi dari mesin pembakaran internal (combustion engine) ke kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
Menurut Airlangga, perubahan tersebut menyebabkan disrupsi, bahkan dua pabrik otomotif asal Jepang di Thailand harus tutup.
Karena itu, Indonesia tidak boleh tertinggal dan perlu segera mengharmonisasi bauran energi (energy mix) dalam sektor otomotif.
“Kalau industri, kita belajar dari industri otomotif di Thailand. Itu dengan bergesernya dari industri combustion engine ke industri elektrik terjadi disrupsi. Jadi ada dua pabrik di sana tutup dari Jepang, sehingga kita tidak boleh ketinggalan untuk mengharmonisasi energy mix untuk otomotif,” tuturnya kepada awak media, Jumat, 16 Mei.
Sebagai negara penghasil biofuel, ia menyampaikan Indonesia memiliki peluang besar dalam pengembangan kendaraan ramah lingkungan berbasis mesin pembakaran yang lebih bersih.
"Jadi yang terkait dengan kendaraan ramah lingkungan berdasarkan combustion engine, kita masih ada multiple source. Satu ya tentu yang hybrid, yang kedua tentu pengembangan biosolar ke depan, biodiesel, bioethanol ini terus kita dorong," tegasnya.
Airlangga menegaskan, ini merupakan kekuatan ekonomi dalam negeri yang mendukung rantai nilai industri otomotif nasional.
Baca juga:
Selain itu, ia menyampaikan, Indonesia juga memiliki cadangan sumber daya penting seperti nikel, kobalt, dan mangan yang merupakan komponen utama dalam ekosistem kendaraan listrik (EV) sehingga pembangunan ekosistem EV harus dilakukan secara paralel dan menyeluruh.
"Tambahan lain dari kerjasama dengan Australia juga di Morowali juga ada ekosistem daripada battery cell EV ekosistem yang berbasis litium. Jadi Indonesia adalah salah satu produsen yang cukup lengkap di hulu daripada battery cell," ujarnya.