Wamenperin Pastikan Ormas yang Ganggu Proyek Pabrik BYD di Subang Sudah Diatasi

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan kabar gangguan aksi premanisme organisasi kemasyarakatan atau ormas di pabrik otomotif asal China, BYD, di Subang, Jawa Barat, saat ini sudah teratasi.

Hal itu disampaikan Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza saat ditemui awak media di kantornya, Senin, 28 April.

Faisol menyebut, gangguan ormas tersebut sudah diatasi langsung oleh pihak perusahaan.

Menurut dia, pihaknya sudah berkomunikasi dengan BYD dan semua sudah diatasi.

"Sudah kami cek. Biasa itu (gangguan ormas), kami harapkan itu tidak terjadi lagi. Kami sudah komunikasi dan BYD menyatakan bahwa mereka bisa atasi," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua MPR RI Ahmad Muzani meminta pemerintah maupun pihak berwenang menyelesaikan masalah pabrik BYD di Subang, Jawa Barat, yang diganggu oknum ormas. Muzani menilai, investasi harus dijaga dengan baik.

"Di satu sisi saya kira investasi harus dijaga bukan hanya oleh peraturan dan daya dukung memadai. Ada peraturan memadai, ada daya dukung yang memadai seperti infrastruktur. Tapi, ada kondisi sosial masyarakat yang juga harus kondusif," ujar Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, dikutip Jumat, 26 April.

"Tidak cukup masyarakat kondusif, tapi ternyata ada persoalan infrastruktur yang rusak sehingga mengganggu akses ataupun transportasi. Jalan rusak, masyarakat bagus, tapi peraturan-peraturan pemerintahnya tidak paralel dengan iklim investasi," sambungnya.

Menurut Muzani, peraturan pemerintah dan segala pendukungnya harus saling memadai. Oleh karena itu, dia menilai, pemerintah dan pihak berwenang terkait harus segera menuntaskan persoalan ini.

"Semuanya harus sesuai dengan iklim investasi. Jika ada satu-dua di antara hal-hal tersebut tentu saja itu harus segera diselesaikan, termasuk oleh kelompok kekuatan masyarakat atas nama apa pun," tuturnya.

Adapun pabrik BYD di Indonesia itu diklaim menjadi pabrik otomotif terbesar di wilayah Asia Tenggara.

Saat ini, luas lahan pabrik BYD adalah 108 hektare dan telah memutuskan pengembangan serta penambahan baru menjadi 126 hektare.

Pabrik tersebut direncanakan memulai produksi komersial pada awal 2026, yang akan memiliki kapasitas produksi sebanyak 150.000 unit per tahun, dengan total nilai investasi sekitar 1 miliar dolar AS.