Wamen Tiko soal Laba BUMN Turun 7,03 Persen: Crack Spread Kilang Pertamina Menyempit

JAKARTA - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan bahwa laba konsolidasi BUMN untuk tahun buku 2024 turun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Berdasarkan data yang dipaparkan, capaian laba konsolidasi BUMN tahun buku 2024 ini hanya mencapai Rp304 triliun atau anjlok 7,03 persen dibanding 2023.

Tiko sapaan akrab Kartika Wirjoatmodjo mengatakan penurunan itu salah satunya disebabkan karena makin menyempitnya perbedaan antara harga minyak mentah dengan harga produk minyak yang siap digunakan atau crack spread dari kilang milik PT Pertamina (Persero).

“Prediksi kami laba bersih di tahun 2024 akan sedikit turun karena makin sempitnya crack spread dari kilang Pertamina,” ujarnya dalam acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2025, Selasa, 11 Februari.

Meski begitu, Tiko menekankan bahwa BUMN tidak hanya mengejar keuntungan semata bagi pemerintah. Namun, juga berupaya memberikan layanan publik.

“Tapi perlu diingat bahwa BUMN Indonesia bukan hanya menciptakan nilai dan kontribusi laba bagi pemerintah. Tetapi kami juga melakukan layanan publik secara masif dan peran menjadi pelopor industri di Indonesia,” ucapnya.

Tiko mengatakan meskipun laba konsolidasi BUMN terkoreksi, tetapi tingkat pertumbuhan tahunan gabungan dalam pendapatan perusahaan pelat merah mencapai sekitar 6 persen.

Lebih lanjut, Tiko mengatakan, pertumbuhan portofolio aset dan ekuitas BUMN menunjukkan pertumbuhan yang sehat, di mana return of asset (ROA) BUMN tumbuh 3 persen dan return of equity (ROE) tumbuh 10 persen sepanjang 2024.

“Kami mendekati 3 persen untuk total aset dan juga mencapai 10 persen equity,” katanya.