Pemerintah Tahan 100 persen Dana DHE, Kadin Berharap Perhatikan Likuiditas para Eksportir

JAKARTA - Pemerintah berencana untuk menahan devisa hasil ekspor (DHE) menjadi 100 persen selama setahun positif guna meningkatkan cadangan devisa dan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie berharap pemerintah turut memperhatikan, likuiditas dan kebutuhan dana investasi para eksportir agar kebijakan yang memiliki tujuan baik ini tidak kontraproduktif bagi dunia usaha.

“Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mendukung semua upaya pemerintah untuk memperkuat perkonomian nasional. Tujuan penahanan DHE adalah untuk memperkuat nilai tukar rupiah agar tidak terlalu volatile. Itu kami setuju. Apalagi cadangan devisa kita tidak besar,” ujarnya dalam keterangannya pers, Kamis, 23 Januari.

Meski demikian, Anin menyampaikan cash flow atau kebutuhan likuiditas para eksportir juga perlu diperhatikan lantaran jika para eksportir membutuhkan devisa untuk mengimpor bahan baku dan barang modal untuk investasi, likuiditas harus tersedia dan perlu juga dijaga agar mereka tidak dirugikan.

“Para eksportir adalah juga importir, apalagi pelaku usaha yang bergerak di bidang industri manufaktur,” jelasnya.

Anin menyampaikan para eksportir juga membutuhkan rupiah untuk kebutuhan di dalam negeri sehingga dengan penahanan DHE selama satu tahun, para eksportir perlu mendapatkan solusi yang menguntungkan ketika mereka membutuhkan rupiah.

Menurutnya jika pelaku usaha mengalami kesulitan likuiditas dan dana investasi untuk ekspansi usaha, kelak ekspor akan terganggu.

Anin menyampaikan sebagai mitra pemerintah, para pelaku usaha, termasuk eksportir, yang tergabung di Kadin berperan aktif menggerakkan pembangunan nasional, mewujudkan pertumbuhan ekonomi 8 persen, melakukan ekspansi usaha, dan membuka lapangan pekerjaan baru.

Hingga saat ini, Anin menyampaikan pelaku usaha swasta berencana untuk terlibat lebih besar dalam pembangunan infrastruktur, sektor pertanian untuk ketahanan pangan, dan industri hulu hingga hilir.

Menurutnya jangan sampai rencana kolaborasi besar pemerintah-swasta-BUMN terganggu oleh kebijakan yang kurang mendukung.

“Kami yakin, pemerintah akan membuat kebijakan yang menguntungkan semua pihak demi lapangan kerja, stabilitas, dan pertumbuhan ekonomi,” kata Anin.

Anin berharap insentif yang sedang dipersiapkan pemerintah dalam revisi PP baru tentang DHE memberikan keuntungan semua pihak. Cadangan devisa meningkat, tapi eksportir tidak dirugikan.

Pada perdagangan valas, Rabu, 22 Januari, rupiah berada di level Rp16.322 per dolar AS. Cadangan devisa Indonesia yang dikuasai Bank Indonesia (BI) pada Desember 2024 sebesar 155,7 miliar dolar AS, meningkat dari 135,9 miliar dolar AS tahun 2020.

Sementara cadangan devisa Thailand dan Singapura pada periode yang sama, masing-masing, 237 miliar dolar AS dan 506,7 miliar dolar AS.

Pada tahun 2024, ekspor Indonesia sebesar 264,7 miliar dolar AS, naik tipis dari tahun 2023, tapi turun dari 292,9 miliar dolar AS tahun 2022, saat pandemi masih mendera sebagian besar belahan dunia.

Adapun pada tahun 2024, ekspor Singapura sebesar 515 miliar dolar AS, Vietnam 453,7 miliar dolar AS, Malaysia 312,96 dolar AS, dan Thailand 280 miliar dolar AS.