Abaikan Prokes, Indonesia Diminta Belajar dari Lonjakan Kasus COVID-19 di India

JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris mengimbau Indonesia belajar dari ledakan kasus COVID-19 di India yang kembali mencetak rekor tertinggi dengan mencatatkan lebih dari 200 ribu kasus baru dalam sehari. 

Dia menilai lonjakan kasus di India harus menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia. Menurutnya, vaksinasi nasional tidak ada artinya tanpa disertai penerapan protokol kesehatan yang ketat. 

"Dari kasus di India, kita hendaknya belajar bahwa vaksinasi penting sebagai intervensi untuk menciptakan herd immunity (kekebalan kawanan). Namun, tanpa dibarengi penerapan protokol kesehatan, masyarakat belum bisa sepenuhnya terlindungi dari penularan COVID-19," ujar Charles dalam keterangannya, Jumat, 16 April.

Politikus PDIP itu mengatakan, otoritas India sudah menyuntikkan 100 juta dosis vaksin COVID-19 ke warganya. Meski laju vaksinasi sangat tinggi, masih terdapat pertemuan-pertemuan massal tanpa protokol kesehatan yang menyebabkan kasus virus Corona memuncak.

"Lonjakan kasus di India misalnya, harus menjadi pelajaran Indonesia bahwa di negara dengan laju vaksinasi yang cepat sekalipun, kasus baru COVID-19 bisa meledak ketika protokol kesehatan diabaikan," tegas Charles.

Karenanya legislator DKI Jakarta itu meminta Pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus semakin tegas dalam menegakkan aturan terkait penerapan protokol kesehatan. 

"Sebagaimana vaksinasi tidak bisa menjadi alasan masyarakat mengendurkan prokes, penegakan aturan prokes juga tidak boleh kendur lantaran vaksinasi sudah berjalan," tandas Charles.

Seperti dikabarkan, India melaporkan rekor infeksi harian virus COVID-19 baru dengan 200.739 kasus selama 24 jam terakhir. 

Berdasarkan data yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan setempat, Kamis, 15 April, ini adalah pertama kalinya kasus harian di India tembus di atas 200.000 sejak pandemi COVID-19 muncul di negara tersebut.

Dengan tambahan tersebut, total beban kasus COVID-19 di India mencapai 14,1 juta. Kini, India pun berada di belakangan Amerika Serikat (AS) yang memimpin perhitungan global dengan 31,4 juta kasus. 

India juga melaporkan tambahan 1.038 kematian pada hari ini. Sehingga total kematian akibat COVID-19 di negara tersebut menjadi 173.123. 

Lonjakan kasus COVID-19 di India datang bersamaan dengan festival Kumbh Mela yang berpusat di sungai Gangga. Setidaknya, lebih dari 3 juta umat Hindu mengikuti festival ini.

Dalam festival tersebut, langkah pencegahan penularan virus tak dapat dilakukan. Mengingat jumlah peserta yang membeludak.